Friday, November 18, 2016

Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia

PENDAHULUAN
Pada awalnya nenek moyang kita memiliki kepercayaan asli, yakni kepercayaan terhadap roh nenek moyang dan kepercayaan terhadap tenaga-tenaga gaib yang ada di alam semesta ini. Animisme, ialah suatu kepercayaan akan kesaktian oh nenek moyang. Roh ini sangat dipuja-puja karena masyarakat zaman dahulu beranggapan bahwa nenek moyang yang mewariskan dan melindungi adat. Kesejahteraan masyarakat bergantung kepada penuaian kewajiban orang-seorang, yakni adat. Dinamisme, ialah kepercayaan akan adanya tenaga-tenaga gaib pada manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, benda-benda dan sebagaianya. Kepercayaan akan adanya tenaga gaib itu merupakan bagian penting daripada hidup daripada hidup kerohanian nenek moyang pada masa itu.

Summary Jurnal: ISLAMIC FUNDAMENTALISM IN LATE-COLONIAL INDONESIA: THE PERSATUAN ISLAM REVISITED

Persatuan Islam adalah organisasi yang berpengaruh dalam penulisan keislaman di Indonesi apada awal abad dua puluh. Ide-ide yang modern dan fundamental serta ideologinya yang murni mampu dianggap sebagai warisan penting dalam membentuk identitas Islam di Asia Tenggara. Persatuan Islam didirikan di Bandung oleh sekelompok cendekiawan muslim pada tahun 1923. persatuan Islam menggunakan sistem belajar klasikal. Materi yang diajarkan adalah 75% pelajaran agama dan 25% untuk pelajaran umum untuk di kelas-kelas dasar. Tapi untuk kelas lebih atas perbandingan pelajarannya adalah 50:50.

Pergulatan Muslim Komunis Sebuah Otobiagrafi Dari Hasan Raid

Dari tulisan singkat mengenai pengalaman semasa hidupnya tentang pergulatan antara paham komunis dan muslim. Hasan Raid sebagai tokoh utama, anggota PKI dan juga beliau merupakan seorang agamis serta memahami islam dengan kuat. Ada beberapa faktor yang menyebabkan Hasan Raid ikut serta dalam PKI ialah karena dalam paham PKI sendiri secara terbuka mengemukakan bahwa yang menjadi persoalan ialah mengenai hubungan manusia satu dengan setelah manusia ada.

Monday, November 14, 2016

Partai politik Indonesia

Pendahuluan
Partai berasal dari bahasa latin, partire yang bermakna membagi. Partai adalah seseatu yang sangat asing bagi masyarakat pada awal abad ke XVII. Partai sebagaimana kita ketahui sebagai istilah politik sehari-hari untuk menunjuk kekuatan politik di masyarakat kita tidaklah lahir dengan mudah. Sebagaimana instusi-instusi politik lainnya., partai politik menyita waktu dan pengorbanan besar dari para pencipta dan pendukungnya sebelum dikenal dan diterima secara luas sebagai suatu kelengkapan kehidupan politik manusia modern.

Landrefrom di Indonesia

Pengertian landreform adalah perombakan mengenai kepemilikan dan penguasaan tanah, serta hubungan-hubungan yang bersangkutan dengan penguasaan tanah. Dalam arti luas landreform lebih merupakan sebuah alat perubahan sosial dalam perkembangan ekonomi selain merupakan manifestasi dari tujuan politik, kebebasan dan kemerdekaan suatu bangsa. Pelaksanaan konsep landrefrom merupakan upaya yang dilakukan oleh setiap negara untuk melakukan perubahan dalam proses pemilikan tanah. Oleh karena itu pelaksanaan landrefrom ini berkaitan erat dengan keinginan politik dari suatu negara. Hal ini membuat PBB memberikan perhatian yang serius terhadap pelaksaanaan landreform didunia, khususnya Indonesia.

Kebijakan Thomas. S. Raffles (Sewa Tanah atau Landrente 1811-1816)

Tanggal 17 September Jansen menandatangi surat menyerah dari Inggris di Salatiga. Pada tanggal itu pula Thomas Raffles diangkat menjadi Letnan Gubernur di Jawa, pada saat pemerintahan Inggris tidak ada istilah Gubernur Jendral. Alasan dipilihnya Raffles adalah karena orang yang telah banyak mempelajari masalah Jawa dan Melayu. Dalam pemerintahannya Raffles menerapkan politik Liberal yang bertujuan untuk mensejahterakan rakyat dan juga memberikan kebebasan khususnya pada penanaman tanaman dagang. Pelaksaanan politik liberal berarti stuktur tradisional dan feodal Jawa perlu dirombak dan bila perlu diganti.

Visual Art (seni lukis dan seni batik)

Seni dapat dijabarkan sebagai suatu keindahan. Sejarah kesenian berhubungan dengan seni sebagai ilmu yang berkaitan dengan estetika dan dengan seni manusia diantarkan dari dunia kegiatan manusia ke dunia keagungan estetika. Setiap manusia dapat mengapresiasikan suatu karya seni. Untuk mengapresiasikan karya seni tidak perlu membawa bekal apapun dari kehidupan kita, tanpa pengetahuan apapun mengenai ide-ide serta masalah-masalahnya, tidak terbiasa dengan emosi-emosinya.[1]

Periodisasi Sejarah Kesenian Indonesia


Seni adalah emosi yang menjelma menjadi suatu titipan yang konkrit atau seni adalah hasil getaran jiwa dan keselarasan dari perasaan serta pikiran yang mewujudkan ciptaan yang indah dan murni. Periodesasi sejarah kesenian Indonesia, dalam perkembangan periodisasinya telah mengalami berbagai kemajuan seiiring dengan kompleksnya kebudayaan itu sendiri yang cenderung melesat tajam. Pada dasarnya, kesenian di Indonesia mempunyai lima tahap periodisasi kronologis yang juga mewakili tahapan kesenian lain yang tidak termaktup di dalamnya. Sedangkan periodisasi itu adalah

Sunday, November 13, 2016

Tari Saman

Pengertian
Suatu kesenian tradisionil yang dinamakan “saman” telah tumbuh dan berkembang di daerah Aceh Tengah khususnya dalam masyarakat Gayo. Alam Gayo terletak dipedalaman Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Tari saman sendiri lahir ± pada abad XIV, hingga saat ini masih terus berkembang dan tetap masih dalam bentuk aslinya yang hampir pada setiap desa di daerah tersebut tarian saman ini diciptakan serta dikembangkan oleh seorang tokoh Agama Islam bernama Syeh Saman, sehingga nama tari tersebut serupa (sinonim) nama penciptanya sendiri. Tari saman adalah perkembangan dari seni tari yang asalnya diberi nama “Pok pok Ane” yaitu nyanyian sajak dengan iringan tepukan tangan, tepukan dada dan tepukan paha. Kemudian oleh Syeh Saman kesenian Pok pok Ane tersebut diubah dan diperindah dengan berbagai ragam variasi. Ada gerakan tepuk tangan, tepuk dada, paha dengan tangan kanan dan kiri, berganti-gantian, sehingga lahirlah Saman Uman Sara. Saman Manjik dan lain-lain.

Seni Kriya: Pergumulan Mitos dan Mistis

“Dahulu, ia (seni) tampak sebagai agama, lalu pikiran dan akalpun dihipostatisirnya.”
Clement Greenberg


Meski seni kriya adalah bagian dari seni rupa, namun ada ketidaksamaan mendasar yang membedakan keduanya: seni rupa lebih menitikberatkan pada nilai estetikanya, sedangkan seni kriya lebih mengedepankan aspek fungsinya. Maka itulah, seni kriya sangat membutuhkan unsur kenyamanan sehingga nilai fungsinya dapat terpenuhi dengan baik.

Sejarah Singkat Seni Tari

         Seperti halnya dengan sejarah, kebudayaan akan melaju dengan seiiringnya jalnnya waktu. Kebudayaan lama akan runtuh dengan digantinya kebudayaan baru.[1] Dengan kata lain, semua perubahan tersebut memberi arti lain: kehidupan dengan menegaskan fungsinya dalam hubungannya dengan tujuan dari hidup itu sendiri. Seperti kata Koentjaraningrat: “Alam, kemajuan, dan perkembangan akal manusia sangat besar peranannya dalam pertumbuhan budaya.”[2]

Friday, November 11, 2016

Perkembangan Seni Rupa dalam Memberi Warna Dunia

“Seni Rupa Indonesia, seperti pula jenis seni-seni lainnya
 berkembang melalui proses yang sangat panjang.
 Perkembangan dari zaman ke zaman
 telah melalui banyak gesekan.
Baik gesekan peradaban, gesekan kepentingan,
gesekan pemikiran atau bahkan gesekan fisik
 antar sesama seniman itu sendiri”

Pendahuluan

Aliran tua (Klasik) lebih dikenal dengan sifat atau aliran seni yang “kaku” atau “kolot”. Aliran ini lebih menekankan kaidah-kaidah baku terhadap karya-karya seninya. Misalkan saja era klasik, seluruh hasil dari seni rupa berbentuk sama dengan aslinya (seragam). Jika patung ya bentuknya lebih manusiawi—bahkan patung dewa sekalipun. Jika lukisan maka akan berbentuk seperti aslinya. Bahkan Tony Buzan dalam bukunya “Sepuluh Cara Jadi Orang yang Jenius Kreatif”, memaparkan Leonardo Da Vinci dan Michael Angelo membuat gambar hewan dan manusia dengan menggunakan ukuran sebenarnya yang dikecilkan. Aliran Naturalis adalah klasik yang masih ada hingga sekarang dan akan terus ada hingga kapanpun. Aliran ini lebih menekankan hasil seni dengan “penempakan” sewajarnya dari objek imajinasi sang seniman.

Performing Art Modern Dan Tradisional

Performance art atau performing art  atau lebih sering dimasukkan dalam kategori seni pertunjukan telah mampu menempatkan dirinya sebagai salah satu unsur dalam perkembangan dan pertumbuhan seni di Indonesia. Seni pertunjukan ini secara umum dapat dibedakan atas: Seni Musik, Seni Tari, Seni Teater atau Drama. Memang ada anggapan bahwa film dapat dikategirikan sebagai performance art, tetapi perlu dibgaris bawahi disini bahwa bertolak dari pengertian performance art, maka penulis menempatkan film bukan sebagai salah satu bentuk dari performace art.

Seni Lukis Dalam Seni Rupa

Hampir semua pengarang buku Seni Rupa mengatakan bahwa mereka mendapat kesulitan untuk menerangkan secara jelas dan tegas tentang Seni Rupa, terutama tentang Seni Lukis. Sebenarnya seperti tidak mengherankan, karena seni paling tidak mengandung dua komponen yang pokok, yaitu komponen rasio dan komponen emosi. Mereka mendapat kesulitan karena disatu pihak untuk menelaah dan menerangkan Seni Rupa, mereka mengandung komponen emosi, bahkan komponen emosi ini kadang-kadang lebih dominan. Berbicara tentang emosi memerlukan kepekaan intuitif untuk mengungkapkannya, bukan melalui ukuran rasional.[1]

Sejarah Performence Art (Drama n Teater)

Pengertian drama & teater
Kata drama berasal dari bahasa Yunani draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak, bereaksi dan sebagainya: dan “drama” berarti: perbuatan, tindakan. Mengenai seni drama, terdapat beberapa pengertian yang mewakili arti dari drama itu sendiri. Pertama, drama adalah kualitas komunikasi, situasi, action (segala yang terlihat dalam pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (exciting), dan ketegangan pada pendengar dan penonton. Kedua, menurut Moulton, drama adalah “hidup yang dilukiskan dengan gerak” (life presen in action).
Jika buku roman menggerakkan fantasi kita, maka dalam drama kita melihat kehidupan manusia diekspresikan secara langsung di muka kita sendiri. Menurut Brander Mathews: konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama. Menurut Ferdinand Brunetierre: drama haruslah melahirkan kehendak manusia dengan action. Menurut Balthazar Verhagen: drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sikap manusia dengan gerak. Arti yang ketiga, drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog, yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan action di hadapan penonton (audience).[1]

Seni Batik

Seni dapat dijabarkan sebagai suatu keindahan. Sejarah kesenian berhubungan dengan seni sebagai ilmu yang berkaitan dengan estetika dan dengan seni manusia diantarkan dari dunia kegiatan manusia ke dunia keagungan estetika. Setiap manusia dapat mengapresiasikan suatu karya seni. Untuk mengapresiasikan karya seni tidak perlu membawa bekal apapun dari kehidupan kita, tanpa pengetahuan apapun mengenai ide-ide serta masalah-masalahnya, tidak terbiasa dengan emosi-emosinya.[1]

Thursday, November 10, 2016

Seni Bangun dalam Seni Rupa


M
anusia dengan kodrat alamnya telah menyenangi keindahan. Hal ini sudah kentara cirinya ketika mereka mulai menghias pada perkakas sehari-hari hingga tempat tinggal mereka. Seiiring dengan perkembangan kemudian dengan makin majunya pola hidup manusia, maka estetika seni mengalami perkembangan menuju ke arah harmonisme. Jadi jelaslah manusia sejak jaman purba telah membuat alam sekelilingnya seindah mungkin.

Sejarah Seni Kriya

            Seni Kriya jika ditilik dari bentuk perwujudannya, termasuk sebagai seni rupa.Jika ditilik dari sudut matranya, maka seni kriya termasuk ke dalam seni rupa dua matra, yaitu seni rupa yang mempunyai 2 ukuran, yaitu ukuran panjang dan lebar. Kata lain seni rupa dua matra bersifat dasar, tidak mempunyai ketebalan sehingga tidak memakan ruang, contoh dari seni kriya dua matra ini misalnya saja, kerajinan hiasan dinding Selain itu jenis seni kriya dapat pula dikategorikan ke dalam senirupa tiga matra. Seni rupa tiga matra yaitu seni yang memakan ruang karena mempunyai matra panjang , lebar dan tebal. Seni rupa tiga matra tidak mempunyai bidang dasar dan tidak datar, maka dari itu, penempatannya tidak menempel, tetap berdiri bebas. Da;am kategori ini, seni kriya yang termasuk didalamnya adalah gerabah (guci, keramik, pot tanah liat).

Periodisasi Sejarah Kesenian Indonesia

Sejarah kesenian Indonesia, dalam perkembangan periodisasinya telah mengalami berbagai kemajuan seiiring dengan kompleksnya kebudayaan itu sendiri yang cenderung melesat tajam. Pada dasarnya, kesenian di Indonesia mempunyai lima tahap periodisasi kronologis yang juga mewakili tahapan kesenian lain yang tidak termaktup di dalamnya. Sedangkan periodisasi itu adalah:

Wednesday, November 9, 2016

Kesenian Tunggal

Shock Therapy Seni Rupa Indonesia

“Angkatan Tua” lebih dikenal dengan sifat atau aliran seni yang “kaku” atau “kolot”. Angkatan ini lebih dapat menelorkan hasil seninya melalui pakem-pakem  yang sewajarnya. Aliran Naturalis kalau boleh dibilang adalah salah satu jalur dari “Aliran Tua” yang bertahan sampai saat ini. Aliran ini lebih menekankan hasil seni dengan “penampakan” sewajarnya dari objek imajinasi sang seniman.

Kanvas, Second Hands Sang Pelukis

Kemampuan seorang pelukis untuk mengubah bentuk sebuah kanvas kosong menjadi “hidup” mutlak diperlukan. Tidak peduli apakah lukisan tersebut beraliran Natuaralis, Abstrak atau Realis, maka tidak dapat tidak, harus mampu membuat sebuah kanvas menjadi barang yang “hidup”.Terlepas dari idealis seorang pelukis, maka hasil lukisan yagg dibuat setidaknya memuaskan dirinya sndiri dan orang yang melihatnya.

Pengaruh Kepadatan Penduduk Terhadap Masalah-masalah Sosial

A.                    PENDAHULUAN
Pada saat ini, kepadatan penduduk menjadi permasalahan yang semakin membebani dunia. Pada tahun 2000 jumlah penduduk dunia diperkirakan mencapai kurang lebih 6.100 juta jiwa. Tingginya pertumbuhan penduduk kota tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi di semua negara berkembang dan bahkan dunia. Sejak tahun 1950, penduduk kota di negara-negara berkembang bertambah lebih dari empat kali lipat, dari 300 juta pada tahun 1950 menjadi 1,3 milyar pada tahun 1990-an. Diperkirakan 2,7 milyar penduduk akan tinggal di kota pada tahun 2010. Masalah ini semakin rumit karena pertumbuhan penduduk perkotaan yang rata-rata mencapai angka 5,5% per tahun.

Tuesday, November 1, 2016

REVIEW BUKU: Sejarah Ekonomi Modern Indonesia (J. Thomas Lindblad)

Identitas Buku
Ø  Judul Buku               : Sejarah Ekonomi Modern Indonesia
Ø  Nama Pengarang      : J. Thomas Lindblad, Pengantar Dorodjatun Kuntjoro-Jakti
Ø  Penerbit                    : Pustaka LP3ES Indonesia
Ø  Kota terbit                : Jakarta
Ø  Tahun terbit              : 2000
Sejarah Ekonomi Modern Indonesia
A. Tema-tema kunci dalam Sejarah Ekonomi Indonesia
Kekuasaan kolonial di negeri Indonesia ini tergolong lama dan impresif, sehingga meninggalkan bekas-bekas yang terpola di berbagai aspek kehidupan yang sangat mempengaruhi karakter, sistem administrasi dan kebijakan yang dihasilkan bangsa Indonesia sepanjang perjalanan sejarahnya. Korelasi antara zaman kolonial dengan zaman-zaman sesudahnya ini menarik untuk dianalisis dan dicermati dengan melakukan berbagai studi mengenainya.

Kemiskinan Masyarakat Jawa Pada Masa Kolonial

Latar Belakang
Sistem Tanam Paksa yang diterapkan oleh pemerintah jajahan Belanda pada tahun 1830 merupakan contoh klasik tentang penindasan kaum penjaiah. Tujuan pokoknya ialah meningkatkan secara pokok kapasitas produksi pertanian orang-orang jawa demi keuntungan perbendaharaan kerajaan Belanda. Jika dipandang dari segi ini, sistem ini memang berhasil dengan baik, dengan dihasilkannya sejumlah besar ekspor, yang penjualannya di eropa semakin menghasilkan dana untuk menopang posisi keuangan belanda yang sedang sulit sekali.

Sejarah Singkat Konfusius

BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang
Di dunia ini tidaklah  banyak   manusia  yang mampu  mempengaruhi kehidupan sedemikian banyak  umat   manusia  lainnya  dan  menjadi bagian  dari  pembentukan   peradaban dunia. Salah  satu dari sedikit  orang  itu adalah Khonghucu  atau Khongcu  yang di dunia Barat disebut Confucius  dimana diterjemahkan  kedalam  bahasa Indonesia  menjadi Konfusius.

Analisa Mengenai Teori Evolusi Darwin

Di jaman ini, sejumlah kalangan berpandangan bahwa teori evolusi yang dirumuskan oleh Charles Darwin tidaklah bertentangan dengan agama. Ada juga yang sebenarnya tidak meyakini teori evolusi tersebut akan tetapi masih juga ikut andil dalam mengajarkan dan menyebarluaskannya. Hal ini tidak akan terjadi seandainya mereka benar-benar memahami teori tersebut. Ini adalah akibat ketidakmampuan dalam memahami dogma utama Darwinisme, termasuk pandangan paling berbahaya dari teori tersebut yang diindoktrinasikan kepada masyarakat.