BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di dunia ini tidaklah
banyak manusia yang mampu
mempengaruhi kehidupan sedemikian banyak
umat manusia lainnya
dan menjadi bagian dari
pembentukan peradaban dunia.
Salah satu dari sedikit orang
itu adalah Khonghucu atau
Khongcu yang di dunia Barat disebut
Confucius dimana diterjemahkan kedalam
bahasa Indonesia menjadi
Konfusius.
Selama
ribuan tahun setelah wafatnya,
ajarannya masih terus dianut dan
dibicarakan oleh sebagian besar
umat manusia. Karya peninggalannya masih terus
dikagumi dan menjadi bahan kajian
oleh banyak pihak hingga saat ini.
Yang lebih
menarik lagi adalah polemik
dan kontroversi yang juga
terus mengikui
kepopulerannya. Ada yang memuji
ajarannya sebagai penyebab
makmur dan kuatnya suatu
negara dan bangsa, tetapi pada saat bersamaan
ada juga yang menyalahkan ajarannya sebagai penyebab
timbulnya berbagai persoalan ekonomi,
sosial, politik, dan kebudayaan suatu
negara. Ada
yang bersikukuh mengatakan ajarannya hanya sekedar etika dan filsafat,
namun tak kurang yang mengakui Konfusius sebagai salah satu
pendiri agama dunia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Riwayat Konfusius
Khongcu atau Khonghucu yang artinya 'guru Khong'
dilahirkan pada malam hari tanggal 27 Pekgwee (bulan delapan kalender China)
tahun 551 SM di desa Chiang Ping, kota Coo Iep, negeri Lo ( sekarang Qufu,
propinsi Shandong ) pada saat Rajamuda Lo Siang Kong berkuasa tahun yang ke 22
dan pada masa pemerintahan Kaisar Ciu Ling Ong dari dinasti Ciu.
Riwayat hidup Khonghucu yang rinci terdapat dalam kitab
Shi Chi bab 47 atau 'Kitab Catatan-catatan Sejarah' karya Ssu-ma Chi'en . Dalam
kitab ini diceritakan bahwa leluhurnya adalah termasuk keluarga bangsawan
penguasa negeri Song, yang merupakan keturunan raja-raja dinasti Siang, suatu
dinasti yang berkuasa sebelum dinasti Ciu. Karena terjadi kekacauan politik,
leluhurnya kehilangan kedudukan
kebangsawanannya dan pindah ke negeri Lo.
Pada masa mudanya Khongcu hidup dalam suasana prihatin
karena ayahnya yang bernama Khong Siok Liang Hut telah meninggal dunia sejak ia
berusia 3 tahun sehingga ia dibesarkan oleh ibunya dalam kehidupan yang
sederhana.
Dalam usia 19 tahun Khongcu menikah dengan seorang gadis
dari keluarga Kian Kwan dari negeri Song, dan tak lama kemudian ia mulai
bekerja sebagai pengawas pertanian pada kepala keluarga bangsawan besar Kwi
Sun.
Setahun setelah pernikahannya, Khongcu mendapatkan
seorang putera yang diberi nama Li alias Pik Gi. Li berarti ikan gurami,
sebagai peringatan atas pemberian seekor ikan gurami oleh Rajamuda Lo Ciau
Kong, Raja Muda Negeri Lo, ketika upacara genap satu bulan sang bayi. Putera
Khongcu satu-satunya ini ternyata tidak secemerlang ayahnya, namun anaknya (
berarti cucu Khongcu ) yang bernama Khiep alias Cu Su kelak menjadi penerus
ajaran kakeknya. Cu Su menulis Kitab Tiong Yong atau Chung Yung yang menjadi
salah satu dari Kitab Nan Empat ( Su Si ) yang merupakan Kitab Suci Kaum
Konfusianis.
Sukses menangani masalah pertanian selanjutnya Khongcu
diberi tugas menjadi pengawas peternakan. Tugas baru inipun dilaksanakan dengan
baik sehingga dalam waktu singkat masalah-masalah dapat diatasi dengan baik dan
peternakan keluarga bangsawan Kwi Sun maju pesat.
Tatkala usia Khongcu mencapai 26 tahun ibunya meninggal dunia.
Karena sewaktu ayahnya meninggal dunia Khongcu masih kanak-kanak, maka
mengikuti adat pada jaman itu, jenasah ayahnya masih dimakamkan di tempat
pemakaman sementara di tepi jalan Ngo Hu. Hal ini dimaksudkan untuk menanti
Kongcu cukup dewasa untuk melakukan kewajiban pemakaman orang tuanya. Karena
itu setelah ibunya berpulang, jenasah kedua orang tuanya dimakamkan
bersama-sama disuatu tempat yang bernama bukit Hong atau Hong San.
Sehubungan dengan kematian ibunya, Khongcu meletakkan
jabatannya untuk melaksanakan perkabungan selama 3 tahun. Setelah melewati masa
perkabungan Khongcu kembali bekerja. Saat itulah nama Khongcu mulai dikenal
sebagai orang yang bijak dan ia mulai menerima pengikut atau murid. Maka
jadilah ia sebagai Guru perorangan yang pertama di China .
Khongcu sangat menyukai musik dan juga berbakat. Sewaktu
berumur 29 tahun Khongcu belajar musik kepada guru musik termasyur, Su Siang.
Ketika Khongcu berumur 30 tahun, atas usaha dua orang muridnya,
putera keluarga bangsawan besar Bing Tiong Sun yang bernama Lamkiong Kingsiok
dan Bing I Cu, Khongcu mendapat bantuan dari Raja Muda Lo Ciau Kong untuk
mengunjungi kota
Lokyang, ibukota dinasti Ciu. Maka dengan diiringi kedua muridnya tersebut
Khongcu mengunjungi kota
Lokyang untuk mempelajari lebih lanjut peradaban dinasti Ciu. Dikota inilah
Khongcu bertemu dengan guru besar musik Tiang Hong dan pengurus perpustakaan
kerajaan, Loo Cu alias Loo Tan ( Lao Tzu alias Lao Tan ). Pertemuan dan dialog
dengan Loo Cu inilah yang sangat populer dan menjadi legendaris.
Pada waktu Khongcu berusia 35 tahun, di negeri Lo
terjadi kekacauan politik karena perseteruan Rajamuda Ciau dengan para kepala
keluarga bangsawan besar. Kalah dalam peperangan maka Rajamuda Ciau lari dan
minta suaka politik ke negeri Cee. Khongcu ikut mengungsi ke negeri Cee selama
setahun lalu pulang kembali ke negeri Lo dimana ia menggunakan waktunya untuk
mengajar murid-muridnya. Khongcu menolak tawaran jabatan dari Yang Ho, seorang
menteri keluarga Kwi yang berhasil merebut kekuasaan Rajamuda Ciau. Jabatan
kembali bersedia di emban oleh Khongcu setelah Rajamuda Ting, putera Rajamuda
Ciau, berhasil mendapatkan kembali tahtanya.
Setelah selama 15 tahun tidak menjabat jabatan
pemerintahan apapun, pada usianya yang ke 51 Khongcu diminta oleh Rajamuda Ting
untuk menjadi Gubernur daerah Tiongto. Jabatan tertinggi dan terakhir yang
dipangkunya adalah Tai Sukhou atau Menteri Kehakiman merangkap Perdana Menteri.
Dalam waktu singkat Khongcu dapat menertibkan jalannya pemerintahan
negeri Lo dan mengangkat martabat negeri Lo menjadi negeri yang dihormati dan
dikagumi oleh negeri-negeri tetangganya.
Makmur dan kuatnya negeri Lo membuat negeri Cee kuatir,
sehingga seorang menterinya merancang siasat untuk menghancurkan negeri Lo.
Maka dikirimlah ke negeri Lo 80 wanita muda yang cantik-cantik dimana telah
dilatih dengan berbagai ketrampilan menyanyi, menari, bermain musik dan
diperlengkapi dengan pakaian mewah yang gemerlap untuk memikat Rajamuda Ting.
Mendapat persembahan wanita-wanita cantik, maka lupa
dirilah Rajamuda Ting. Segala nasihat bijak dari Khongcu sudah tidak didengar
lagi. Nilai-nilai moral yang telah dibangun Khongcu telah diabaikan. Kehidupan
foya-foya dengan menghamburkan uang rakyat setiap hari berlangsung di istana.
Karena nasihatnya sudah tidak didengar lagi, Khongcu mengundurkan diri dari
jabatannya sebagai Menteri Kehakiman dan Perdana Menteri.
Tanpa pimpinan Khongcu negeri Lo kembali kacau dan
semakin merosot kewibawaannya. Khongcu sangat terluka melihat negerinya hancur,
maka mulailah ia mengembara dari satu negeri ke negeri lainnya selama 13 tahun.
Selama pengembaraannya Khongcu banyak mengajarkan ajarannya kepada raja-raja
dan bangsawan yang mengaguminya. Tetapi tidak ada satupun raja atau bangsawan
tersebut yang melaksanakan ajarannya atau bersedia mengangkatnya sebagai
menteri.
B.
Inti Ajaran Konfusius
Konfusius adalah guru perorangan yang pertama di China , dalam
arti ia mengajar kepada sekian banyak murid dalam kapasitasnya sebagai orang
pribadi. Konon muridnya berjumlah ribuan dan beberapa puluh diantaranya menjadi
pemikir dan cendekiawan yang disegani pada masanya. Untuk mengenal ajarannya
cara yang paling baik adalah dengan membaca kitab Lun Yu ( Bunga Rampai Ajaran Konfusius ) yang
merupakan kumpulan ajaran Konfusius yang dibukukan oleh murid-muridnya.
Beberapa konsep penting dalam ajaran Konfusius:
1.
Meluruskan Nama-nama - Zheng
Ming
2.
Cinta Kasih - Ren
3.
Kebenaran - Yi
4.
Kesusilaan - Li
5.
Bijaksana - Zhi
6.
Layak Dipercaya - Xin
7.
Setia & Tepa Sarira - Zhong
Shu
8.
Hukum Ketuhanan - Tian Li
9.
Takdir - Tian Ming
10.
Manusia Budiman - Jun Zi
11.
Jalan Kebenaran - Dao
12.
Tiga Hubungan Tata Krama - San
Gang
13.
Lima Norma
Kesopanan - Wu Lun
14.
Lima Sifat Mulia -
Wu Chang
15.
Delapan Kebajikan - Ba De
No comments:
Post a Comment