Tuesday, November 1, 2016

Sejarah Singkat Konfusius

BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang
Di dunia ini tidaklah  banyak   manusia  yang mampu  mempengaruhi kehidupan sedemikian banyak  umat   manusia  lainnya  dan  menjadi bagian  dari  pembentukan   peradaban dunia. Salah  satu dari sedikit  orang  itu adalah Khonghucu  atau Khongcu  yang di dunia Barat disebut Confucius  dimana diterjemahkan  kedalam  bahasa Indonesia  menjadi Konfusius.

Selama  ribuan  tahun setelah wafatnya, ajarannya masih   terus dianut dan dibicarakan oleh sebagian  besar umat  manusia. Karya peninggalannya  masih terus  dikagumi dan menjadi bahan kajian  oleh banyak   pihak  hingga saat ini.
Yang  lebih menarik lagi  adalah  polemik   dan kontroversi  yang  juga  terus  mengikui kepopulerannya.   Ada  yang memuji  ajarannya  sebagai  penyebab  makmur   dan kuatnya suatu negara  dan bangsa, tetapi pada saat  bersamaan   ada  juga yang  menyalahkan ajarannya sebagai penyebab timbulnya berbagai persoalan  ekonomi, sosial, politik, dan  kebudayaan suatu negara. Ada yang bersikukuh mengatakan ajarannya hanya sekedar etika dan filsafat, namun  tak kurang   yang mengakui Konfusius sebagai salah satu pendiri agama dunia.

BAB II
PEMBAHASAN

A.        Riwayat Konfusius
Khongcu atau Khonghucu yang artinya 'guru Khong' dilahirkan pada malam hari tanggal 27 Pekgwee (bulan delapan kalender China) tahun 551 SM di desa Chiang Ping, kota Coo Iep, negeri Lo ( sekarang Qufu, propinsi Shandong ) pada saat Rajamuda Lo Siang Kong berkuasa tahun yang ke 22 dan pada masa pemerintahan Kaisar Ciu Ling Ong dari dinasti Ciu.
Riwayat hidup Khonghucu yang rinci terdapat dalam kitab Shi Chi bab 47 atau 'Kitab Catatan-catatan Sejarah' karya Ssu-ma Chi'en . Dalam kitab ini diceritakan bahwa leluhurnya adalah termasuk keluarga bangsawan penguasa negeri Song, yang merupakan keturunan raja-raja dinasti Siang, suatu dinasti yang berkuasa sebelum dinasti Ciu. Karena terjadi kekacauan politik, leluhurnya  kehilangan kedudukan kebangsawanannya dan pindah ke negeri Lo.
Pada masa mudanya Khongcu hidup dalam suasana prihatin karena ayahnya yang bernama Khong Siok Liang Hut telah meninggal dunia sejak ia berusia 3 tahun sehingga ia dibesarkan oleh ibunya dalam kehidupan yang sederhana.
Dalam usia 19 tahun Khongcu menikah dengan seorang gadis dari keluarga Kian Kwan dari negeri Song, dan tak lama kemudian ia mulai bekerja sebagai pengawas pertanian pada kepala keluarga bangsawan besar Kwi Sun.
Setahun setelah pernikahannya, Khongcu mendapatkan seorang putera yang diberi nama Li alias Pik Gi. Li berarti ikan gurami, sebagai peringatan atas pemberian seekor ikan gurami oleh Rajamuda Lo Ciau Kong, Raja Muda Negeri Lo, ketika upacara genap satu bulan sang bayi. Putera Khongcu satu-satunya ini ternyata tidak secemerlang ayahnya, namun anaknya ( berarti cucu Khongcu ) yang bernama Khiep alias Cu Su kelak menjadi penerus ajaran kakeknya. Cu Su menulis Kitab Tiong Yong atau Chung Yung yang menjadi salah satu dari Kitab Nan Empat ( Su Si ) yang merupakan Kitab Suci Kaum Konfusianis.
Sukses menangani masalah pertanian selanjutnya Khongcu diberi tugas menjadi pengawas peternakan. Tugas baru inipun dilaksanakan dengan baik sehingga dalam waktu singkat masalah-masalah dapat diatasi dengan baik dan peternakan keluarga bangsawan Kwi Sun maju pesat.
Tatkala usia Khongcu mencapai 26 tahun ibunya meninggal dunia. Karena sewaktu ayahnya meninggal dunia Khongcu masih kanak-kanak, maka mengikuti adat pada jaman itu, jenasah ayahnya masih dimakamkan di tempat pemakaman sementara di tepi jalan Ngo Hu. Hal ini dimaksudkan untuk menanti Kongcu cukup dewasa untuk melakukan kewajiban pemakaman orang tuanya. Karena itu setelah ibunya berpulang, jenasah kedua orang tuanya dimakamkan bersama-sama disuatu tempat yang bernama bukit Hong atau Hong San.
Sehubungan dengan kematian ibunya, Khongcu meletakkan jabatannya untuk melaksanakan perkabungan selama 3 tahun. Setelah melewati masa perkabungan Khongcu kembali bekerja. Saat itulah nama Khongcu mulai dikenal sebagai orang yang bijak dan ia mulai menerima pengikut atau murid. Maka jadilah ia sebagai Guru perorangan yang pertama di China.
Khongcu sangat menyukai musik dan juga berbakat. Sewaktu berumur 29 tahun Khongcu belajar musik kepada guru musik termasyur, Su Siang.
Ketika Khongcu berumur 30 tahun, atas usaha dua orang muridnya, putera keluarga bangsawan besar Bing Tiong Sun yang bernama Lamkiong Kingsiok dan Bing I Cu, Khongcu mendapat bantuan dari Raja Muda Lo Ciau Kong untuk mengunjungi kota Lokyang, ibukota dinasti Ciu. Maka dengan diiringi kedua muridnya tersebut Khongcu mengunjungi kota Lokyang untuk mempelajari lebih lanjut peradaban dinasti Ciu. Dikota inilah Khongcu bertemu dengan guru besar musik Tiang Hong dan pengurus perpustakaan kerajaan, Loo Cu alias Loo Tan ( Lao Tzu alias Lao Tan ). Pertemuan dan dialog dengan Loo Cu inilah yang sangat populer dan menjadi legendaris.
Pada waktu Khongcu berusia 35 tahun, di negeri Lo terjadi kekacauan politik karena perseteruan Rajamuda Ciau dengan para kepala keluarga bangsawan besar. Kalah dalam peperangan maka Rajamuda Ciau lari dan minta suaka politik ke negeri Cee. Khongcu ikut mengungsi ke negeri Cee selama setahun lalu pulang kembali ke negeri Lo dimana ia menggunakan waktunya untuk mengajar murid-muridnya. Khongcu menolak tawaran jabatan dari Yang Ho, seorang menteri keluarga Kwi yang berhasil merebut kekuasaan Rajamuda Ciau. Jabatan kembali bersedia di emban oleh Khongcu setelah Rajamuda Ting, putera Rajamuda Ciau, berhasil mendapatkan kembali tahtanya.
Setelah selama 15 tahun tidak menjabat jabatan pemerintahan apapun, pada usianya yang ke 51 Khongcu diminta oleh Rajamuda Ting untuk menjadi Gubernur daerah Tiongto. Jabatan tertinggi dan terakhir yang dipangkunya adalah Tai Sukhou atau Menteri Kehakiman merangkap Perdana Menteri.
Dalam waktu singkat Khongcu dapat menertibkan jalannya pemerintahan negeri Lo dan mengangkat martabat negeri Lo menjadi negeri yang dihormati dan dikagumi oleh negeri-negeri tetangganya.
Makmur dan kuatnya negeri Lo membuat negeri Cee kuatir, sehingga seorang menterinya merancang siasat untuk menghancurkan negeri Lo. Maka dikirimlah ke negeri Lo 80 wanita muda yang cantik-cantik dimana telah dilatih dengan berbagai ketrampilan menyanyi, menari, bermain musik dan diperlengkapi dengan pakaian mewah yang gemerlap untuk memikat Rajamuda Ting.
Mendapat persembahan wanita-wanita cantik, maka lupa dirilah Rajamuda Ting. Segala nasihat bijak dari Khongcu sudah tidak didengar lagi. Nilai-nilai moral yang telah dibangun Khongcu telah diabaikan. Kehidupan foya-foya dengan menghamburkan uang rakyat setiap hari berlangsung di istana. Karena nasihatnya sudah tidak didengar lagi, Khongcu mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Kehakiman dan Perdana Menteri.
Tanpa pimpinan Khongcu negeri Lo kembali kacau dan semakin merosot kewibawaannya. Khongcu sangat terluka melihat negerinya hancur, maka mulailah ia mengembara dari satu negeri ke negeri lainnya selama 13 tahun. Selama pengembaraannya Khongcu banyak mengajarkan ajarannya kepada raja-raja dan bangsawan yang mengaguminya. Tetapi tidak ada satupun raja atau bangsawan tersebut yang melaksanakan ajarannya atau bersedia mengangkatnya sebagai menteri.

B.         Inti Ajaran Konfusius
Konfusius adalah guru perorangan yang pertama di China, dalam arti ia mengajar kepada sekian banyak murid dalam kapasitasnya sebagai orang pribadi. Konon muridnya berjumlah ribuan dan beberapa puluh diantaranya menjadi pemikir dan cendekiawan yang disegani pada masanya. Untuk mengenal ajarannya cara yang paling baik adalah dengan membaca kitab Lun Yu  ( Bunga Rampai Ajaran Konfusius ) yang merupakan kumpulan ajaran Konfusius yang dibukukan oleh murid-muridnya.    
Beberapa konsep penting dalam ajaran Konfusius:
1.              Meluruskan Nama-nama - Zheng Ming
2.              Cinta Kasih - Ren
3.              Kebenaran - Yi
4.              Kesusilaan - Li
5.              Bijaksana - Zhi
6.              Layak Dipercaya - Xin
7.              Setia & Tepa Sarira - Zhong Shu
8.              Hukum Ketuhanan - Tian Li
9.              Takdir - Tian Ming
10.          Manusia Budiman - Jun Zi 
11.          Jalan Kebenaran - Dao
12.          Tiga Hubungan Tata Krama - San Gang
13.          Lima Norma Kesopanan - Wu Lun
14.          Lima Sifat Mulia - Wu Chang

15.          Delapan Kebajikan - Ba De 

No comments:

Post a Comment