Sunday, November 13, 2016

Tari Saman

Pengertian
Suatu kesenian tradisionil yang dinamakan “saman” telah tumbuh dan berkembang di daerah Aceh Tengah khususnya dalam masyarakat Gayo. Alam Gayo terletak dipedalaman Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Tari saman sendiri lahir ± pada abad XIV, hingga saat ini masih terus berkembang dan tetap masih dalam bentuk aslinya yang hampir pada setiap desa di daerah tersebut tarian saman ini diciptakan serta dikembangkan oleh seorang tokoh Agama Islam bernama Syeh Saman, sehingga nama tari tersebut serupa (sinonim) nama penciptanya sendiri. Tari saman adalah perkembangan dari seni tari yang asalnya diberi nama “Pok pok Ane” yaitu nyanyian sajak dengan iringan tepukan tangan, tepukan dada dan tepukan paha. Kemudian oleh Syeh Saman kesenian Pok pok Ane tersebut diubah dan diperindah dengan berbagai ragam variasi. Ada gerakan tepuk tangan, tepuk dada, paha dengan tangan kanan dan kiri, berganti-gantian, sehingga lahirlah Saman Uman Sara. Saman Manjik dan lain-lain.

Tari saman dapat digolongkan sebagai tari hiburan/pertunjukan karena penampilan tari tidak terikat dengan waktu, peristiwa atau upacara tertentu. Dapat ditampilkan pada setiap kesempatan yang bersifat keramaian dan kegembiraan. Saman biasanya dilakukan di rumah, lapangan dan ada juga yang menggunakan pentas. Penampilannya yaitu pada hari-hari besar, upacara perkawinan, hari raya dan lain-lain. Pertunjukan ini biasanya dilakukan pada malam hari dan bisa berlangsung sampai pagi hari bila dipertandingkan.
Makna dan Fungsi
Tari saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan (dakwah). Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan dan syair saman sendiri dipergunakan dalam bahasa Arab dan Aceh. Sebelum saman dimulai yaitu sebagai mukaddimah atau pembukaan, tampil seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat (keketar) atau nasehat-nasehat yang berguna kepada para pemain dan penonton. Lagu dan syair pengungkapannya secara bersama dan kontinu, pemainnya terdiri dari pria-pria yang masih muda-muda dengan memakai pakaian adat. Penyajian tarian tersebut dapat juga dipentaskan, dipertandingkan antara group tamu dengan group sepangkalan ( dua group ). Penilaian ditititk beratkan pada kemampuan masing-masing group dalam mengikuti gerak, tari dan lagu (syair) yang disajikan oleh pihak lawan.
Satu ciri menarik dari tari Aceh adalah bahwa ia dilakukan secara berkelompok. Seudati yang heroik dilakukan oleh delapan orang. Saman sebagian menyebutnya “tari tangan seribu” alias “a thousand hand dance” yang rampak dan dinamis biasanya dilakukan oleh sepuluh orang laki-laki atau sepuluh orang perempuan. Ciri khas lainnya aneka tarian Aceh adalah adanya syekh (pemimpin) dan kadang-kadang juga aneuk syech, semacam wakil atau asisten dari syekh. Ini bisa jadi ada hubungannya dengan kosep imam dan amir dalam Islam yang mempunyai wajah unik tersendiri di Aceh. Bahwa setiap kelompok lebih dari satu orang harus memilih satu orang pemimpin. Jika dua orang melakukan perjalanan, maka salah satunya dipilih jadi amir perjalanan.
Perlengkapan Saman
Kostum atau busana khusus saman terbagi dari tiga bagian yaitu:
1.      Pada kepala : bulung teleng atau tengkuluk dasar kain hitam empat persegi. Dua segi disulam dengan benang seperti baju dan sunting kopiyah.
2.      Pada badan : baju pokok/ baju kerawang (baju dasar warna hitam, disulam benang putih, hijau dan merah, bagian pinggang disulam dengan kedawek dan kekait, baju bertangan pendek) celana dan kain sarung.
3.      Pada tangan : topeng gelang dan sapu tangan. Begitu pula halnya dalam penggunaan warna, menurut tradisi mengandung nilai-nilai tertentu, karena melalui warna menunjukkan identitas para pemakainya. Warna-warna tersebut mencerminkan kekompakan, kebijaksanaan, keperkasaan, keberanian dan keharmonisan.
Penutup
Suku-suku bangsa di Indonesia dengan kebhineka tunggal ikan memberikan bentuk, warna dan isi tertentu pada masing-masing daerah. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan beberapa suku bangsa yang mendiaminya salah satunya suku bangsa Gayo termasuk kebhineka tunggal ikan dalam bentuk mini dan hal seperti inilah yang memberikan kekayaan seni tari sebagai salah satu bahagian dari kekayaan bangsa Indonesia.

Tari Saman merupakan penyampaian gagasan yang mengandung nilai-nilai pendidikan secara keseluruhan. Dengan demikian, tari saman berperan penting dalam kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia. Dalam perspektif ini tari saman yang berkembang di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Suku Gayo khususnya dapat memberi sumbangan positif dalam kebudayaan masyarakat Aceh. terutama dalam kehidupan kesenian, bahasa daerah, dan adat istiadat daerah Aceh. Selain itu, tari Saman telah mampu memberikan sumbangan dalam bidang pendidikan moral dan bidang keagamaan. Dalam setiap penampilan, penutur lagu selalu menanamkan sifat-sifat baik, baik menurut pandangan moral maupun pandangan agama. Ajaran moral dan agama yang terkandung didalamnya disampaikan secara tidak langsung maupun secara langsung. Secara tidak langsung yaitu pendengar lagu seakan-akan dipersiapkan untuk mengambil kesimpulan sendiri terhadap syair-syair yang didengarkannya, sedangkan secara langsung, yaitu penutur syair memberikan kesimpulan tentang arti dari syair yang dituturkan.

No comments:

Post a Comment