Persatuan Islam adalah organisasi yang
berpengaruh dalam penulisan keislaman di Indonesi apada awal abad dua puluh.
Ide-ide yang modern dan fundamental serta ideologinya yang murni mampu dianggap
sebagai warisan penting dalam membentuk identitas Islam di Asia Tenggara.
Persatuan Islam didirikan di Bandung oleh sekelompok cendekiawan muslim pada
tahun 1923. persatuan Islam menggunakan sistem belajar klasikal. Materi yang
diajarkan adalah 75% pelajaran agama dan 25% untuk pelajaran umum untuk di
kelas-kelas dasar. Tapi untuk kelas lebih atas perbandingan pelajarannya adalah
50:50.
Sebagai organisasi Islam, Persatuan
Islam mempunyai prinsip memajukan Islam dengan berdasarkan pada Al-Qur’an dan
al-Hadist. Para tokohnya menganggap diri mereka sebagai ulama baru yang
berusaha membersihkan agama dari segala bid’ah serta mengadaptasi
prinsip-prinsip agama pada kondisi kontemporer.
Persatuan secara resmi didirikan pada
12 September 1923 oleh para cendikiawan muslim. Cendikiawan muslim tersebut
tergabung dalam perkumpulan para pedagang. Dua tokoh penting dalam perkumpulan
ini adalah Haji Zamzam dan Haji Yunus. Pada awalnya anggota dari persatuan Islam
ini kurang dari dua puluh orang dan aktivitasnya di pusatkan pada sekitar
jamaah Shalat Jum’at. Di tahun-tahun pertama berdiri, organisasi ini tidak
mendukung prinsip moderenisasi pada organisasi. Tetapi dalam organisasi ini
menampung beberapa pendapat anggota untuk memajukan pembelajaran Islam secara
umum. Pada tahun 1926 perbedaan-perbedaan muncul dan Persatuan Islam terbagi
menjadi dua. Yaitu: Permufakatan Islam yang menerapkan Islam secara tradisional
dan persatuan Islam yang tetap menerapkan prinsip islam modern.
Status Persatuan Islam dipakai setelah
peresmian sebutan untuk Islam lanjutan yang berbasis al-Qur’an dan al-Hadist
(sabdah Rasul) dan untuk tujuan propaganda dan ajaran-ajaran Islam. Tokoh-tokoh
Persatuan Islam datang untuk memberikan gagasan-gagasan mereka tentang gagasan
baru untuk para ulama dalam upaya membersihkan agama dari bid’ah dan
menyesuaikan prinsip keagamaan sesuai kondisi waktu itu.
Situasi Persatuan Islam mendapatkan
sedikit masalah mengenai perluasan anggota dan ini terjadi sampai kedatangan
Jepang pada tahun 1942. sarjana Indonesia, Delier Noer mengemukakan bahwa
keanggotaan dari Persatuan Islam belum pernah lebih dari 300, di Bandung.
Tetapi organisasi itu terkenal di sana dan pada tahun 1942 mengendalikan enam
masjid di kota. Satu masjid melayani lebih dari 500 orang Islam. Persatuan
Islam terkenal dengan kegiatan sosialnya dan usaha-usaha yang ditunjukkan pada
setiap pertemuan, ceramah dan debat umum dalam aktivitas pergerakannya.
Aktivitas Persatuan Islam sangat
banyak.dengan prinsip ingin mengajarkan Islam sesuai dengan al-Qur’an dan
al-Hadist. Aktivitas Parsatuan Islam antara lain:
·
Pengeluaran
majalah:
Ada empat majalah yang
diterbitkan oleh Persatuan Islam antara tahun 1929 dan 1941. pembela Islam dan
al-Lisan diterbitkan di Malaysia ditulis dengan huruf Romawi, yang terbit
secara bulanan dengan pembaca kurang lebih 2000 pembaca. Al-Fatwaa, adalah
sejenis majalah di Malaysia ditulis dengan huruf Arab. At-Taqwa, diterbitkan
dengan bahasa Sunda, pada penerbitan keempat mencapai oplah 1000.
Ada tiga bagian penerbitan
Persatuan Islam, yaitu: artikel umum, statmen pendek tentang ideologi dan
bagian tanya jawab. Aktifitas persis dalam hal publikasi ini memberikan banya
manfaat bagi tulisan-tulisan Islam di Indonesia.
·
Debat:
Jika majalah merupakan
pusat pembelajaran dari suatu perkumpulan, debat yang bermula pada tahun
1930-an, ini merupakan aktivitas utama. Aktivitas ini memberi tantangan pada
individu lain atau kelompok mengandung pandangan, pendekatan dan pertimbangan
politik dalam Persatuan Islam. Debat juga menyangkut tentang pertukaran tulisan
yang diselenggarakan dengan tokoh nasionalis Indonesia yang berperan penting
adalah Soetomo dan Soekarno. Yang terpenting dari debat ini mengenai agama.
·
Sumbangan
literatur dari Islam modern untuk Indonesia:
Persatuan Islam
dioperasikan oleh orang-orang yang mendirikannya dengan memilih untuk
menggunakan bahasa Indonesia untuk alasan tradisi dan identitas, mereka dengan
suatu kelompok yang mencari kemerdekaan dari pemerintah Belanda. Tetapi perlu
diingat, organisasi ini terletak di kawasan bernahasa sundadan ada banyak orang
di sana yang menggunakan bahasa itu lebih banyak dari pada menggunakan bahasa
Indonesia. konsentrasi penerbitan Persatuan Islam berpusat di Indonesia, tetapi
juga di Sunda, Jawa Barat.
Pengelompokan penerbitan
referensi:
ü Kelompok pertama: buku tentang suatu kebenaran,
tentang sifat-sifat Allah, Berpuasa, dan ibadah sehari-hari
ü Kelompok kedua : mengenai konsep Persatuan Islam,
hukum Islamtentang peribadahan, Perpajakan, naik haji, sikap dalam berbisnis,
penguburan jenazah dan kelakuan umum.
ü Kelompok ketiga: tentang Al-Qur’an dan
konsekuensinya
ü Kelompok keempa: mengenai sejarahmasa Islam
ü Kelompok kelima: masalah politik
Jadi Persis menyumbangkan
banyak referensi pada Indonesia.
·
Peranan dari
pendidikan Formal:
Pada mulanya pembelajaran Islam dan
ilmu-ilmu pengetahuan diadakan pada pertemuan Persatuan Islam di Bandung.
Tetapi pengajaran atau kelas dijalankan oleh individu atau kelompok.haji Zamzam
pada mulanya hanya sendiri tapi setelah 1924 bergabung dengan Ahmad Hasan dalam
memberi ceramah-ceramah dan berbicara tentang aqidah dan aturan yang benar
tentang ibadah. Pada tahun1927 dan mungkin juga sebelumnya , kelas ini juga
digunakan untuk belajar muri-murid Islam di sekolah Belanda. Hukum tahun 1915
memberikan pilihan bebas mengenai pembelajaran agama yang diberikan pada bagian
sistem pendidikan umum.
Pada Maret 1936 Persatuan Islam
merencanakan sistem institusi akademik baru yang disebut dengan pesantren.
Langkah tanpa keraguan merupakan bagian dari pergerakan intensif. Pengajaran
Islam seluruh Jawa Baratdimuat pada sesi informasi baru tentang diskusi. Pada
mulanya pesantren diajarkan oleh seorang mubaligh.
Perkembangan terakhir tentang adanya
pendidikan pada 1940ketika Ahmad Hasan memutuskan relokasi pesantren Persatuan
Islam ke Jawa Timur, di suatu kota kecil di Bangil. Ada 25 murid dari bandung
yang ikut Ahmad Hasan. Langkah pembuktian dijalankan oleh pemikiran-pemikiran
keluarga Ahmad Hasan yang kebanyakan tinggal di Surabaya. Langkah ini jauh dari
perkiraan Persatuan Islam. Tapi akibatnya tidak segera dibuktikan pada
tahun1940 dan 1941 ketika langkah pertama terwujud dan kesungguhan hanya
menjadi penting setelah Indonesia merdeka 1950.
Pendidikan yang dilakukan Persatuan
Islam berbeda dengan sekolah-sekolah tradisional, dan mereka meyakini usaha
mereka tersebut. Persatuan Islam menganggap bahwa metode pengajaran
tradisional, buku-buku tradisional itu memberatkan. Pendidikan Persatuan Islam
mengikuti tren dan model pendidikan Belanda yang menggunakan kelas regular
dengan rencana pengajaran umum dan menggunakan materi kurikulum yang
dikembangkan oleh asosiasinya sendiri dengan berbasis pada prinsip Islam
modern. Rasio pembelajaran Islam dengan pelajaran umum adalah: di kelas dasar
75:25, sementara di kelas yang lebih tinggi yaitu 50:50.
Persatuan Islam membuktikan
janji-janji selama ini dan menjadi satu contoh dimana tindakan ini dilakukan
pada suatu contoh pada keadaan Indonesia. semua usaha yang mereka lakukan untuk
mewujudkaan cita-cita menjadi kenyataan. Di sini mereka memiliki perbedaan
dengan para ulama dalam hal tindakan dalm beberapa waktu dalam suatu forum
perkumpulan kecil di pedesaan untuk kehidupan yang lebih baik dan mengajarkan
Islam pada yang lain. Anggota perkumpulan ini memiliki pandangan hidup kedepan,
tetapi seringkali dikaitkan dengan kehidupan yang terisolir. Tapi Persatuan
Islam adalah kelompok orang perkotaan yang aktivitasnya tidak terisolir. Dan
interaksinya kuat dengan yang lain. Setelah penerbitan, pengajaran dan usaha
propaganda dan debat umum mereka mencari cara lain dalam upaya penerimaan Islam
sepenuhnya sesuai gaya yang mereka pakai. Di suatu tempat mereka mencoba
melakukan dengan metode-metode yang mereka gunakan untuk mencapai tujuan. Aktivitas
mereka berbeda dengan yang lain yang melangkah sebelum mereka.
Salah satu perbedaan penting dari
Persatuan Islam adalah ketaatanya pada keadaan Islam modern dan pemimpin utama
aktivis memberi “Weltanschauug” pada kinerja mempropaganda. Kegiatan Persatuan
Islam dianggap dalam bahaya kemiskinan dari anggotanya dalam hal prestasi dan
reputasi. Mengatasi masalah ini Persatuan Islam mempromosikan dan mengambil
program baru dari penggunaan Al-Qur’an dan Al-Hadist sebagai sumber ajaran
agama.
Persatuan Islam selalu berusaha untuk
memurnikan ajaran agama sesuai al-Qur’an dan al-Hadist supaya masyarakat juga
menganut Islam seperti mereka yaitu Islam modern. Dengan berbagai aktivitas
yang yelah mereka lakukan untuk mewujudkan cita-cita mereka.
Metode pengajaran baru ini mungkin
juga masih dianut pada sistem-sistem pembelajaran di sekolah-sekolah Islam.
Dalam usahanya tersebut Persatuan Islam menghindari adanya pemakaian kekerasa.
Karena dengan kekerasan hanya akan merugikan organisasinya sendiri.
Gerakan yang dilakukan Persatuan Islam
ini dapat disejajarkan dengan apa yang telah dilakukan pembaharu yang lain
semisal Afghani, Abduh dan Rasyid Rida. Yang bertujuan untuk memperbaharui
pengajaran Islam.
No comments:
Post a Comment