Friday, November 18, 2016

Summary Jurnal: ISLAMIC FUNDAMENTALISM IN LATE-COLONIAL INDONESIA: THE PERSATUAN ISLAM REVISITED

Persatuan Islam adalah organisasi yang berpengaruh dalam penulisan keislaman di Indonesi apada awal abad dua puluh. Ide-ide yang modern dan fundamental serta ideologinya yang murni mampu dianggap sebagai warisan penting dalam membentuk identitas Islam di Asia Tenggara. Persatuan Islam didirikan di Bandung oleh sekelompok cendekiawan muslim pada tahun 1923. persatuan Islam menggunakan sistem belajar klasikal. Materi yang diajarkan adalah 75% pelajaran agama dan 25% untuk pelajaran umum untuk di kelas-kelas dasar. Tapi untuk kelas lebih atas perbandingan pelajarannya adalah 50:50.

Sebagai organisasi Islam, Persatuan Islam mempunyai prinsip memajukan Islam dengan berdasarkan pada Al-Qur’an dan al-Hadist. Para tokohnya menganggap diri mereka sebagai ulama baru yang berusaha membersihkan agama dari segala bid’ah serta mengadaptasi prinsip-prinsip agama pada kondisi kontemporer.
Persatuan secara resmi didirikan pada 12 September 1923 oleh para cendikiawan muslim. Cendikiawan muslim tersebut tergabung dalam perkumpulan para pedagang. Dua tokoh penting dalam perkumpulan ini adalah Haji Zamzam dan Haji Yunus. Pada awalnya anggota dari persatuan Islam ini kurang dari dua puluh orang dan aktivitasnya di pusatkan pada sekitar jamaah Shalat Jum’at. Di tahun-tahun pertama berdiri, organisasi ini tidak mendukung prinsip moderenisasi pada organisasi. Tetapi dalam organisasi ini menampung beberapa pendapat anggota untuk memajukan pembelajaran Islam secara umum. Pada tahun 1926 perbedaan-perbedaan muncul dan Persatuan Islam terbagi menjadi dua. Yaitu: Permufakatan Islam yang menerapkan Islam secara tradisional dan persatuan Islam yang tetap menerapkan prinsip islam modern.
Status Persatuan Islam dipakai setelah peresmian sebutan untuk Islam lanjutan yang berbasis al-Qur’an dan al-Hadist (sabdah Rasul) dan untuk tujuan propaganda dan ajaran-ajaran Islam. Tokoh-tokoh Persatuan Islam datang untuk memberikan gagasan-gagasan mereka tentang gagasan baru untuk para ulama dalam upaya membersihkan agama dari bid’ah dan menyesuaikan prinsip keagamaan sesuai kondisi waktu itu.
Situasi Persatuan Islam mendapatkan sedikit masalah mengenai perluasan anggota dan ini terjadi sampai kedatangan Jepang pada tahun 1942. sarjana Indonesia, Delier Noer mengemukakan bahwa keanggotaan dari Persatuan Islam belum pernah lebih dari 300, di Bandung. Tetapi organisasi itu terkenal di sana dan pada tahun 1942 mengendalikan enam masjid di kota. Satu masjid melayani lebih dari 500 orang Islam. Persatuan Islam terkenal dengan kegiatan sosialnya dan usaha-usaha yang ditunjukkan pada setiap pertemuan, ceramah dan debat umum dalam aktivitas pergerakannya.
Aktivitas Persatuan Islam sangat banyak.dengan prinsip ingin mengajarkan Islam sesuai dengan al-Qur’an dan al-Hadist. Aktivitas Parsatuan Islam antara lain:
·         Pengeluaran majalah:
Ada empat majalah yang diterbitkan oleh Persatuan Islam antara tahun 1929 dan 1941. pembela Islam dan al-Lisan diterbitkan di Malaysia ditulis dengan huruf Romawi, yang terbit secara bulanan dengan pembaca kurang lebih 2000 pembaca. Al-Fatwaa, adalah sejenis majalah di Malaysia ditulis dengan huruf Arab. At-Taqwa, diterbitkan dengan bahasa Sunda, pada penerbitan keempat mencapai oplah 1000.
Ada tiga bagian penerbitan Persatuan Islam, yaitu: artikel umum, statmen pendek tentang ideologi dan bagian tanya jawab. Aktifitas persis dalam hal publikasi ini memberikan banya manfaat bagi tulisan-tulisan Islam di Indonesia.
·         Debat:
Jika majalah merupakan pusat pembelajaran dari suatu perkumpulan, debat yang bermula pada tahun 1930-an, ini merupakan aktivitas utama. Aktivitas ini memberi tantangan pada individu lain atau kelompok mengandung pandangan, pendekatan dan pertimbangan politik dalam Persatuan Islam. Debat juga menyangkut tentang pertukaran tulisan yang diselenggarakan dengan tokoh nasionalis Indonesia yang berperan penting adalah Soetomo dan Soekarno. Yang terpenting dari debat ini mengenai agama.
·         Sumbangan literatur dari Islam modern untuk Indonesia:
Persatuan Islam dioperasikan oleh orang-orang yang mendirikannya dengan memilih untuk menggunakan bahasa Indonesia untuk alasan tradisi dan identitas, mereka dengan suatu kelompok yang mencari kemerdekaan dari pemerintah Belanda. Tetapi perlu diingat, organisasi ini terletak di kawasan bernahasa sundadan ada banyak orang di sana yang menggunakan bahasa itu lebih banyak dari pada menggunakan bahasa Indonesia. konsentrasi penerbitan Persatuan Islam berpusat di Indonesia, tetapi juga di Sunda, Jawa Barat.
Pengelompokan penerbitan referensi:
ü  Kelompok pertama: buku tentang suatu kebenaran, tentang sifat-sifat Allah, Berpuasa, dan ibadah sehari-hari
ü  Kelompok kedua : mengenai konsep Persatuan Islam, hukum Islamtentang peribadahan, Perpajakan, naik haji, sikap dalam berbisnis, penguburan jenazah dan kelakuan umum.
ü  Kelompok ketiga: tentang Al-Qur’an dan konsekuensinya
ü  Kelompok keempa: mengenai sejarahmasa Islam
ü  Kelompok kelima: masalah politik
Jadi Persis menyumbangkan banyak referensi pada Indonesia.
·         Peranan dari pendidikan Formal:
Pada mulanya pembelajaran Islam dan ilmu-ilmu pengetahuan diadakan pada pertemuan Persatuan Islam di Bandung. Tetapi pengajaran atau kelas dijalankan oleh individu atau kelompok.haji Zamzam pada mulanya hanya sendiri tapi setelah 1924 bergabung dengan Ahmad Hasan dalam memberi ceramah-ceramah dan berbicara tentang aqidah dan aturan yang benar tentang ibadah. Pada tahun1927 dan mungkin juga sebelumnya , kelas ini juga digunakan untuk belajar muri-murid Islam di sekolah Belanda. Hukum tahun 1915 memberikan pilihan bebas mengenai pembelajaran agama yang diberikan pada bagian sistem pendidikan umum.
Pada Maret 1936 Persatuan Islam merencanakan sistem institusi akademik baru yang disebut dengan pesantren. Langkah tanpa keraguan merupakan bagian dari pergerakan intensif. Pengajaran Islam seluruh Jawa Baratdimuat pada sesi informasi baru tentang diskusi. Pada mulanya pesantren diajarkan oleh seorang mubaligh.
Perkembangan terakhir tentang adanya pendidikan pada 1940ketika Ahmad Hasan memutuskan relokasi pesantren Persatuan Islam ke Jawa Timur, di suatu kota kecil di Bangil. Ada 25 murid dari bandung yang ikut Ahmad Hasan. Langkah pembuktian dijalankan oleh pemikiran-pemikiran keluarga Ahmad Hasan yang kebanyakan tinggal di Surabaya. Langkah ini jauh dari perkiraan Persatuan Islam. Tapi akibatnya tidak segera dibuktikan pada tahun1940 dan 1941 ketika langkah pertama terwujud dan kesungguhan hanya menjadi penting setelah Indonesia merdeka 1950.
Pendidikan yang dilakukan Persatuan Islam berbeda dengan sekolah-sekolah tradisional, dan mereka meyakini usaha mereka tersebut. Persatuan Islam menganggap bahwa metode pengajaran tradisional, buku-buku tradisional itu memberatkan. Pendidikan Persatuan Islam mengikuti tren dan model pendidikan Belanda yang menggunakan kelas regular dengan rencana pengajaran umum dan menggunakan materi kurikulum yang dikembangkan oleh asosiasinya sendiri dengan berbasis pada prinsip Islam modern. Rasio pembelajaran Islam dengan pelajaran umum adalah: di kelas dasar 75:25, sementara di kelas yang lebih tinggi yaitu 50:50.
Persatuan Islam membuktikan janji-janji selama ini dan menjadi satu contoh dimana tindakan ini dilakukan pada suatu contoh pada keadaan Indonesia. semua usaha yang mereka lakukan untuk mewujudkaan cita-cita menjadi kenyataan. Di sini mereka memiliki perbedaan dengan para ulama dalam hal tindakan dalm beberapa waktu dalam suatu forum perkumpulan kecil di pedesaan untuk kehidupan yang lebih baik dan mengajarkan Islam pada yang lain. Anggota perkumpulan ini memiliki pandangan hidup kedepan, tetapi seringkali dikaitkan dengan kehidupan yang terisolir. Tapi Persatuan Islam adalah kelompok orang perkotaan yang aktivitasnya tidak terisolir. Dan interaksinya kuat dengan yang lain. Setelah penerbitan, pengajaran dan usaha propaganda dan debat umum mereka mencari cara lain dalam upaya penerimaan Islam sepenuhnya sesuai gaya yang mereka pakai. Di suatu tempat mereka mencoba melakukan dengan metode-metode yang mereka gunakan untuk mencapai tujuan. Aktivitas mereka berbeda dengan yang lain yang melangkah sebelum mereka.
Salah satu perbedaan penting dari Persatuan Islam adalah ketaatanya pada keadaan Islam modern dan pemimpin utama aktivis memberi “Weltanschauug” pada kinerja mempropaganda. Kegiatan Persatuan Islam dianggap dalam bahaya kemiskinan dari anggotanya dalam hal prestasi dan reputasi. Mengatasi masalah ini Persatuan Islam mempromosikan dan mengambil program baru dari penggunaan Al-Qur’an dan Al-Hadist sebagai sumber ajaran agama.
Persatuan Islam selalu berusaha untuk memurnikan ajaran agama sesuai al-Qur’an dan al-Hadist supaya masyarakat juga menganut Islam seperti mereka yaitu Islam modern. Dengan berbagai aktivitas yang yelah mereka lakukan untuk mewujudkan cita-cita mereka.
Metode pengajaran baru ini mungkin juga masih dianut pada sistem-sistem pembelajaran di sekolah-sekolah Islam. Dalam usahanya tersebut Persatuan Islam menghindari adanya pemakaian kekerasa. Karena dengan kekerasan hanya akan merugikan organisasinya sendiri.

Gerakan yang dilakukan Persatuan Islam ini dapat disejajarkan dengan apa yang telah dilakukan pembaharu yang lain semisal Afghani, Abduh dan Rasyid Rida. Yang bertujuan untuk memperbaharui pengajaran Islam.

No comments:

Post a Comment