Tuesday, November 1, 2016

REVIEW BUKU: Sejarah Ekonomi Modern Indonesia (J. Thomas Lindblad)

Identitas Buku
Ø  Judul Buku               : Sejarah Ekonomi Modern Indonesia
Ø  Nama Pengarang      : J. Thomas Lindblad, Pengantar Dorodjatun Kuntjoro-Jakti
Ø  Penerbit                    : Pustaka LP3ES Indonesia
Ø  Kota terbit                : Jakarta
Ø  Tahun terbit              : 2000
Sejarah Ekonomi Modern Indonesia
A. Tema-tema kunci dalam Sejarah Ekonomi Indonesia
Kekuasaan kolonial di negeri Indonesia ini tergolong lama dan impresif, sehingga meninggalkan bekas-bekas yang terpola di berbagai aspek kehidupan yang sangat mempengaruhi karakter, sistem administrasi dan kebijakan yang dihasilkan bangsa Indonesia sepanjang perjalanan sejarahnya. Korelasi antara zaman kolonial dengan zaman-zaman sesudahnya ini menarik untuk dianalisis dan dicermati dengan melakukan berbagai studi mengenainya.

Mengenai dampak yang ditimbulkan oleh kekuasaan kolonial atas perekonomian Indonesia itu ternyata baru di mulai kira-kira pertengahan abad 1960an. Berbeda dengan India dan Pakistan misalnya yang telah lama dan banyak melakukan kegiatan-kegiatan penelitian dan penerbitan mengenai sejarah ekonomi tersebut. Karena itu tidaklah mengherankan bila perkembangan  studi sejarah perekonomian di Indonesia jauh lebih lambat dibandingkan dengan studi sejarah perekonomian di negara-negara itu.
Dalam perkembanganya, para sejarawan dan ekonom Belanda dan Australia mulai menaruh perhatian pada Indonesia sebagai negeri yang banyak menyimpan arsip-arsip kolonial mengenai berbagai hal diantaranya perekonomian Indonsia. Selanjutnya pada darsawarsa 1970an, sekelompok kecil ekonom Belanda di bawah pimpinan P. Creuzberg  juga mulai melakukan pengkajian terhadap sejarah ekonomi Indonesia. Dari dari sinilah kemudian studi ini berkembang luas dengan berbagai penerbitannya mengenai sejarah ekonomi Indonesia. Dari berbagai penerbitan-penerbitan tersebut bila dicermati ternyata studi-studi itu cenderung selain menampilkan topik-topik bahasan yang repetitif diantaranya eksploitasi negara terhadap sumber daya alam dalam abad ke19, sistem Tanam Paksa, Politik Etis, juga studi cenderung”mengekspolitasi” Pulau Jawa. Akan tetapi sejarah ekonomi Indonesia bukan sejarah ekonomi yang regional dari suatu pulau saja. Sedangkan repetisi itu muncul karena para pengkaji menggunakan persektif yang berbeda-beda antara satu dan lainnya terhadap topik-topik yang sama. Sehingga terkadang menimbulkan persepsi yang kontroversional dengan persepsi yang telah diyakini selama ini. Hal ini tidak menjadi masalah karena hal itu justru akan menciptakan inovasi-inovsi baru yang akan memperkaya wawasan kita mengenai topik-topik yang ada dalam sejarah ekonomi Indonesia.
Walaupun buku ini membahas peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi di masa silam namun sesungguhnya didalam buku ini sarat akan nilai-nilai historis yang dapat dijadkan acuan untuk memahami persoalan-persoalan ekonomi kontemporer. Kita tidak perlu merasa alergi terhadap berbagai persoalan-persoalan yang berbau masa silam, ketika itu kita menempatkannya dalam konteks persoalan-persoalan kontemporer. Apalagi mengingat bahwa arsip-arsip penting mengenai berbagai dampak kolonial terhadap perekonomian Indonesia di Jawa dan luar Jawa juga masih perlu dicari, dipilih, dipilah dan dielaborasi lebih jauh yang secara tidak langsung sebenarnya akan dapat dimanfaatkan sebagai acuan untuk mengatasi persoalan-persoalan kontemporer sekalipun dalam kadar yang sedikit.
            Sementara itu, urgensi penerbitan tulisan-tulisan mengenai sejarah ekonomi Indonesia rupanya semakin tampak. Perhatian para ekonom dan sejarawan terhadap persoalan-persoalan ini semakin kuat. Apabila dicermati, konferensi-koferensi internasional secara internasional secara serial, baik didalam maupun diluar negeri, membicarakan sejarah ekonomi Indonesia semakin sering dilakukan. Hal ini menyiratkan betapa penting dan relevannya sejarah ekonomi dengan persoalan-persoalan ekonomi kontemporer dalam konteks Indonesia. Apalagi mengingat bahwa kajian sejarah memungkinkan kita untuk memperoleh pemahaman yang lebih stuktural dan historis tentang perekonomian yang umumnya hanya dipahami secara teknis semata.
            Walaupun ada rentang waktu yang panjang antara pertama kali tulisan-tulisan ini dibahas dalam konferensi pada tahun 1991-an dan buku ini terbit pertama kali dalam bahasa Indonesia, namun buku ini tetap dapat dimanfaatkan setiap waktu karena tulisan-tulisan didalamnya cenderung “dokumenter”, yang mempunyai karakter tidak lekang oleh waktu. Paling tidak, buku in telah memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi perkembangan sejarah ekonomi Indonesia itu sendiri di negeri ini.
            Derap langkah telah semakin cepat dalam sejarah ekonomi modern Indonesia. Literatur tentang sejarah ekonomi modern juga semakin bertambah banyak dan demikian pula daftar penelitian yang sedang dilakukan. Kebutuhan akan kompilasi hasil terbaru yang menyeluruh menjadi semakin urgen karena survai-survai yang ada menjadi semakin ketinggalan zaman. Survai terbaru mengidentifikasi sejumlah tema-tema kunci dalam sejarah ekonomi modern Indonesia yang dapat menjadi petunjuk umum untuk sintesis. Survai ini mencakup lima katagori analisis umum, yakni pertanian, kegiatan-kegiatan nonpertanian, kebijakan ekonomi kolonial, mentalitas yang disatukan dengan inovasi metodologi dan perkembanganya di luar Jawa. Hasil-hasil dibicarakan untuk tiap-tiap aspek utama dari kategori-kategari analisis ini. Dapat diperkirakan bahwa pertanian lebih banyak mendapat perhatian dan mentalitas paling sedikit mendapat perhatian.
            Hasil pengamatan yang muncul dari survai adalah tingkat perbedaan yang tinggi dalam perkembangan ekonomi dari zaman akhir kolonial Indonesia. Dalam pertanian, baik penanaman crop untuk ekspor maupun pangan telah mengembangkan momentum perubahan dinamis bagi pertanian itu sendiri, sedangkan perkebunan-perkebunan swasta tumbuh di samping penanaman yang dipaksakan oleh negara. Pekerjaan nonpertanian meningkat membayangi ekspansi ekonomi sering ditentukan oleh keberadaan perusahaan swasta barat atau usaha wiraswasta pribumi secara bersama-sama dalam daerah yang sama.
            Pengamatan lain meliputi saling ketergantungan antara faktor-faktor ekonomi dan factor-faktor kuasi atau bahkan ekstra ekonomi. Exspansi ekonomi sangat dipengaruhi oleh campur tangan pemerintah, sedangkan ideologi desa menentukan adaptasi terhadap perubahan pada tingkat lokal. Pembangunan infrastuktur memenuhi kepentingan ekspansi ekonomi dan integrasi politik, terutama karena semakin banyak propinsi diluar pulau Jawa tertarik ke dalam orbit negara bagian kolonial yang muncul kondisi-kondisi ekonomi yang berubah juga mempunyai gaung terhadap kepercayaan populer dan kepadatan penduduk. Karena itu perekonomian zaman akhir kolonial di Indonesia menjadi suatu sistem dengan banyak sisi (multi-faceted) yang tidak mudah untuk ditangkap dengan suatu metafor atau model tunggal.
Pengamatan ketiga atau terakhir adalah tingkat variasi regional yang tinggi. Bahkan dalam jarak yang relative pendek di Jawa, perbedaan nyata ada dalam hubungannya dengan dampak Sistem Tanam Paksa atau pelaksanaannya kebijakaan fiskal. Demikian pula propinsi-propinsi di luar Jawa dipengaruhi dengan berbagai cara oleh integrasi yang bergantian ke dalam pasar dunia dan ekspansi ekonomi yang dibawa ke ekspor yang pada gilirannya berguna untuk meningkatkan kesenjangan-kesenjangan regional. Hal ini membuatnya semakin sulit untuk melakukan generalisasi terhadap kepulauan tersebut secara umum. Lebih banyak kepingan harus ditambalkan sebelum kita dapat melengkapi bagian-bagain kosong dari teka-teki zaman akhir colonial Indonesia.
Survai telah memusatkan diri pada lima kategori analisis yang cenderung menempati prioritas tinggi dalam agenda riset selama tahun 1990-an. Hal ini tidak mengimplikasikan pengabdiaan katagori analisis yang lain, seperti demografi, pembagian, pembagian etnis, perbankan dan transport. Dalam bidang-bidang ini kemungkinan kita akan memenuhi tiga bagian Leitmotifs dalam survai terbaru ini, yakni perbedaan, saling ketergantungan dan variasi regional.  

No comments:

Post a Comment