Monday, November 14, 2016

Periodisasi Sejarah Kesenian Indonesia


Seni adalah emosi yang menjelma menjadi suatu titipan yang konkrit atau seni adalah hasil getaran jiwa dan keselarasan dari perasaan serta pikiran yang mewujudkan ciptaan yang indah dan murni. Periodesasi sejarah kesenian Indonesia, dalam perkembangan periodisasinya telah mengalami berbagai kemajuan seiiring dengan kompleksnya kebudayaan itu sendiri yang cenderung melesat tajam. Pada dasarnya, kesenian di Indonesia mempunyai lima tahap periodisasi kronologis yang juga mewakili tahapan kesenian lain yang tidak termaktup di dalamnya. Sedangkan periodisasi itu adalah

  1. Masa Prasejarah
Pada zaman ini tidak banyak yang ditemukan tentang uraian yang berhubungan dengan kesenian. Dari alat-alat yang ditemukan, maka dapat diambil kesimpulan jika kehidupan mereka pada waktu itu ialah berburu dan mengembara. Pada zaman ini dibagi menjadi empat masa yakni
v  Zaman Batu Tua (Paleolithic), dalam masa ini peninggalan-peninggalan seni yang paling menonjol adalah alat-alat batu yang dipecah secara kasar, seperti; alat pemotong, penumbuk serta kapak. Alat-a;at yang bekerja pada masa ini terbuat dai batu, tulang dan tanduk. Walaupun perhiasan-perhiasan dari zaman itu tidak ditemukan namun orang-orang pada zaman ini telah mempunyai rasa keindahan dengan diadakan dan dikenalnya simetri pada alat-alatnya. Pada zaman ini pula ditemukan dua kebudayaan yaitu kebudayaan Pacitan dan Ngandong. Di Pacitan ditemukan batu-batu genggam, batu-batu kecilyang tajam dan di Ngandong alat-alatnya terbuat dari tulang yang panjang yang diruncingkan seacam jarum, sendok, karpan (sernit) dar ekor pari.
v  Zaman Batu Pertengahan (Mesolithic),orang-orang pada zaman batu pertengahan ini mendiami rumah-rumah gubuk yang letaknya di pinggiran pantai. Benda-benda yang ditemukan ialah batu genggam, batu pengusal makanan. Rasa keindahan pada zaman ini dinyatakan dengan bentuk ragam hias pada benda-benda seperti ada goresan lurus yang sejajar seperti goresan mata. karya seni yang penting di jaman ini adalah; lukisan-lukisan pada dinding-dinding batu terutama di bagian timur dari kepulauan.
v  Zaman Batu Baru/ Akhir (neolithic), ada suatu keistimewaan dalam zaman ini karena orang pada zaman ini sudah hidup secara berkelompok atau tinggal disuatu pemukiman, mengenal bercocok tanam, beternak, dapat menenun dan dapat menenun. Peradaban manusia yang telah mengenal pertanian dan kelautan telah melahirkan alat-alat seni yang berupa; gerabah, pembuatan kain dari kayu, pembentukan kayu dan batu yang telah dikembangkan kemudian alat mata panah dari batu, lumpang dan alu, beliung halus, hiasan dari kerang dan biji binatang serta manik-manik.
v  Zaman Batu Besar (Megalith) peninggalan kebudayaan yang cukup penting adalah; menhir peringatan, tempat duduk nenek moyang, altar di atas diatas bangunan berundak, peti dan sarkofagus serta patung-patung dan figur-figur yang dipahat dari batu-batu monolith besar.
v  Zaman Perunggu, peninggalan kesenian penting yang telah diwariskan adalah; ketrampilan dasar nenek moyang dalam peleburan logam serta pandai dalam lahirnya berbagai pandal logam yang telah mewarnai pada masa ini.
  1. Masa Datangnya India
Masa yang mulai penuh warna. Mengapa? Karena pada masa ini nusantara mulai berani untuk bersentuhan dengan pelbagai dunia asing yang masuk melalui pelabuhan-pelabuhan yang tersebar di tanah air. Misalnya dengan adanya asimilasi serta adaptasi kebudayaan India. Perkawinan antar pedagang pendatang dengan pribumi atau warga asli telah melahirkan sebuah kebudayaan maju nan komplek yang mampu berbicara banyak pada masa itu adapun juga dengan pertukaran barang-barang mineral dan logam sebagai tanda jasa baik alat pembayaran karena barter masih menjadi opsi mutlak ketika sistem uang belum banyak dikenal oleh khayalak penduduk setempat dan juga dengan menjamurnya berbagai patung-patung Budha dalam berbagai dewa-dewa yang diyakini dalam aliran kepercayaan mereka. Pendirian candi-candi kemudian monumen-monumen, batuan artefak dan beragam pakaian serta perhiasan, senjata alat instrumental, musik, tari-tarian serta tingkah laku pendeta. Sedangkan pada bidang seni rupa; bangunan candi pada dinding gerbang pemendian seni.

  1. Masa Islam
Kerajaan-kerajan Islam yang muncul pertama kai di Sumatra telah memberi aroma lain pada perkembangan seni di nusantara. Namun dalam hal ini perkembangan kesenian yang terjadi di Indonesia lebih terfokus pada kesenian yang terjadi pada masa Islamisasi di Jawa. Kita melihat bagaimana peran yang sangat sentral dari sembilan wali yang telah mencoba mengislamkan penduduk Jawa tak hanya dari segi religi namun juga dalam kesenian. Ini dapat terlihat pada mulai munculnya kesenian gamelan, wayang kulit/ orang dan ketoprak yang tetap digemari hingga sekarang.
  1. Masa Datangnya Bangsa Barat
Bangsa-bangsa barat yang mulai merambah nusantara dari Portugis hingga yang terakhir Jepang, telah meletakkan dasar pemikiran keseniannya dalam perangai seni dan kesenian hampir di segala sektor. Semisal Portugis yang hanya singgah dalam beberapa tahun telah mampu dan sukses menularkan tradisi musik keroncong hingga sekarang, meskipun dalam awal penyusupannya hanya difokuskan di wilayah Indonesia bagian timur. Kemudian bangsa Belanda yang mulai menunggangi nusantara juga sngat getol dengan lukisan, puisi, menggambar dan berbagai cinderamata yang diberikan untuk raja-raja yang mau ikut tunduk kepada kebijakan pemerintahan kolonial.
  1. Masa Kemerdekaan
Indonesia yang telah merdeka mempunyai hak penuh dalam mengelola keseniannya. Berbagai aliran seni telah lahir dan berkembang pada masa ini. Pelukis-pelukis kenamaan dari Jawa dan Bali telah hadir dan memberi warna segar dalam perkembangan seni di tanah air. Basuku Abdullah, Afandi dalan seantero nama-nama orang besar dalam perkembangan seni di nusantara. Pun juga denga seni-seni yang lain yang tak kalah hebatnya mulai merambah dalam berbagai sektor. Pertunjukan, drama, opera hingga musik (dangdut) telah menjadi komoditi utama dalam menyerap masa yang begitu getolnya mengkomsumsi aliran musik ini.
Namun perkembangan musik ini tidak berhenti hingga ini saja. Seiiring dengan berjalannya waktu perkembangan seni di nusantara tetap akan hadir senafas dengan semakin kompleksnya masyarakat yang begitu butuhnya akan keberadaan seni. Semakain tinggi tingkat pemikiran mereka, maka semakin maju pula keingginan mereka untuk mewujudkan seni yang mandiri, kompleks dan penuh inovasi.

Daftar Pustaka

Cluire holt, Melacak Jejak Perkembangan Seni Di Indonesia, Bandung: Masyarakat Seni Perkumpulan Indonesia, 2000
Dick Hartoko, Manusia Dan Seni, Jogjakarta: Kanisius, 1995
Pranjoto Setjoatmodjo, Bacaan Pilihan Tentang Estetika, Jakarta: DEPDIKBUD DIKTI Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, 1988
Saripin, Sejarah Kesenian Indonesia, Jakarta: Pradnja Paramita, 1960.


No comments:

Post a Comment