Tuesday, August 2, 2016

Sejarah Singkat Benua Afrika Kuno

PENDAHULUAN

Peradaban Mesir kuno berlangsung di kiri-kanan sungai Nil. Peradaban lembah sungai Nil lahir disebabkan kesuburan tanah disekitar lembah sungai yang diakibatkan oleh banjir yang membawa Lumpur. Di sekeliling lembah sungai adalah gurun. Batas timur adalah gurun Arabia di tepi Laut Merah. Batas selatan terdapat gurun Nubia di Sudan, batas barat adalah gurun Libia. Kemudian batas utara Mesir adalah Laut Tengah.

Menurut mitos, air sungai yang mengalir terus tersebut adalah air mata Dewi Isis yang selalu sibuk menangis dan menyusuri sungai Nil untuk mencari jenazah puteranya yang gugur dalam pertempuran. Namun secara ilmiah, air tersebut berasal dari gletsyer yang mencair dari pegunungan Kilimanjaro sebagai hulu sungai Nil. Peranan sungai Nil begitu penting bagi lahirnya kehidupan masyarakat di lembah sungai tersebut. Maka tepatlah jika Herodotus menyebutkan “Mesir adalah hadiah sungai Nil”

PEMBAHASAN

            Faktor kesuburan tanah beserta letaknya yang strategis merupakan daya tarik yang menggoda. Sejak zaman pra sejarah telah menarik banyak ras untuk menyerang lembah tersebut. Sehingga dalam perjalanan sejarahnya Mesir kuno mengalami perkembangannya dari berbagai macam warna kulit. Mengenai asal usul penduduk Mesir telah banyak teori yang dikemukakan oleh para ahli. G. Rawlinson berpendapat penduduk Mesir bukan berasal dari benua afrika, sebelumnya orang yunani kuno berpendapat bahwa orang Mesir berasal dari Ethiopia. Pendapat ini kemudian ditentang oleh H.H Brugsch yang mengatakan bahwa bangsa Mesir termasuk ras Caucasoid. J. Leibovitch berpendapat bahwa orang Mesir berasal dari asia dan afrika, yang berasal dari asia adalah orang Semit. Dan masih banyak teori lagi. Dari teori-teori tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa  pendukung peradaban Mesir kuno terdiri dari berbagai suku, bangsa dan ras.
            Mula-mula kehidupan orang Mesir seperti umumnya manusia pra sejarah. Mereka belum mempunyai tempat tinggal yang tetap dan hidup dari berburu, manangkap ikan, mengumpulkan hasil hutan menggunakan alat yang masih sangat sederhana. Cara hidup sederhana tersebut mulai ditinggalkan dan mulai mengenal bercocok tanam. Dengan demikian mereka mulai membangun suatu peradaban. Selanjutnya cara hidup mereka yang sangat sederhana itu lambat laun bertambah maju sesuai dengan hokum evolusi. Yang semula menggunakan cangkul berubah menjadi menggunakan semacam bajak yang ditarik oleh beberapa ekor lembu. Bukti-buti terdapatnya kemajuan yang terus meningkat dapat dilihat dari peninggalan mereka yang terbuat dari batu, tulang, gading, tanah liat berupa alat-alat keperluan rumah tangga. Bentuk yang semula kasar menjadi bertambah halus dengan diberi hiasan berupa goresan yang geometris artistic. Kemudian dikenal pula barang dari logam berupa tembaga yang dibuat menjadi kapak, vas, jarum, dll.  Dari klasifikasi benda-benda tersebut maka dikenallah 5 tingkatan kebudayaan zaman pra sejarah yaitu : Kebudayaan Tasa, Badari, Amratea, Gerzea dan Semainia. Nama-nama tersebut diambil dari nama tempat benda berusia tertentu ditemukan. Untuk daerah Mesir selatan tiga tingkatan yang terakhir disebut tingkatan awal, tengah dan akhir.
            Menjelang berakhirnya periode pradinasti diperkirakan di Mesir telah berdiri semacam kota yang oleh orang yunani kuno disebut nome. Di Mesir pada saat itu terdapat 42 kota. Sebanyak 20 kota di Mesir utara dan 22 kota di Mesir selatan. Dalam perjalanan waktu nome-nome tersebut mengalami persatuan terutama dalam bidang pemerintahan. Nome yang di utara menjadi kerajaan Mesir utara, sedangkan yang di selatan menjadi kerajaan Mesir selatan. Kerajaan Mesir utara beribukota di Butokrajanya sedangkan kerajaan mesir selatan beribukota di Nekheb. Kedua kerajaan memiliki lambing dan dewa pelindung yang berbeda namun mereka sama-sama mengagungkan dewa Horus. Dari penyelidikan diperkirakan kerajaan utara lebih maju, hal ini disebabkan karena ditemukannya kalender Sotis di wilayah kerajaan Mesir utara.
            Mengenai raja-raja yang memerintah kedua kerajaan tersebut kurang begitu dikenal, masih kabur karena peninggalan-peninggalan yang diketemukan masih sangat sedikit. Kalaupuan ada seperti makam-makam keadaannya sudah sangat rusak dan umumnya milik rakyat biasa. Kisah mereka hamper seluruhnya bersifat legenda yang dihidupkan oleh orang mesir kuno dari generasi ke generasi dengan cara lisan berupa dongeng dan cerita rakyat. Selain pendapat diatas masih ada teori yang lain yang diungkapkan oleh sejarahwan jerman, Kurt Sethe.
            Meskipun peninggalan yang ada hanya sedikit akan tetapi dapat diketahui bahwa akhirnya kedua kerajaan tersebut bersatu menjadi satu Negara kesatuan. Akan tetapi kapan peristiwa tersebut terjadi masih menjadi tanda tanya karena setiap ahli mengemukakan pendapat yang berlainan dan antara satu pendapat dengan pendapat lainnya berselisih lebih dari 2000 tahun. Dengan bersatunya kerajaan Mesir utara dengan kerajaan Mesir selatan maka berakhirlah periode pra dinasti.  

KESIMPULAN

            Peradaban Mesir kuno berlangsung di kiri-kanan sungai Nil. Peradaban lembah sungai Nil lahir disebabkan kesuburan tanah disekitar lembah sungai yang diakibatkan oleh banjir yang membawa Lumpur. Mengenai asal usul penduduk Mesir telah banyak teori yang dikemukakan oleh para ahli. Baik itu dari bangsa asia, afrika maupun percampuran dari kedua bangsa tersebut. Dari teori-teori tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa  pendukung peradaban Mesir kuno terdiri dari berbagai suku, bangsa dan ras.
            Mula-mula kehidupan orang Mesir seperti umumnya manusia pra sejarah. Mereka belum mempunyai tempat tinggal yang tetap dan hidup dari berburu, manangkap ikan, mengumpulkan hasil hutan menggunakan alat yang masih sangat sederhana. Cara hidup sederhana tersebut mulai ditinggalkan dan mulai mengenal bercocok tanam. Dengan demikian mereka mulai membangun suatu peradaban. Selanjutnya cara hidup mereka yang sangat sederhana itu lambat laun bertambah maju sesuai dengan hokum evolusi.
            Menjelang berakhirnya periode pradinasti diperkirakan di Mesir telah berdiri semacam kota yang oleh orang yunani kuno disebut nome. Di Mesir pada saat itu terdapat 42 kota. Sebanyak 20 kota di Mesir utara dan 22 kota di Mesir selatan. Dalam perjalanan waktu nome-nome tersebut mengalami persatuan terutama dalam bidang pemerintahan. Nome yang di utara menjadi kerajaan Mesir utara, sedangkan yang di selatan menjadi kerajaan Mesir selatan.

Meskipun peninggalan yang ada hanya sedikit akan tetapi dapat diketahui bahwa akhirnya kedua kerajaan tersebut bersatu menjadi satu Negara kesatuan. Akan tetapi kapan peristiwa tersebut terjadi masih menjadi tanda tanya karena setiap ahli mengemukakan pendapat yang berlainan dan antara satu pendapat dengan pendapat lainnya berselisih lebih dari 2000 tahun. Dengan bersatunya kerajaan Mesir utara dengan kerajaan Mesir selatan maka berakhirlah periode pra dinasti.  

No comments:

Post a Comment