PENDAHULUAN
Peradaban Mesir kuno berlangsung di kiri-kanan sungai
Nil. Peradaban lembah sungai Nil lahir disebabkan kesuburan tanah disekitar
lembah sungai yang diakibatkan oleh banjir yang membawa Lumpur. Di sekeliling
lembah sungai adalah gurun. Batas timur adalah gurun Arabia
di tepi Laut Merah. Batas selatan terdapat gurun Nubia di Sudan, batas barat
adalah gurun Libia. Kemudian batas utara Mesir adalah Laut Tengah.
Menurut mitos, air sungai yang mengalir terus tersebut
adalah air mata Dewi Isis yang selalu sibuk menangis dan menyusuri sungai Nil
untuk mencari jenazah puteranya yang gugur dalam pertempuran. Namun secara
ilmiah, air tersebut berasal dari gletsyer yang mencair dari pegunungan
Kilimanjaro sebagai hulu sungai Nil. Peranan sungai Nil begitu penting bagi
lahirnya kehidupan masyarakat di lembah sungai tersebut. Maka tepatlah jika
Herodotus menyebutkan “Mesir adalah hadiah sungai Nil”
PEMBAHASAN
Faktor kesuburan
tanah beserta letaknya yang strategis merupakan daya tarik yang menggoda. Sejak
zaman pra sejarah telah menarik banyak ras untuk menyerang lembah tersebut.
Sehingga dalam perjalanan sejarahnya Mesir kuno mengalami perkembangannya dari
berbagai macam warna kulit. Mengenai asal usul penduduk Mesir telah banyak
teori yang dikemukakan oleh para ahli. G. Rawlinson berpendapat penduduk Mesir
bukan berasal dari benua afrika, sebelumnya orang yunani kuno berpendapat bahwa
orang Mesir berasal dari Ethiopia .
Pendapat ini kemudian ditentang oleh H.H Brugsch yang mengatakan bahwa bangsa Mesir
termasuk ras Caucasoid. J. Leibovitch berpendapat bahwa orang Mesir berasal
dari asia dan afrika, yang berasal dari asia
adalah orang Semit. Dan masih banyak teori lagi. Dari teori-teori tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa pendukung
peradaban Mesir kuno terdiri dari berbagai suku, bangsa dan ras.
Mula-mula kehidupan
orang Mesir seperti umumnya manusia pra sejarah. Mereka belum mempunyai tempat
tinggal yang tetap dan hidup dari berburu, manangkap ikan, mengumpulkan hasil
hutan menggunakan alat yang masih sangat sederhana. Cara hidup sederhana
tersebut mulai ditinggalkan dan mulai mengenal bercocok tanam. Dengan demikian
mereka mulai membangun suatu peradaban. Selanjutnya cara hidup mereka yang
sangat sederhana itu lambat laun bertambah maju sesuai dengan hokum evolusi.
Yang semula menggunakan cangkul berubah menjadi menggunakan semacam bajak yang
ditarik oleh beberapa ekor lembu. Bukti-buti terdapatnya kemajuan yang terus
meningkat dapat dilihat dari peninggalan mereka yang terbuat dari batu, tulang,
gading, tanah liat berupa alat-alat keperluan rumah tangga. Bentuk yang semula
kasar menjadi bertambah halus dengan diberi hiasan berupa goresan yang
geometris artistic. Kemudian dikenal pula barang dari logam berupa tembaga yang
dibuat menjadi kapak, vas, jarum, dll.
Dari klasifikasi benda-benda tersebut maka dikenallah 5 tingkatan
kebudayaan zaman pra sejarah yaitu : Kebudayaan Tasa, Badari, Amratea, Gerzea
dan Semainia. Nama-nama tersebut diambil dari nama tempat benda berusia
tertentu ditemukan. Untuk daerah Mesir selatan tiga tingkatan yang terakhir
disebut tingkatan awal, tengah dan akhir.
Menjelang
berakhirnya periode pradinasti diperkirakan di Mesir telah berdiri semacam kota yang oleh orang
yunani kuno disebut nome. Di Mesir pada saat itu terdapat 42 kota . Sebanyak 20 kota
di Mesir utara dan 22 kota
di Mesir selatan. Dalam perjalanan waktu nome-nome tersebut mengalami persatuan
terutama dalam bidang pemerintahan. Nome
yang di utara menjadi kerajaan Mesir utara, sedangkan yang di selatan menjadi
kerajaan Mesir selatan. Kerajaan Mesir utara beribukota di Butokrajanya sedangkan
kerajaan mesir selatan beribukota di Nekheb. Kedua kerajaan memiliki lambing
dan dewa pelindung yang berbeda namun mereka sama-sama mengagungkan dewa Horus.
Dari penyelidikan diperkirakan kerajaan utara lebih maju, hal ini disebabkan
karena ditemukannya kalender Sotis di wilayah kerajaan Mesir utara.
Mengenai raja-raja
yang memerintah kedua kerajaan tersebut kurang begitu dikenal, masih kabur
karena peninggalan-peninggalan yang diketemukan masih sangat sedikit. Kalaupuan
ada seperti makam-makam keadaannya sudah sangat rusak dan umumnya milik rakyat
biasa. Kisah mereka hamper seluruhnya bersifat legenda yang dihidupkan oleh
orang mesir kuno dari generasi ke generasi dengan cara lisan berupa dongeng dan
cerita rakyat. Selain pendapat diatas masih ada teori yang lain yang
diungkapkan oleh sejarahwan jerman, Kurt Sethe.
Meskipun
peninggalan yang ada hanya sedikit akan tetapi dapat diketahui bahwa akhirnya
kedua kerajaan tersebut bersatu menjadi satu Negara kesatuan. Akan tetapi kapan
peristiwa tersebut terjadi masih menjadi tanda tanya karena setiap ahli
mengemukakan pendapat yang berlainan dan antara satu pendapat dengan pendapat
lainnya berselisih lebih dari 2000 tahun. Dengan bersatunya kerajaan Mesir
utara dengan kerajaan Mesir selatan maka berakhirlah periode pra dinasti.
KESIMPULAN
Peradaban Mesir
kuno berlangsung di kiri-kanan sungai Nil. Peradaban lembah sungai Nil lahir
disebabkan kesuburan tanah disekitar lembah sungai yang diakibatkan oleh banjir
yang membawa Lumpur. Mengenai asal usul penduduk Mesir telah banyak teori yang
dikemukakan oleh para ahli. Baik itu dari bangsa asia ,
afrika maupun percampuran dari kedua bangsa tersebut. Dari teori-teori tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa pendukung
peradaban Mesir kuno terdiri dari berbagai suku, bangsa dan ras.
Mula-mula kehidupan
orang Mesir seperti umumnya manusia pra sejarah. Mereka belum mempunyai tempat
tinggal yang tetap dan hidup dari berburu, manangkap ikan, mengumpulkan hasil
hutan menggunakan alat yang masih sangat sederhana. Cara hidup sederhana
tersebut mulai ditinggalkan dan mulai mengenal bercocok tanam. Dengan demikian
mereka mulai membangun suatu peradaban. Selanjutnya cara hidup mereka yang
sangat sederhana itu lambat laun bertambah maju sesuai dengan hokum evolusi.
Menjelang
berakhirnya periode pradinasti diperkirakan di Mesir telah berdiri semacam kota yang oleh orang
yunani kuno disebut nome. Di Mesir pada saat itu terdapat 42 kota . Sebanyak 20 kota
di Mesir utara dan 22 kota
di Mesir selatan. Dalam perjalanan waktu nome-nome tersebut mengalami persatuan
terutama dalam bidang pemerintahan. Nome
yang di utara menjadi kerajaan Mesir utara, sedangkan yang di selatan menjadi
kerajaan Mesir selatan.
Meskipun peninggalan yang ada hanya sedikit akan tetapi
dapat diketahui bahwa akhirnya kedua kerajaan tersebut bersatu menjadi satu
Negara kesatuan. Akan tetapi kapan peristiwa tersebut terjadi masih menjadi
tanda tanya karena setiap ahli mengemukakan pendapat yang berlainan dan antara
satu pendapat dengan pendapat lainnya berselisih lebih dari 2000 tahun. Dengan
bersatunya kerajaan Mesir utara dengan kerajaan Mesir selatan maka berakhirlah
periode pra dinasti.
No comments:
Post a Comment