Awal mula masuknya pengaruh peradaban barat di Afrika disebabkan
oleh Imperialisme dan Kolonialisme bangsa-bangsa Eropa yang dipengaruhi oleh
beberapa factor antara lain : Faktor ekonomi dan faktor agama, faktor politis.
1. Faktor Ekonomi
Dimana bangsa barat ingin mencari kehidupan yang lebih
layak dari pada di negaranya. Bangsa-bangsa Eropa juga datang untuk berdagang
seperti Spanyol, Portugis dan Italia yang secara teratur datang ke pelabuhan Afrika di Laut Tengah; disitulah
muatan dari eropa, yang berupa tekstil, kuda dan barang-barang kerajinan yang
ditukarkan dengan kurma, zaitun, tembakau, tembaga dan terutama emas yang
merupakan komoditi utama perekonomian di Afrika.
2. Faktor Agama
Faktor
ini hanya merupakan faktor pembonceng dari faktor ekonomi. Karena dalam setiap
kapal-kapal dagang yang datang terdapat para misionaris yang ingin menyebarkan
agama Nasrasi.
3. Faktor Politis
Dilihat dari faktor politis mengenai
kejadian di Eropa, dimana kedudukan Sains dan teknologi khususnya dalam bidang
pelayaran, telah memotivasi bangsa-bangsa Eropa untuk menemukan Dunia Baru.
Bangsa Portugis dan Spanyol merupakan bangsa yang melatarbelakangai pelayaran
samudera dan didukung perjanjian Tourdesillas, dimana didalam perjanjian
tersebut terdapat kesepakatan untuk menghindari kontak fisik antara keduanya.
Pelayaran ke Afrika dimulai sejak pangeran Henry dari portugis memberikan izin
berlayar sehingga pelayaran yang dulunya oleh bangsa Italia telah menemukan
jalan pintas ke Dunia Baru telah setelah melewati pantai barat Afrika.
Bartolomeuz Diaz, dimana dalam pelayarannya telah menemukan jalan ke Dunia Baru
yaitu Asia dengan melewati tanjung harapan.
Dari penemuan ini memancing keinginan
Bangsa-Bangsa Eropa lainnya dalam mempelajari serta menguasai Afrika. Bangsa
Portugis semula menjadikan Tanjung Harapan sebagai batu loncatan untuk
melakukan ekspansi ke sebelah Utarannya. Setelah Portugis mengalami pasang
surut, kemudian datang bangsa Belanda dalam memonopoli perdagangan di Tanjung
Harapan, lambat laun para pendatang dari Belanda bermigrasi ke Tanjung Harapan
melakukan interaksi dengan penduduk lokal setempat. Lalu dikenal dengan
masyarakat Boer yang nantinya setelah abad 18 ditaklukan oleh Inggris, yang
saat itu gencar dalam membentuk Kolonialisasi. Maka kesimpulan yang dapat
diambil, jika dikaitkan dengan Periodisasi Sejarahnya, awalnya mereka datang
sebagai pedagang khususnya untuk meguasai jalannya perdagangan di selatan sebab
di Pesisir Utara Afrika, pada saat itu dikendalikan oleh Imperium Kesultanan
Turki Ottoman dan hubungan saat itu juga antara bangsa Eropa dengan Turki
Ottoman saling bermusuhan.
ADANNYA KERAJAAN KERAJAAN LOKAL
Sebelum kedatangan bangsa Eropa di
Afrika, telah berdiri banyak kerajaan lokal kecil yang memberi corak kehidupan
tersendiri bagi bangsa Afrika khususnya di daerah Afrika bagian tengah dan
selatan. Kerajaan-kerajaan kecil ini juga memiliki hubungan dengan
bangsa-bangsa Eropa, kebanyakan dari mereka melakukan hubungan kerjasama di
bidang perdagangan. Dalam hubungan kerjasamanya
ini dengan bangsa Barat telah membawa perubahan corak kehidupan di Afrika baik
dengan kerajaan satu dengan kerajaan yang lainnya.
Dari situ muncul kolonisasi yang
bersumber kepada pencarian kejayaan. Pada saat itu bangsa Eropa dapat dengan
mudah meletakkan pengaruhnya di Afrika karena pada saat itu kerajaan-kerajaan
kecil di seluruh benua Afrika mengalami konflik. Konflik ini terjadi antar
kerajaan-kerajaan ini. Mereka satu sama lainnya saling menjatuhkan dan
masing-masing ingin berkuasa. Ditunjukkan pada kejadian perselisihan kerajaan
di Sierrra Leon. Di dalam persaingan itu Orang Afrika melihat suatu sarana
untuk menghadapi setiap usaha kekuatan Eropa dalam merebut monopoli dagang. Oleh
sebab itu, mereka berusaha mengadakan persekutuan dengan semuannya. Mereka
mengadu domba Orang Inggris dan Perancis melawan Orang Portugis namun di dalam
persengketaan itu, imbalan yang didapat oleh orang Barat mengenai masalah budak
Afrika, di mana kedudukan budak tersebut akan dikirim ke Eropa untuk
pengembangan Industrialisasi serta diperkerjakan sebagai buruh di Perkebunan
Perkebunan milik orang Eropa di wilayah baru antara lain di Asia maupun Amerika.
Periode penjajahan Afrika oleh bangsa
Barat memiliki dua dampak besar bagi agama Kristen. Pertama, masuknya pengaruh
Kristen ke wilayah-wilayah Afrika yang belum disentuh oleh dakwah Islam,
seperti Afrika Tengah dan Selatan. Kedua, meningkatkan semangat anak-anak kaum
muslimin untuk bersekolah di sekolah-sekolah baru yang mengajarkan plajaran-pelajaran
yang bersumber dari Barat. Dengan demikian, murid-murid di sekolah ini akan
jauh dari ilmu-ilmu Islam. Apalagi, sekolah-sekolah Kristen tersebut telah
mengajarkan huruf latin dan menyingkirkan pelajaran bahasa Arab sehingga rakyat
Afrika akhirnya melalaikan peninggalan budaya dan bahasa mereka yang ditulis
dalam huruf Arab. Sehingga pengaruh Islam dapat dengan mudah di singkirkan oleh
bangsa Eropa. Mereka juga dengan mudah memasukkan agama Kristen hampir ke
seluruh benua Eropa.
Menurut para misionaris, pengajaran
adalah cara dakwah yang paling bagus. Mereka amat mengutamakan pendidikan di
kalangan anak-anak karena anak-anak memiliki kesiapan dan bakat untuk menerima
pengajaran. John Moot, misionaris Amerika, juga menekankan pentingnya peran
sekolah-sekolah dalam penyebaran ajaran Kristen. Dia berkata, “Kami harus
mengajarkan ajaran agama kepada anak-anak. Sebelum dewasa, anak-anak itu
harus kami tarik ke arah Kristen dan
sebelum konsep Islam terbentuk dalam dalam jiwa anak-anak itu, jiwa mereka harus
kami tundukkan.”
Dewasa
ini, salah satu tujuan sekolah-sekolah dan pusat-pusat universitas yang terkait
dengan misionaris adalah mendidik orang-orang yang kelak akan berpengaruh dalam
pemerintahan dan bisa menjadi pemimpin di negara mereka. Adalah jelas bahwa
misionaris akan mudah mencapai tujuannya bila yang digarapnya adalah
orang-orang yang pernah mendapat pendidikan di sekolah-sekolah Kristen. Buktinya bisa kita lihat pada negara-negara
Afrika, yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Ketika di antara tahun-tahun
1950-1970, negara-negara itu mencapai kemerdekaannya, tiba-tiba mereka
mendapati bahwa presiden mereka ternyata seorang Kristen.
Kegagalan dalam menjalankan program
pembangunan, kekeringan, kelaparan, dan utang yang sangat banyak yang dimiliki
negara-negara Afrika semakin mempermudah
masuknya pengaruh misionaris di negara-negara itu karena mereka mendapat perlindungan
dana yang banyak dari negara-negara barat. Dengan melihat kondisi sosial dan
ekonomi yang seperti ini sangat mempermudah masuknya pengaruh eropa di Afrika.
Penyebaran ajaran Injil yang meluas
dan dilakukan secara gratis di tengah masyarakat, propaganda dan penyebaran
budaya sekularisme Barat, dan perluasan ajaran barat secara sangat luas
merupakan beberapa metode misionaris di Afrika.
Metode lain yang dipakai para
misionaris adalah pelayanan kedokteran dan kesehatan. Para dokter
memberikan dukungan yang amat besar bagi
gerakan misionarsi dalam mencapai tujuannya. Menurut mereka, di manapun manusia
di dunia ini, orang yang sakit akan selalu ada dan orang sakit akan selalu
memerlukan dokter. Di manapun ada kebutuhan terhadap dokter, di sanalah ada
kesempatan untuk menyebarkan ajaran agama.
Di Afrika banyak terdapat rumah sakit
dan klinik-klinik kesehatan yang dikelola para misionaris Kristen. Meskipun
kaum misionaris mengatakan bahwa tujuan dari kegiatannya ini tidak lebih dari
pemberian pertolongan kepada masyarakat, akan tetapi, di sebagian kawasan, para
misionaris itu tanpa tedeng aling-aling menerangkan secara jelas tujuan asli
kegiatan mereka itu. Mungkin hal ini didasari oleh pandangan mereka yang
terlalu menganggap bodoh masyarakat pribumi.
DAFTAR PUSTAKA
Kolit, K. Dominicus. 1972. Sejarah Afrika. Nusa Indah: Flores.
Davidson, Basil. 2002. Kerajaan-Kerajaan Afrika. Tira Pustaka Jakarta.
Anggolo, Teodore. 1987 : “ The Fateful Years British Adventures in The Africa” Manila. RP
Publishing.
No comments:
Post a Comment