Identitas Buku
Ø Judul Buku :
Sejarah Filsafat Cina
Ø Nama Pengarang : Fung
Yu-Lan, Penerjemah John Rinaldi, S. Fil.
Ø Penerbit :
Pustaka Pelajar
Ø Kota terbit : Yogyakarta
Ø Tahun terbit :
2006
Sejarah Filsafat Cina
A. Kedudukan Confusius
dalam Sejarah Cina
Confusius dikenal dengan lebih baik di Barat daripada
orang Cina mana pun lainnya. Di Cina sendiri, meskipun selalu termasyur, namun
kedudukan dalam sejarah telah mengalami perubahan yang sangat berarti dari satu
period eke periode lainnya. Berbicara dari sudut pandang kesejarahan pertama
kali ia adalah seorang guru yang artinya hanya seorang guru diantara guru yang
lainnya. Tetapi setelah kematiannya ia secara berangsur-angsur dipandang
sebagai sang guru dan lebih unggul dibandingkan dengan guru-guru yang lainnya.
Pada abad kedua SM ia diangkat bahkan kedudukannya lebih tinggi. Menurut banyak
pengaut Confucianisme pada waktu itu Confusius sebenarnya tewlah ditunjuk oleh
Alam Ketuhanan untuk memulai sebuah dinasti baru yang akan dinasti Chou.
Meskipun dalam kenyataannya tanpa mahkota atau pemerintah, tetapi ditinjau dari
cita-citanya ia telah menjadi seorang raja yang memerintah seluruh
kemaharajaaan. Bagaimana pertentangan yang nyata ini terjadi, para penganut
Confucianisme ini mengatakan, hal itu dapat dipahami dengan mempelajari
pengertian esoteric yang menurut dugaan sementara terkandung dalam catatan Catatan Kejadian Musim Semi dan Musim Gugur.
Buku ini dipandang mereka tidak sebagai sebuah catatan sejarah negeri asal
Confusius., melainkan sebuah karya penting dalam bidang politik yang ditulis
oleh Confusius untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya dalam bidang etika dan
poltik. Kemudian pada abad pertama SM, Confusius dipandang melebihi seorang
raja. Menurut banyak orang pada waktu itu, ia adalah dewa yang hidup diantara
manusia-suatu makhluk ilahi yang mengetahui banwa setelah masa kehidupannya
suatu hari akan muncul dinasti Han (206 SM-220 M) dan yang oleh karena itu
dalam Catatan Kejadian Musim Semi dan
Musim Gugur, menjelaskan cita-cita politik yang cukup lengkap untuk
direalisasikan oleh orang-orang dari dinasti Han. Pendewaan ini merupakan
puncak kejayaan Confusius dan pada pertengahan dinasti Han, Confusianisme
secara layak dapat disebut sebagai suatu agama (Religion).
Akan tetapi masa pendewaan ini tidak berlangsung lama. Sejak
permulaan abad pertama Masehi, para penganut Confusianisme yang lebih bertipe
rasionalistik mulai memegang peranan, karenanya di kemudian hari, Confusius
tidak lagi diapandang sebagai makhluk ilahi, meskipun kedudukannya sebagai
seorang Guru tetap tinggi. Dalam kenyataanya pada akhir abad ke sembilan belas
ada kebangkitan kembali dalam kangka waktu yang singkat teori yang mengatakan
bahwa Confusius lewat ditetapkan oleh Tuhan sebagai seorang raja. Namun setelah
itu dengan berdirinya Republik Cina, reputasina jatuh sanpai ia dipandang lebih
rendah dari pada sang Guru dan saat ini kebanyakan orang Cina akan mengatakan
bahwa pertama kali adalah seorang guru dan tentulah seorang guru yang besar,
namun sama sekali bukan satu-satunya guru.
Confusius pada masa kehidupannya telah diakui sebagai orang yang
berpengetahuan sangat luas. Sebagai contoh, salah seorang yang hidup sezaman
dengannya mengatakan: “Tuan K’ung memanglah seorang yang agung! Pengetahuannya
sangat luas hingga tidak dapat disebit dengan satu nama saja. Dari
catatan-catatan yang dipaparkan didepan, kita bisa melihat bahwa ia memandang
dirinya sebagai pewaris dan pelestari peradaban kuno dan dipandang demikian
juga oleh sejumlah orang yang hidup sezaman denganya. Melalui karyanya ia
mencipta sambil menyiarkan ajaran menyebabkan mazhabnya untk
menginterpretasikan kembali peradaban pada masa sebelum kehidupannya. Ia
membela apa yang ia pandang sebagai yang terbaik yang ada dalam peradaban lama
dan kemudian menciptakan sebuah tradisi yang kuat yang diikuti orang hingga
pada masa akhir-akhr ini ketika seperti pada masa kehidupan Confusius sendiri,
Cina kembali menghadapi perubahan ekonomi dan social yang sangat dahsyat. Di samping
itu, ia guru pertama di Cina. Dengan demikian , meskipun secara histories ia
hanya seorang guru, namun hal ini bukan merupakan sesuatu yang tidak masuk akal
bahwa di masa-masa kemudian ia dipandang sebagai sang guru.
Kelebihan Buku :
- Dalam buku ini pemaparan dan pembahasan materi yang disajikan ditulis secara detail, luas dan komprehensif tentang sejarah filsafat Cina yang lebih khususnya adalah kedudukan Confusius dalam sejarah Cina.
- Kelebihan yang kedua yaitu adanya unsur kesengajaan dari Penulis dan Editor untuk menghindari catatan kaki (footnote) yang terlalu banyak agar dapat diperoleh sebuah karya ilmiah yang padat dan dipercaya sebagai sebuah karya yang benar-benar akurat.
Kelemahan Buku :
- Dalam buku ini, meskipun memaparan dan pembahasan ditulis secara detail, tetapi materi yang dijabarkan tidak sistematis.
- Dalam buku ini juga banyak terdapat kata-kata yang suli dimengerti dan berambigu, sehingga untuk menafsirkan isi buku sering kali mengalami kesulitan, bagi saya sendri dan khususnya bagi orang-orang awam.
No comments:
Post a Comment