Saturday, August 20, 2016

Perang Balkan

A.      Latar Belakang Perang Balkan
lstilah Balkan berasal dari bahasa Turki yang berarti pegunungan. Balkan merupakan nama semenanjung timur dari tiga semenanjung besar di Eropa sebelah selatan. Semenanjung ini membentang ke arah selatan sepanjang Sungai Sava dan sungai Danube, yang menjembatani antara Eropa dengan Asia. Pada masa lampau, wilayah Balkan meliputi propinsi Pannonia, Dacia, Moesia, Thrace, Illyrium. Macedonia, dan Yunani yang termasuk dalam kekaisaran Romawi. Pada abad modern. Balkan merupakan kelompok bangsa yang terdiri dan Rumania, Bulgaria, Albania, Yunani dan Yugoslavia.
Pada tahun 776 Masehi, Balkan dihuni oleh bangsa Macedonia di sebelah utara Gunung Olympus dan bangsa Yunani di sebelah selatannya, bangsa Thracia di antara Sungai Rhodops dan Sungai Danube. Selain itu terdapat bangsa Illyria yang berada di sepanjang Pantai Adriatik. Setelah itu banyak berdatangan para imigran dari luar antara lain Bangsa Slav Selatan. Orang-orang Slav berasal dari sebeiah utara Pegunungan Carpathian dan sebelah barat Sungai Vitsula. Populasi bangsa Slav terus mengalami peningkatan. Selain bangsa Slav Selatan, berdatangan pula bangsa Slav Timur di Rusia, Slav di Bohemia, Moravia, dan lembah Sungai Elbe. Orang-orang Slav Selatan merupakan ancaman abadi bagi penduduk pribumi Balkan karena kepandaiannya dalam menungang kuda dan berperang.
Sejarah politik semenanjung Balkan dipengaruhi oleh faktor geografi, terutama kondisi topografi yang memudahkan para pendatang luar memasuki wilayah Balkan. Balkan secara berturut-turut telah digoncangkan oleh berbagai gelombang invansi. Romawi, Slavia, Bulgar, dan Turki merupakan contoh bangsa-bangsa asing yang berhasil menduduki dan menanamkan pengarahnya di Balkan.
Turki adalah negara yang paling lama menanamkan pengaruhnya di Balkan yang dimulai pada abad keempatbelas sampai awal abad keduapuluh. Pada masa pemerintahan Sultan Abdul Hamid II (1876-1909), kebijakan-kebijakan yang diterapkan di Negara-negara jajahan sering mendapatkan perlawanan.  hal ini disebabkan karena kediktatoran yang dilakukan oleh pemerintah Turki di Balkan. Pemberontakan yang terjadi di Bulgaria oleh Sultan Abdul Hamid II ditumpas dengan mengadakan pembantaian secara besar-besaran terhadap orang-orang Bulgaria. Hal ini mernbuat orang-orang Eropa membenci Sultan Abdul Hamid II. Pemerintahan Turki di bawah Pemerintahan Sultan Abdul Hamid II (1876-1909) penuh dengan pernberontakan, konspirasi, intervensi dan pembantaian terhadap bangsa-bangsa Balkan. Hal ini pun menimbulkan protes dari bangsa Turki sendiri yang pada akhirnya menggulingkan kekuasaan Sultan Abdul Hamid II dari tahta. Protes tersebut diwujudkan dalam bentuk Revolusi Pemuda Turki yang terjadi pada tahun 1908 Pelopor penggulingan kekuasaan sultan adalah para pemuda Turki. Setelah Sultan Hamid II turun tahta maka dia digantikan oleh Muhammad V yang merupakan saudara laki-lakinya.
Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad V (1909-1918), dalam sistem pemenintahan Turki terdapat seorang Menteri Muda Turki yang menggantikan posisi dari Kabinet Liberal Kamil Pasha. Selain itu parlemen diubah menjadi suatu badan nasional Sejak tahun 1909, pemerintahan Turki adalah sebuah pemerintahan diktator militer yang dipimpin oleh Enver Bey. Tujuan dari para kaum Muda Turki adalah nasionalisme yang kuat. Mereka merencanakan agar seluruh warga Turki meuggunakan bahasa Turki. Selain itu setiap warga negara Turki juga dituntut untuk ikut serta berperan dalam angkatan bersenjata nasional umum. Namun rencana ini tidak dapat dilaksanakan karena banyak orang Kristen dan muslim non Turki  yang menolak rencana tersebut.
Reaksi yang nuncul danri daerah jajahan Turki dalam rangka menentang Gerakan Turki Muda ini semakin kuat, maka timbul perlawanan-perlawanan yang merupakan wujud dari  rasa nasionalisme bangsa-bangsa di Balkan untuk melawan Turki, Munculnya rasa nasionalisme bangsa-bangsa Balkan juga disebabkan karena adanya intervensi dari berbagai negara luar yang mempunyai kepentingan politik dan ekonomi di wilayah tersebut. Inggris, Austria dan Rusia adalah Negara-negara yang ikut meramaikan konflik di Balkan.
Austria merupakan salah satu negara yang menginginkan wilayah Balkan. Di bawah pemerintahan Frans Joseph, negara ini melakukan aneksasi terhadap Bosnia Herzegovina pada tangal 7 Oktober 1908. Aneksasi ini telah membuat negara ini memperoleh kedudukan yang kuat di Balkan. Austria memperoleh keuntungan dengan adanya aneksasi ini antara lain mereka rnempunyai daerah pedalaman dekat Pantai Dalmatia yang menghubungkannya dengan Hongaria serta dapat menjadi benteng Austria di Adriatik. Selain itu, Austria menjacli semakin dekat dengan Aegea sehingga apabila negara ini terputus dari Adriatik, Laut Aegea akan menjadi satu-satunya jalur ke luar maritimnya.  Hal inilah yang mendorong negara ini menginginkan wilayah Balkan dan selalu berusaha ikut andil dalam setiap konflik di semenanjung ini.
Bagi Rusia, wilayah Balkan menjadi sangat menarik karena letaknya memang sangat strategis sebagai penghubung antara Benua Asia dengan Eropa. Jalur perdagangan Rusia harus melalui Selat Dardanela yang ada di Balkan untuk menuju ke laut bebas.  Rusia telah lama menginginkan pelabuhan yang bebas dari es sepanjang tahunnya. Oleh karena itu negara inipun menginginkan Balkan. Ketika Balkan dikuasai Turki, Rusia menerimanya selama Turki melaksanakan tugasnya dngan baik dalam artian menguntungkan Rusia. Rusia tidak menginginkan dominasi oleh negara besar manapun di Balkan tanpa adanya jaminan baginya sebagai sebuah negara merdeka. Di samping itu, Rusia sebagai negara Slav terbesar ingin melindungi orang-orang Slav di Balkan yang  diperlakukan sewenang-wenang oleh Turki. Untuk itu negara ini memprovokasi bangsa-bangsa Balkan agar segera melepaskan diri dari Turki dengan harapan Turki akan menjadi kacau sehingga Rusia akan mampu rnenguasai Balkan dengan mudah. Atas provokasi Rusia inilah semangat nasionalisrne bangsa-bangsa di Balkan semakin berkobar yang pada akhirnya membawa mereka terlibat dalam Perang Balkan 1 untuk melawan Turki.
lnggris sebagai sebuah negara besar tidak tinggal diam melihat aksi-aksi Rusia di Balkan. Keinginan Rusia di Balkan ditentang oleh lnggris karena Negara ini tidak ingir kepentingan perdagangarnya di wilayah ini terganggu. Inggris ingin agar stabilitas keamanan wilayah ini stabil agar kepentingannya di Mesir dan Balkan terlaksana dengan baik. Turki yang menjadi penguasa Balkan pada waktu itu memberi jalan kepada lnggris sehingga dengan kata lain Turki menjadi benteng kepentingan lnggris di Mesir maupun di India. Hal ini yang membuat lnggris membela Turki dari pada Rusia. Pemberian kelonggaran perdagangan lnggris di Balkan sebagai wujud balas budi Turki karena negara besar seperti Inggris mendiamkan sikap Turki untuk menganeksasi Balkan.
Turki sebagai penguasa di Balkan selalu mendapatkan pengaruh dan ancaman dari negara-negara yang mernpunyai kepentingan politik dan ekonomi di wilayah tersebut. Negara-negara yang ingin agar kepentingannya terlaksana misalnya Rusia selalu membuat intrik-intrik di negara Balkan agar mau melawan Turki. Segala campur tangan negara-negara luar tersebut kemudian menambah persoalan di Balkan semakin rumit sehingga terakumulasi menjadi satu dengan persoalan bangsa Balkan dngan Turki yang mengakibatkan pecahnya Perang Balkan. Ambisi dan keinginan negara-negara besar telah meramaikan konflik di wilayah Balkan.
Perang Balkan I berkobar sebagai konsekuensi dari ultranasionalisme Turki. Bangsa-bangsa Balkan yang diperlakukan sewenang-wenang oleh Turki mengadakan kompromi untuk membentuk Liga Balkan dalam rangka mengusir Turki dari wilayah mereka. Sebelum Perang Balkan I berlangsung, muncul Liga Balkan yang merupakan gabungan dari bangsa-bangsa Balkan. Liga Balkan terbentuk atas prakarsa dan politikus Yunani yang bernama Venizelos.  la mempunyai cita-cita untuk mempersatukan Yunani, Montenegro, Serbia dan Bulgaria Liga Balkan ini menemukan peluang yang tepat untuk membebaskan diri dari Turki dengan alasan bahwa pemuda-pernuda Turki mulai menganiaya orang-orang Kristen Macedonia.
Liga Balkan berusaha membebaskan Macedonia dari tekanan-tekanan Turki. Liga ini kemudian mengadakan serangan terhadap pemerintahan Turki di Balkan dan berbagai penjuru arab.  Bangsa Bulgaria menyerang Thrace, bangsa Serbia masuk ke Novibazar dan mengalahkan orang-orang Turki di Kumonov. Bangsa Montenegro menyerang Albania sedangkan Yunani menyerang Thessaly dan menuju Salonika. Turki tidak mampu menahan serangan Liga Balkan karena Turki sendiri sedang dilanda konflik dengan Itali. Selain itu kondisi dalam negeri Turki sendiri sedang banyak terjadi kemelut politik yang belum terselesaikan.
Pada awal Desernber 1912 negara-negara yang tergabung dalam Liga Balkan memaksakan gencatan senjata. Turki yang tidak berdaya mau tidak mau menyetujuinya. Gencatan yang dilakukan dengan jalan mengadakan konferens di London. Perang Balkan I yang berlangsung, telah membuat kacau perdagangan lnggris di Balkan dan kawasan Aegea. lnggris yang memiliki kepentingan perdagangan di kawasan tersebut turut serta dalam upaya mendamaikan ke dua belah pihak yang bertikai. Perjanjian perdamaian dilaksanakan di London dengan alasan bahwa lnggris dianggap sebagai negara besar yang paling netral di antara yang lainnya  Hal ini dimungkinkan karena kemampuan lnggris dalam melakukan lobi dan dipomasi baik ke dalam maupun ke luar negeri.
Negosiasi antara Turki dengan Liga Balkan mempermasalahkan 2 hal yaitu apakah Rumania harus mendapat kompensasi di Dobrudja atas netralitasnya dan apakah Turki terus memiliki 4 kota yang masih dikuasainya. Memasuki Januari 1913 masalah pertama selesai sesuai dengan keinginan Rumania. Masalah kedua dputuskan bahwa Turki harus melepaskan Adrianopel dan tetap memiliki tiga wilayalah lainnva, Rencana pelepasan Adrianopel ditentang oleh pemuda Turki. Perang timbul kembali antara Turki melawan Liga Balkan. Negara Turki mengalami kekalahan dalam pertempuran ini. Pada bulan Maret Adnanopel jatuh ke tangan Bulgaria dan Serbia, Yunani mendaptkan Yanina sedangkan Schutari di Albania diambil alih oleh Serbia dan Montenegro.
Kemenangan Liga Balkan memaksa Turki untuk mengadakan Perjanjiaan London pada Bulan Mei 1913. Keputusan dari Konferensi London 1913 adalah Turki hanya mendapatkan sebagian kecil Thrace, sedangkan Albania dijadikan negara otonomi. Akhir Perang Balkan I yang ditandai dengan penandatanganan Perjanjian London 1913 ternyata menimbuikan masalah aru. Negara-negara Liga Balkan mengaIami kesulitan dalam pembagian daerah-daerah yang merupakan hasil kemenangannya dalam Perang Balkan 1. Masalah ini diperburuk oleh Rumania yang juga meminta bagian wilalyah tersebut.

B. Dampak Perang Balkan
Perang Balkan membawa dampak yang memicu terhadap munculnya konflik baru di kawasan tersebut. Dalam bidang ekonomi, perang Balkan telah membawa kerugian pada pihak Inggris karena perdagangan Inggris di kawasan Balkan dan Aegea terganggu. Turki telah mengeluarkan dana yang begitu besar untuk perang tersebut namun mengalami kekalahan dan kehilangan beberapa wilayah jajahannya. Selain ita muncul pergeseran kepentingan serta maraknya perdgangan senjata di kawasan tersebut.
Di bidang sosial Perang Balkan telah membuat kesejahteraan rakyat merosot secara drastis. Perang telah menghabiskan dana yang begitu besar. Kesejahteraan rakyat terabaikan sehingga memicu timbulnya kriminalitas. Selain itu, suatu wilayah yang dulu dikuasai oleh suatu negara namun setelah perang berakhir wilayah tersebut menjadi milik negara lain, menimbulkan masalah baru yaitu perpindahan penduduk yang besar atau pengungsian menuju negaranya.
Dalam bidang politik, Perang Balkan telah menjadikan negara-negara Balkan memperoleh otonomi dan mencapai kemerdekaan, Dilain pihak, Serbia yang selalu memperoleh keuntungan dalam Perang Balkan tumbuh menjadi negara yang paling berkuasa di Balkan sehingga memunculkan ultranasionalisme Serbia. 


DAFTAR PUSTAKA

Badri Yatim. (1970). Historiografi Islam. Jakarta : Logo Wacana Ilmu.
C D M Ketelbey. (1958). A History of Modern Times from 1789. London : George G Harrap and Co Ltd.
Habsbown. (1992). Nasionalisme Menjelang Abad XXI. A.b. Hartian Silawati. Yogyakarta : Tiara Wacana.
J Salwyn Schapiro. (1946). Modern and Contemporery European History 1815-1945. Boston : Houghton Mifflin Company.
Peter Gay and R.K. Webb. (1973). Modern Europe since 1815. New York : Harper and Row.
Peter Salim dan Yeni Salim. (1995). Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta : Modern English Press.

No comments:

Post a Comment