Historiografi dalam arti luas merupakan sejarah
penulisan sejarah yang berisi aktivitas manusia dan peradaban pada masa lampau yang
didalamnya terdapat sesuatu yang berkesinambungan, kausalitas dan perubahan
yang didalamnya terdapat teori dan metodologi yang isinya mempunyai kesatuan
yang utuh. Historiografi adalah relistruksi imajinatif masa lampau manusia pada
masa lampau berdasarkan bukti-bukti dan data-data yang diperoleh melalui proses
menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau.
Penulisan sejarah zaman dahulu atau historiografi
tradisional pada zaman dahulu dilakukan oleh para pujangga. Walau belum
mengetahui secara pasti apa fungsi penulisan sejarah, tapi penulisan sejarah
banyak dilakukan. Penulisan tersebut dilakukan atas dasar keinginan sendiri
atau atas dasar permintaan seorang raja.
- Tradisi lisan
Sebelum sejarah ditulis oleh para pujangga pada zaman
dahulu, sejarah sudah disampaikan melalui cerita. Yang dikenal dengan tradisi
kecil dan tradisi besar. Tradisi kecil merupakan penyampaian sejarah melalui
cerita lisan, Sedangkan tradisi besar merupaka penyampaian sejarah melalui
tulisan. Tradisi kecil berlangsung sebelum ada Tulisan, belum ada bahasa
sansekerta dan tulisan jawa. Kemudian melalui proses yang sangat panjang
tradisi kecil tersebut berkembang menjadi tradisi besar, tentu saja seiring
dengan ada dan berkembangnya tulisan, bahasa sansekerta dan bahasa jawa;
Penulisan sejarah yang ada sebagian besar ditemukan di istana, maka penulisan
sejarah pada zaman dahulu bersifat istana sentris.
- Tradisi tulisan
Tradisi besar atau tradisi tulisan yaitu penyampaian
sejarah melalui tulisan. Tradisi tulisan tentu saja ada setelah manusia
mengenal tulisan. Tulisan yang menjadi sasaran penulis dipandang sebagai hasil
budaya yang berupa cipta sastra. Tulisan yang berupa naskah itu dipandang
sebagai cipta sastra karena teks yang terdapat di dalam naskah itu merupakan
suatu keutuhan dan mengungkapkan pesan. Pesan yang terbaca dalam teks secara
fungsional berhubungan erat dengan filsafat hidup masyarakat pendukungnya. Teks
tulisan dapat berupa tulisan tangan, tetapi dapat pula tulisan cetakan.
Tulisan atau Naskah-naskah kuno yang tersimpan di
museum-museum, perpustakaan-perpustakaan, maupun yang tersimpan pada anggota
masyarakat di seluruh pelosok tanah air, merupakan warisan nenek moyang bangsa
yang sangat berharga, karena pada naskah-naskah kuno itulah terkandung
informasi tentang keadaan, gambaran, sikap, pandangan, dan cita-cita mereka
semasa hidupnya. Saat ini bagi anak-cucunya, karya mereka jelas merupakan dasar
budaya bangsa Indonesia, Naskah kuno di Indonesia bersisikan berbagai ragam,
mulai dari naskah kesusastraan dalam arti terbatas sampai keagamaan,
kemasyarakatan, sejarah, yang sangat penting bagi pengetahuan kebudayaan
tiap-tiap daerah dan sebagai keseluruhan dapat memberikan gambaran lebih jelas
mengenai kebudayaan Indonesia pada umumnya. Umumnya naskah-naskah kuno itu
ditulis dalam bahasa daerah dan menggunakan aksara daerah. Oleh sebab itu, para
penulis dalam hal ini adalah pujangga, pujangga Nusantara memang harus
menguasai bahasa dan aksara daerah Nusantara.
Penulisan sejarah yang dilakukan pujangga-pujangga pada
zaman dulu bertugas menjelaskan, menceritakan dan menulis untuk kepentingan
sejarah dan menghadirkan kewenangan seorang raja, sehingga disusun lebih
lengkap dan bermakna dan segi konsep keagamaan. Oleh karenanya, teks yang
dibuat lebih cenderung bernuansa simbolik yang diragukan faktanya.
No comments:
Post a Comment