Saturday, July 23, 2016

Sejarah Singkat Candi Wisnu

A. Lokasi
            Candi Wisnu merupaan salah satu candi yang berada dikompleks percandian Rara Jonggrang di Prambanan. Kompleks percandian Rara Jonggrang terletak di sebelah timur aliran sungai opak, di dusun Karang Asem, Desa Bokoarjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

B. Latar Belakang Sejarah
            Mengenai latar belakang sejarah pendirian candi Rara Jonggrang masih belum diketetahui secara pasti. Salah satu prasasti yang dihubungkan dengan candi Rara Jonggrang ialah Prasasti berangka tahun 856 M yang asalnya tidak diketahui, kini disimpan di Museum Pusat Jakarta. Prasasti tersebut menyebut Raja Jatiningrat yang digantikan oleh Dyah Lokapala.
            Disebutkan bahwa Raja telah mendirikan sebuah bangunan suci yang disebut Siwagreha (rumah Siwa) dan Siwalaya (tempat dewa Siwa). Itulah sebabnya prasasti ini sering disebut prasasti Siwagreha. Dalam prasasti disebutkan adanya candi-candi yang mempunyai susunan berderet dengan tinggi dan bentuk yang sama. Candi utama mempunyai dinding tembok sendiri yang memisahkan dengan candi-candi kecil lainnya.
C. Pemugaran
            Pemugaran candi Wisnu secara fisik mulai dilakukan sejak bulan April 1982. Namun demikian sebelum didahului dengan penelitian-penelitian yang bersifaf teknis arkeologi untuk pembuatan rencana pemugaran. Pemugaran candi Wisnu diselesaikan dalam waktu 9 tahun dengan target volume kumulatif 3502 m, termasuk pembenahan lingkungannya.
Ø  Keadaan Candi Sebelum Dipugar
Keadaan candi Wisnu sebelum dipugar nampak runtuh sampai bagian kaki. Batu-batunya sudah banyak yang pecah dan hancur, bahkan banyak juga yang hilang. Batu-batu candi yang masih tersisa banyak ditumbuhi oleh mikroorganisme dan sebagian sudah mengalami penggaraman.
Ø  Pelaksanaan Pemugaran
Proses Pemugaran candi Wisnu dibagi menjadi beberapa tahapan kerja yaitu pencarian batu, pembongkaran, konservasi, pembuatan batu penganti, dan rekontruksi. Meskipun demikian, sebelumnya perlu dilakukan kegiatan-kegiatan persiapan pemugaran yang meliputi penertiban batu, pembuatan barak kerja, pemasangan perancah, pengadaan peralatan, bahan kerja serta persiapan sarana penunjang.
Ø  Penyelesaian Akhir
Dengan selesainya pemugaran candi Wisnu tidak berarti tugas-tugas perawatannya selesai sebab hasil pemugaran diharapkan dapat dinikmati oleh generasi-generasi yang akan datang. Padahal candi Wisnu terletak di lapangan terbuka dan tidak lepas dari dampak negatif lingkungan. Oleh karena itu, setelah proses pemugaran dinyatakan selesai masih perlu diikuti dengan kegiatan-kegiatan penyempurnaan dan kegiatan tambahan yang mengacu pada pemeliharaan candi. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi : Penyelarasan permukaan batu pengganti dan penandasan batu baru, Pemasangan instalasi penangkal petir, Pembongkaran perancah dan pembenahan lingkungan serta Pemeliharaan berkala.
D. Arsitektur Candi
            Secara vertikal bangunan candi Wisnu terdiri dari tiga bagian yaitu : kaki candi, tubuh candi, dan atap candi. Masing-masing bagian melambangkan alam kehidupan yang berbeda yaitu alam kehidupan manusia, alam perantara, dan alam kehidupan para dewa. Secara fungsional ketiga bagian bangunan candi saling berhubungan. Hubungan ini terlihat jelas pada waktu diadakan upacara keagamaan. Dalam upacara keagamaan, dewa yang banyak dipuja diturunkan dari atas kemudian bersemayam di dalam bilik candi dan dijiwai oleh zat-zat yang terangkat dari kaki candi (peripih yang ditanam di suran candi). Sedangkan secara hirizontal kompleks candi Roro Jonggrang dibagi menjadi tiga halaman ialah halaman luar berukuran 390 X 390 meter, halaman tengah berukuran 222 X 222 meter, dan halaman pusat (halaman dalam) berukuran 110 X 110 meter. Setiap halaman dipisahkan oleh tembok batu dan dihubungkan oleh pintu-pintu halaman yang dipasang pada ke empat sisinya, dengan pintu utama mengadap ke timur.
E. Hiasan

            Hiasan pada kaki candi adalah bermotif Prambanan. Disebut demikian karena hiasan tersebut hanya ditemukan di candi Prambanan. Hiasan motif Prambanan berupa seekor singa di dalam relung diapit dua bidang hias berisikan pohon kalpataru yang tumbuh dari pot. Pada tubuh candi ditemukan hiasan kala makara dipahat pada ambang pintu masuk ke bilik candi. Hiasan kala digambarkan sebagai raksasa menakutkan, bermata bulat besar, mulut tergangga dengan taring menonjol keluar, yang berfungsi sebagai penolak bala. Sedangkan pada atap candi Wisnu mempunyai hiasan amalaka-amakala kecil pada tiap tingkatnya. Ada pendapat bahwa amakala merupakan perpaduan bentuk stupa dan ratna. Hiasan lain yang dipahatka pada atap candi adala hiasan gana pada bingkai duduk kemuncak atap I, II dan III. Hiasan gana digambarkan sebagai raksasa kecil bererut buncit dalam posisi menahan beban.  

No comments:

Post a Comment