Saturday, July 9, 2016

Sejarah Singkat Asia Barat

Asia Barat memiliki nama lain yaitu Timur Tengah. Timur Tengah adalah terjemahan dari Middle East, suatu istilah yang sejak Perang Dunia II digunakan oleh orang-orang Inggris dan Amerika Serikat untuk menyebutkan kawasan yang sebagian besar terletak di kawasan Asia Barat Daya dan Afrika Timur Laut dan oleh sebab itu dapat dibatasi sebagai jembatan antara Eropa, Asia, dan Afrika. Istilah ini berasal dari perluasan wilayah komando militer Inggris,  yang mula-mula mencakup negara-negara di sebelah timur Terusan Suez, istilah tersebut menggantikan istilah yang lebih tua seperti Near East dan Levant.
KAWASAN TIMUR TENGAH
Timur Tengah memiliki luas wilayah 16.055.437 Km2 dan penduduknya pada tahun 1980 berjumlah 248.831.000 orang akan tetapi penyebarannya tidak merata. Mayoritas masyarakat menempati wilayah di sepanjang lembah sungai Nil. Secara kasar Timur Tengah dapat dibagi menjadi dua, yaitu Dunia Arab dan Dunia Non Arab. Yang pertama terdiri atas 21 negara yang bersama-sama meliputi wilayah seluas 13.398.134 Km2 dan mempunyai sekitar 160 juta orang penduduk. Yang kedua terdiri atas Iran, Israel, Turki, dan Siprus, yang memiliki wilayah seluas 2.456.403 Km2 dan mempunyai 88.485.000 orang penduduk[1].
Sebagian besar penduduk Timur Tengah adalah bangsa Arab atau bangsa-bangsa yang menggunakan bahasa Arab. Kelompok besarnya berikutnya adalah bangsa Iran dan bangsa Turki. Selain itu terdapat pula kelompok-kelompok lainnya yang lebih kecil seperti bangsa Yahudi, bangsa Armenia dan bangsa Kurdi yang tersebar di berbagai negeri sebagai suku minoritas.
Sesuai dengan itu di Timur Tengah dijumpai banyak bahasa. Yang pertama adalah bahasa Arab, yang dari negeri asalnya di semenanjung Arab meluas dengan cepat sejalan dengan meluasnya Islam pada abad ke 7 sampai ke 9, dan kini merupakan bahasa umum di negara Mesir, Sudan, Arab Sudi, Jordania, Suriah, Lebanon, Irak, Libya, Tunisia, Aljazair, dan Maroko. Bahasa yang kedua adalah bahasa Turki, bahasa ini digunakan di sebagian Asia Kecil dan di berbagai daerah di Iran dan Uni Soviet, bahasa Turki pertama-tama menggunakan huruf Arab tetapi sejak 1928 digunakan huruf latin yang lebih selaras dengan bunyi-bunyi bahasa Arab. Bahasa besar lain adalah bahasa Parsi bahasa ini paling banyak digunakan dua pertiga rakyat Iran dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya salah satu variannya digunakan di negeri tetangga Afganistan, bahasa Parsi ditulis dengan huruf Arab. Selain bahasa utama tersebut masih terdapat bahasa-bahasa yang dipergunakan oleh suku-suku tertentu di kawasan Timur Tengah[2].
Sebagian besar kawasan Timur Tengah adalah daerah pegunungan, gurun pasir, dan rawa-rawa, dan areal pertaniannya sangat kecil hanya 5%-7,5% dari seluruh wilayah. Selain bercocoktanam penduduk juga bekerja pada pengolahan hasil pertanian sebagai pengepak kapas dan tembakau, pengering buah-buahan, pengaleng buah-buahan dan sayur-sayuran serta minyak zaetun. Peternakan dilakukan oleh suku Badui di daerah pegunungan atau gurun pasir yang kering. Di bagian utara Timur Tengah terdapat banyak tambang mineral. Di sejumlah negeri ditemukan cadangan minyak bumi yang besar sekali dan menjadikan Timur Tengah sebagai sumber minyak dunia.

ARTI PENTING TIMUR TENGAH
v  Arti Strategi
Dari segi strategi, Timur Tengah sejak dahulu adalah salah satu kawasan yang penting. Sehingga barang siapa menguasainya mempunyai kekuatan strategis di dunia. Berkat letaknya pada pertemuan Eropa, Asia, dan Afrika, kawasan itu menguasai jalan masuk ketiga benua itu. Timur Tengah berbatasan dengan Laut Tengah, Laut Merah, Laut Hitam, Laut Kaspi, Teluk Persi, dan Samudra Hindia. Di kawasan itu juga terdapat jalan air-jalan air yang strategis, yaitu Selat Bosphorus, Selat Dardallena, Terusan Suez dan Selat Bab el Mandeb. 
v  Minyak Timur Tengah
Arti Timur Tengah menjadi jauh lebih besar dengan penemuan miyak bumi dalam jumlah yang luar biasa. Minyak bumi yang terdapat di Timur Tengah adalah dua pertiga dari minyak bumi yang ada di dunia. Sepeti yang diketahui minyak bumi adalah bahan mentah yang diperlukan dalam peradaban industriil kontemporer. Eropa Barat mendapatkan 70% kebutuhan akan minyak bumi dari Timur Tengah dan Jepang 80%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa negara-negara Eropa Barat dan Jepang bergantung pada Timur Tengah[3].


MASALAH-MASALAH TIMUR TENGAH
v  Tekanan Penduduk
Timur Tengah menghadapi masalah tekanan penduduk akibat laju pertumbuhan yang tinggi. Laju kelahiran adalah tinggi sedangkan laju kematian semakin berkurang akibat perbaikan dari dinas kesehatan. Pertumbuhan penduduk yang cepat ini menjadi masalah yang serius karena tidak disertai pertumbuhan ekonomi yang lebih besar.
v  Perbedaan Sosial yang Mencolok
Sebagian besar masyarakat adalah miskin dan kekayaan mengumpul di tangan sedikit orang. Jurang kaya miskin itu tidak berkurang melainkan terus meningkat taraf hidup rakyat banyak tetap atau berkurang sedangkan taraf hidup orang kaya meningkat dengan cepat berkat naiknya harga tembakau, kapas dan terutama harga minyak mentah di pasaran dunia.
v  Krisis Kebudayaan Islam
Setelah berkembang dengan pesat, kebudayaan Islam mengalami kemunduran dan sebagai akibatnya kebanyakan negeri Arab pada abad 19 dikuasai negara-negara imperialis barat. Sejalan dengan kemunduran itu taraf kehidupan masyarakatpun menurun, dalam rangka usaha mencari sebab-sebab kemunduran itu dan mengatasinya, sementara pemimpin-pemimpin Islam berpendapat bahwa tiada gunanya mempertahankan tradisi Islam dan harus ditempuh jalan dan cara hidup baru.
v  Sengketa-sengketa
Di Timur Tengah terjadi banyak sengketa, baik antar negara maupun antar kelompok dalam negara yang sama. Timur Tengah bukanlah suatu kesatuan yang bulat, melainkan terdiri atas banyak bangsa dan negara yang tidak hanya berbeda satu sama lain tetapi kerapkali juga saling bersaing dan bermusuhan. Perbedaan-perbedaan itu sebenarnya tidak perlu memecah belah tetapi kenyataannya kerapkali menimbulkan perpecahan, perselisihan dan permusuhan yang tidak hanya mengganggu stabilitas regional melainkan juga menghambat pembangunan yang harus dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

KESIMPULAN

            Asia Barat memiliki nama lain yaitu Timur Tengah. Timur Tengah adalah terjemahan dari Middle East. Timur Tengah memiliki luas wilayah 16.055.437 Km2 dan penduduknya pada tahun 1980 berjumlah 248.831.000 orang akan tetapi penyebarannya tidak merata. Mayoritas masyarakat menempati wilayah di sepanjang lembah sungai Nil. Secara kasar Timur Tengah dapat dibagi menjadi dua, yaitu Dunia Arab dan Dunia Non Arab. Yang pertama terdiri atas 21 negara yang bersama-sama meliputi wilayah seluas 13.398.134 Km2 dan mempunyai sekitar 160 juta orang penduduk. Yang kedua terdiri atas Iran, Israel, Turki, dan Siprus, yang memiliki wilayah seluas 2.456.403 Km2 dan mempunyai 88.485.000 orang penduduk.
Dari segi strategi, Timur Tengah sejak dahulu adalah salah satu kawasan yang penting. Sehingga barang siapa menguasainya mempunyai kekuatan strategis di dunia. Berkat letaknya pada pertemuan Eropa, Asia, dan Afrika, kawasan itu menguasai jalan masuk ketiga benua itu. Timur Tengah berbatasan dengan Laut Tengah, Laut Merah, Laut Hitam, Laut Kaspi, Teluk Persi, dan Samudra Hindia. Di kawasan itu juga terdapat jalan air-jalan air yang strategis, yaitu Selat Bosphorus, Selat Dardallena, Terusan Suez dan Selat Bab el Mandeb.
            Negara-negara di Timur Tengah menghadapi banyak masalah yaitu : tekanan penduduk, perbedaan sosial yang mencolok, krisis kebudayaan Islam dan sengketa.




DAFTAR PUSTAKA

Kirdi Dipoyudo. “Timur Tengah Dalam Pergolakan”. Jakarta : Yayasan Proklamasi Centre For Strategic and International Studies.(1977).

Kirdi Dipoyudo. “Timur Tengah Pusaran Strategis Dunia”. Jakarta : Yayasan Proklamasi Centre For Strategic and International Studies.(1983).






[1] Kirdi Dipoyudo.(1983). “Timur Tengah Pusaran Strategis Dunia”. Jakarta : Yayasan Proklamasi Centre For Strategic and International Studies. Hal. 5
[2] Kirdi Dipoyudo.(1977). “Timur Tengah Dalam Pergolakan”. Jakarta : Yayasan Proklamasi Centre For Strategic and International Studies. Hal. 11
[3] Kirdi Dipoyudo.(1983). Op.cit., 8

No comments:

Post a Comment