BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sejarah Persia
telah dimulai dari 5000 tahun yang lalu. Persia berada pada persilangan yang
strategis di daerah Timur Tengah, Asia Barat Daya. Bukti keberadaan manusia di
masa lampau pada periode Palaeolitikum Awal di pegunungan Persia telah ditemukan di Lembah
Kerman Shah. Dan seiring dengan berjalannya sejarah panjang ini Persia
telah mengalami berbagai invasi dan dijajah oleh negara asing. Beberapa
referensi tentang keadaan sejarah Persia dengan demikian tidak bisa
dihapuskan untuk mendapatkan sebuah pemahaman yang sesuai terhadap perkembangan
yang terjadi selanjutnya.
Peradaban awal utama yang terjadi pada daerah yang
sekarang menjadi negara Iran, adalah peradaban kaum Elarnit, yang telah
bermukim di daerah Barat Daya Iran sejak tahun 3000 S.M. Pada tahun 1500 S.M.
suku Arya mulai bermigrasi ke Iran dari Sungai Volga utara Laut Kaspia dan dari
Asia Tengah. Akhirnya dua suku utama dari bangsa Arya, suku
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kemunculan Kerajaan Persia
a.
Kebudayaan dan Peradaban Acheminiyah
Pada tahun 600
S.M. suku Medes telah menjadi penguasa Persia . Sekitar tahun 550 S.M.
bangsa Persia
yang dipimpin oleh Cyrus II menggulingkan kerajaan Medes dan membentuk dinasti
mereka sendiri (Kerajaan Achaemenid/Acheminiyah). Cyrus memulai kariernya
selaku pejabat rendahan di bagian barat daya Iran ,
dia menghalau dan memenangkan pertempuran tiga kerajaan besar (Medes, Lydian,
dan Babilon), dan menyatukan hampir seluruh daerah Timur Tengah lama menjadi
satu negara yang membentang mulai India hingga Laut Tengah.
Cyrus (atau Kurush nama Persinya) dilahirkan
sekitar tahun 590 SM di propinsi Persis (kini Fars), di barat daya Iran .
Daerah ini saat itu merupakan propinsi Kerajaan Medes. Cyrus berasal dari
keturunan penguasa lokal yang merupakan bawahan Raja Medes.
Tradisi yang timbul belakangan bikin dongeng
menarik menyangkut diri Cyrus ini, seakan-akan mengingatkan orang akan dongeng
Yunani mengenai Raja Oedipus. Menurut dongeng ini, Cyrus adalah cucu Astyages
Raja Medes. Sebelum Cyrus lahir, Astyages mimpi bahwa cucunya suatu saat akan
menghalaunya dari tahta. Raja keluarkan perintah supaya semua bayi yang baru
lahir dibunuh habis. Tetapi, pejabat yang dipercaya melakukan pembunuhan itu
tak sampai hati melakukan pembunuhan durjana itu, tetapi diteruskannya perintah
itu kepada penggembala dan istrinya supaya melaksanakannya. Namun mereka ini
pun tak sampai hati. Mereka bukannya membunuh bayi lelaki melainkan
memeliharanya sebagai anak sendiri. Akhirnya, ketika sang bocah tumbuh dewasa,
memang betul-betul dia menumbangkan raja dari tahtanya.
Bangsa Medes dan Persia berdekatan satu sama lain,
baik disebabkan asal-usul maupun persamaan bahasa. Karena Cyrus tetap
meneruskan sebagian besar hukum-hukum Medes dan sebagian besar prosedur
administrasi pemerintahan, kemenangannya atas Medes hanyalah merupakan sekedar
perubahan dinasti dan bukannya suatu penaklukan oleh bangsa asing.
Tetapi, Cyrus segera menampakkan
keinginannya melakukan penaklukan ke luar. Sasaran pertamanya adalah Kerajaan
Lydian di Asia Kecil, dikuasai oleh Raja Croesus, seorang yang kekayaannya
seperti dongeng. Besi Cyrus tak ada artinya jika dibandingkan emasnya Croesus.
Menjelang tahun 546 SM Cyrus menaklukkan Kerajaan Lydian dan menjebloskan
Croesus ke dalam bui.
Cyrus kemudian mengalihkan perhatiannya ke
jurusan timur, dan dalam serentetan pertempuran, dia taklukkan semua bagian
timur Iran
dan dimasukkannya ke dalam wilayah kekuasaan kerajaannya. Pada tahun 540 SM,
Kekaisaran Persia membentang
ke timur sejauh Sungai Indus dan Jaxartes
(kini Syr Darya di Asia Tengah).
Dengan terlindungnya bagian belakang. Cyrus
dapat memusatkan perhatian pada yang paling berharga dari segalanya. Kekaisaran
Babylon yang makmur loh jinawi, terletak di pusat Mesopotamia tetapi dapat
mengawasi segenap daerah "bulan sabit subur" (Fertile
Crescent ) Timur Tengah. Tidak seperti Cyrus, penguasa Babylon
Nabonidus tidaklah populer di kalangan rakyat. Tatkala tentara Cyrus maju
bergerak, pasukan Babylon
bertekuk di lutut Cyrus tanpa suatu perlawanan. Karena Kekaisaran Babylon
meliputi juga Suriah dan Palestina, kedua daerah ini pun dimasukkan ke dalam
wilayah kekuasaan Cyrus.
Cyrus menghabiskan waktu beberapa tahun
untuk mengkonsolidasi penguasaannya dan mengorganisir kembali kekaisaran yang
begitu besar yang telah direbutnya. Kemudian dia pimpin Angkatan Bersenjata
menuju timur laut menaklukkan Massagetae, suku nomad yang hidup di Asia Tengah
sebelah timur laut Kaspia. Orang-orang
Persia memperoleh
kemenangan pada saat-saat kontak senjata pertama. Tetapi pada pertempuran
kedua, pertempuran tahun 529 SM, mereka terkalahkan dan Cyrus terbunuh.
Cyrus digantikan oleh puteranya Cambyses II.
Cambyses mengalahkan Massagate dalam pertempuran berikutnya, menemukan mayat
ayahnya dan menguburnya kembali di Pasargadae ,
ibukota Persia
kuno. Kemudian Cambyses mengirim pasukan untuk penyerbuan Mesir, sehingga dengan
demikian dia menyatukan segenap daerah Timur Tengah lama dalam satu kekaisaran.
Dan dalam masa pemerintahan Darius,
jalur pelayaran mulai diperkenalkan, bersamaan dengan dimulainya sistem mata
uang logam emas dan perak. Jalan kerajaan dari Sardis
hingga Susa dan
sistem pos difungsikan dengan tingkat efisiensi yang menakjubkan. Pada masa
jayanya di tahun 500 S.M. daerah kekuasaan kerajaan ini membentang ke arah
barat hingga ke wilayah yang sekarang disebut Libya, ke arah timur hingga yang
sekarang disebut sebagai Pakistan, dari Teluk Oman di Selatan hingga Laut Aral
di Utara. Lembah Indus juga merupakan bagian dari Kerajaan Achaemenid. Seni
budaya Achaemenid memberikan pengaruh pada India , dan bahkan kemudian dinasti
Maurya di India dan pemimpinnya Asoka sangat terimbas dengan pengaruh
Achaemenid. Begitupun juga yang terjadi di Asia Kecil dan di Armenia , pengaruh Iran sangat kuat bertahan jauh
setelah keruntuhan dinasti Achaemenid. Ada
beberapa kata yang diserap oleh bahasa Armenia
dari kata-kata bahasa Iran
sehinggga selama beberapa lama para peneliti mengira bahwa bahasa Armenia merupakan bagian dari bahasa Iran
dan bukannya merupakan unit yang terpisah dari keluarga bahasa Indo-Eropa. Pada
kira-kira tahun 513 S.M. bangsa Persia
melakukan invasi ke tempat yang sekarang merupakan Rusia Selatan dan Eropa
Tenggara dan hampir menguasai wilayah ini juga. Darius sekali lagi mengirim
bala Tentara Agung-nya ke Yunani di tahun 490 S.M., tetapi dikalahkan oleh
pasukan bangsa Athena di Marathon. Sekali lagi putra Darius, Xerxes, menginvasi
Yunani di tahun 480 S.M. Bangsa Persia
mengalahkan tentara Sparta setelah melalui
pertempuran sengit di Thermopylae . Akan tetapi
mereka mengalami kekalahan yang menyesakkan di Salamis dan didepak dari Eropa tahun 479 S. M.
Setelah mengalami kekalahan di
Yunani, Imperium Achaemenid kian melemah dan mengalami kemerosotan. Pada tahun 331
S.M. Alexander dari Macedonia
menaklukkan kerajaan tersebut, setelah mengalahkan tentara Persia yang besar dalam pertempuran di Arbela . Kemenangan ini mengakhiri Imperium Achaemenid dan
Persia
pun menjadi bagian dari kekaisaran Alexander.
b.
Kebudayaan dan Peradaban Parthian
Penaklukan oleh Alexander sama sekali
bukan pertanda tamatnya Kekaisaran Persia . Lebih dari sepuluh tahun
setelah kematian Alexander di tahun 323 S.M., salah seorang panglima bernama
Seleucus mendirikan sebuah dinasti yang memerintah Persia dari tahun 155 S.M. dia
berhasil menguasai Suriah, Mesopotamia, dan Iran, dengan demikian dia
mendirikan Kekaisaran Seleucid.
Tetapi, kekuasaan asing atas Iran
tidaklah berlangsung lama. Di pertengahan abad ke-2 SM pecah pemberontakan
melawan kekuasaan Seleucid, di bawah pimpinan Arsaves I yang menganggap diri
keturunan Achaemenid (dinasti Cyrus). Setelah itu, bangsa Parthian memenangkan
kendali atas Persia .
Pemerintahan mereka bertahan hingga tahun 224 M. Bangsa Parthian membangun
kerajaan yang besar melewati Asia Kecil Timur dan Asia Barat Daya. Selama 200
tahun terakhir pemerintahan mereka, bangsa Parthian harus berperang dengan
bangsa Romawi di Barat dan bangsa. Kushan di wilayah yang sekarang menjadi
wilayah Afganistan. Sekitar tahun 224 M seorang Persia bernama Ardhasir
menggulingkan kekuasaan bangsa Parthian dan mengambil alih kerajaan
c.
Kebudayaan dan Peradaban Sasanian
Setelah lebih dari 550 tahun di bawah
kekuasaan bangsa asing, orang Persia
kembali memerintah Persia ,
dan dinasti Sassanid (Sasanian) yang juga mengaku keturunan dari Archaeminid, ini
bertahan selama lebih dari 400 tahun. Dalam kurun wakitu itu, seni budaya Iran tumbuh subur, jalan-jalan, irigasi dan
bangunan berkembang pesat, akan tapi perang antara bangsa Persia dan bangsa Romawi terus
berlanjut mewarnai sebagian besar masa pemerintahan rezim Sassanid.
Peradaban Sassanid mencapai
kejayaannya di pertengahan abad ke 6 M.
Persia
memenangkan beberapa peperangan dengan Romawi, dan menguasai kembali wilayah
yang pernah menjadi bagian dari Kerajaan Achaemenid. Tentara Persia sebenarnya telah menguasai hingga
perbatasan Konstantinopel, yang pada saat itu merupakan ibukota dari kerajaan Byzantium (Kerajaan Romawi
Timur). Akan tetapi mereka di sana
dikalahkan dan terpaksa mengundurkan diri dari sernua wilayah yang telah mereka
taklukkan. Kerajaan Sassanid jauh lebih tersentralisir dari para pendahulunya.
Zoroastrianisme menjadi agama negara.
Akan tetapi selama masa rezim Shahpur 1, seorang pemimpin agama dan pergerakan
baru muncul ketika Mavi menyatakan dirinya sebagai rasul Tuhan Yesus yang
terakhir dan terbesar. Pada akhirnya dia dihukum mati. Agamanya kemudian
disebut Manicliaeisme. Di bawah dinasti Sassanid, eksploitasi dan penindasan
yang ekstrim terhadap rakyat mencapai puncaknya. Perbudakan telah melampaui
batas dan memasuki masa krisis. Migrasi besar-besaran kaum tani miskin telah
merambah kota-kota sebagai akibat tirani kebangsawanan feodal yang tak
tertahankan. Namun, di kota-kota-pun mereka masih diperlakukan sebagai budak.
Penindasan yang terakumulasi itu tiba-tiba meledak dalam bentuk gerakan
revolusioner di bawah pimpinan Mazdak.
Mazdak adalah seorang revolusioner besar jaman itu dan gerakannya, seperti
halnya gerakan Kristen di masa awal yang berkembang di bawah kondisi serupa,
memiliki kandungan komunistik. Ajarannya menuntut distribusi kesejahteraan yang
adil, melarang memiliki istri lebih dari satu, dan memperjuangkan eliminasi
kebangsawanan dan feodalisme. Gagasan-gagasan revolusioner Mazdak mengakar kuat
di kalangan budak dan kaum tani miskin. Gerakannya bertahan selama 30 tahun
dari tahun 494 M hingga 524 M. Pada masa pemerintahan Raja Nosherwan, gerakan
Mazdak secara brutal ditindas dan tiga puluh ribu pengikutnya dibinasakan, akan
tetapi pada dasamya Nosherwan telah dipaksa untuk melaksanakan reformasi sosial
dan agraris. Gerakan revolusioner Mazdak adalah salah satu perjuangan kelas
yang paling inspiratif dalam sejarah Iran . Tradisi ini telah meninggalkan
jejak mendalam pada perjalanan panjang gerakan revolusioner Iran . Di pertengahan abad ke-7 M,
terjadilah sebuah peristiwa yang merubah nasib Iran . Tentara Arab menaklukkan
negara tersebut dan kebanyakan rakyat Iran kemudian menganut agama Islam.
Alasan bagi keberhasilan pesat agama baru itu tidak sulit untuk dicari. Di
samping ke semua pencapaian yang demikian menakjubkan, Kerajaan Sassanid
dicirikan dengan adanya penindasan yang ektrim terhadap rakyat yang telah terinjak.
Meskipun begitu, bagi dunia bangsa Iran lahirnya agarna Islam tidak
berarti pembebasan, akan tetapi merupakan kekalahan dan penjajahan oleh orang
asing. Hal itu merubah seluruh rangkaian sejarah Persia . Dengan memperkenalkan
Islam, bangsa Arab mengganti kepercayaan kuno Persia ,
Zoroastrianisme, dan sejak saat itu hingga hari ini, orang Persia menjadi Muslim.
B.
Agama Yahudi & Kristen
a.
Kemunculan dan Perkembangan Agama Yahudi & Kristen
Asal-usul orang-orang Yahudi dimulai
dengan pemanggilan Abraham.
Abraham adalah orang yang percaya pada satu Tuhan, Tuhan yang bertanggung jawab
pada penciptaan, yang memimpin orang-orang Israel dalam perjalanan mereka yang
mengagumkan. Dengan iman, Abraham menerima tidak hanya keberadaan Tuhan yang
Esa tetapi juga Tuhan yang berjanji bahwa dia dan istrinya akan mempunyai
keturunan sebanyak butir-butir pasir di pantai. Generasi Bapak Pendiri Israel (Abraham, Iskak, dan Yakub) menyusun
bab-bab pertama dalam kisah yang oleh orang-orang Kristen dianggap mempunyai
arah baru dalam diri Yesus dari Nazareth .
Pada akhir Kitab Kejadian kelompok orang yang akan menjadi bangsa Yahudi sedang
menetap di Mesir. Kitab Keluaran dalam Injil menceritakan naiknya Musa menjadi
pemimpin orang-orang Yahudi yang tinggal di Mesir dan pembebasan mereka secara
ajaib dari perbudakan. Di padang
pasir tempat mereka melarikan diri, orang-orang menerima Hukum Perjanjian yang
untuk seterusnya akan menentukan hubungan mereka dengan Tuhan. Musa tidak hanya
membebaskan rakyatnya dari perbudakan tetapi juga menjadi juru bicara Tuhan
untuk memberi tahu mereka apa yang diinginkan oleh Tuhan.
Di bawah pimpinan Daud , Israel
berubah dari konfederasi suku-suku bangsa yang bebas menjadi sebuah kerajaan
yang bersatu. Di bawah pimpinan putra Daud, Salomo (Sulaiman), Israel
mengalami masa-masa keemasan singkat dalam segala bidang.
Tulisan-tulisan sejarah yang seringkali dinamakan kitab “Para Nabi Awal”
melanjutkan tema Kitab Ulangan di mana sejarah orang Yahudi merupakan fungsi
kesetiaan dan ketidaksetiaan terhadap peranjian. Pembagian kerajaan menjadi
kerajaan utara dan selatan pada tahun
922 Sebelum Masehi menyebabkan jatuhnya kerajaan, ditandai dengan jatuhnya kerajaan utara ketangan
bangsa Asiria pada tahun 721 Sebelurn Masehi, dan jatuhnya kerajaan bagian
selatan ke tangan bangsa Babionia pada tahun 597 Sebelum Masehi, semuanya
menurut para ahli sejarah kitab suci, merupakan bencana yang ditunjukan pada
ketidaksetiaan bangsa Israel. Kebanyakan raja-rajanya jahat, dan para tokoh
ulama yang membela hak-hak Tuhan sampai dengan pengungsian ke Babilona adalah
figur-figur karismatik yang dikenal sebagai para nabi. Israel berada dalam periode
merosotnya pengaruh kebudayaan dan militer, menjadi pemain minor pada peta
kekuatan Timur Dekat kuno.
Yesus mewarisi sejarah religius ini,
di samping juga dampak gerakan yang muncul satu abad setelah kelahirannya. Kaum
Farisi sebuah kelompok yang tertarik pada usaha menghidupkan kembali kesedaran
kepada Kitab Taurat, baik terhadap kata-katanya maupun terhadap jiwanya, sangat
berpengaruh pada masa itu dan Yesus tampaknya harus berbagi banyak dengan
program mereka. Orang-orang Saduki, kelompok pendeta yang sangat peduli
terhadap pembatasan Hukum tarhadap lima
buku yang pertama dan mempertahankan hubungan yang baik dengan Roma, kekuatan
penyembah berhala yang memerintah Palestina, ternyata kurang berpengaruh pada
Yesus. Kelompok separatis orang Yahudi (Essene) ingin mempersiapkan orang-orang
untuk memperoleh kedaulatan dengan membuat mereka cukup murni untuk menerima
kebaikan dan menjadi bagian dari Tuhan sendiri, mungkin membentuk pikiran
Yohanes Sang Pembaptis, yang dengan jelas mempengaruhi Yesus pada awal-awal
karier publiknya. Kelompok Zealot, sebuah kolompok aktivis politik yang
menggunakan taktik teroris untuk menciptakan ketidaktenangan bagi para pemimpin
kerajaan Romawi dan para sekutunva, tampaknya mempunyai pengaruh kecil terhadap
Yesus.
b.
Kristen Setelah Yesus
Menurut para ahli Perjanjian Baru
datang setelah Yesus. mereka berpendapat bahwa semua tulisan yang di masukkan
ke dalam Perjanjian Baru ditulis kurang lebih sekitar tahun 100 Setelah Masehi
(65 tahun sete1ah kematian Yesus). Rasul Paulus, yang tidak merasakan secara
pribadi sejarah Yesus, merasa bahwa dia telah berjumpa dengan Kristus yang
dibangkitkan, yang memberikan adanya apa yang kemudian menjadi misi untuk
mengkhotbahkan injil pada orang non Yahudi.
Tulisan Rasul Paulus dalam Perjanjian
Baru mewakifi fase pertama dalam sebuah transisi dalam Kristen Yahudi menuju
kekepedulian Kristen untuk menafsirkan kembali Yesus bagi para orang-orang
Kafir Pada era Perjanjian Baru, tampaknya jelas bahwa masa depan Gereja
terletak pada berubahnya orang-orang Kafir menjadi pemeluk agama Kristen,
karena Israel sebagai sebuah kesatuan menolak klaim yang mengatakan bahwa Yesus
adalah Mesias.
Abad kedua atau ketiga eksistensi
orang-orang Kristen memerlukan Gereja guna mengkonsolidasi ajarannya dan
membentuk kedisiplinan yang diperlukan untuk mempertahankan ketertiban.
Ketertiban mencakup doktrin, praktik liturgi, dan moralitas. Para
pernimpin dalam usaha-usaha Gereja untuk mengendalikan doktrir., liturgi, dan
moralitasnya adalah uskup yang mengepalai gereja lokal. Tugas eksternal besar
mereka termasuk mempertahankan klaim Kristen terhadap otang-orang Yahudi dan
orang-orang Kafir yang suka mencela, dan meyakinkan otoritas sekuler bahwa
orang-orang Kristen bukanlah orang yang durhaka, tidak merupakan ancaman
terhadap penguasa di Roma. Jatuhnya Kuil di Yerusalem pada tahun 70 Setelah
Masehi tampaknya bagi banyak orang Kristen merupakan simbol penolakan Tuhan
terhadap Israel
karena penolakannya terhadap Kristus, sementara mayoritas usaha apolegetik awal
mencoba untuk meyakinkan orang-orang Kafir yang berpendidikan bahwa Kristen
merupaka jalan penyelamatan dan kebijaksanaan yang memang sedang mereka cari.
Dengan pemerintahan Kaisar Konstantin
pada awal abad ke 4 orang-orang Kristen
ke luar dari kecurigaan kekaisaran yang memblok usaha mereka untuk tumbuh.
Konstantin membuat jalan bagi Kristen untuk menjadi agama yang paling diminati
dalam kekaisararnya , dan setelah itu pembasmian terhadap gereja yang banyak
memakan korban jiwa, turun drastis. Para
martir yang mati dan menjadi saksi mata terhadap iman selama pembantaian
seperti ini membentuk salah satu paradigma paling penting bagi kesucian
orang-orang Kristen. Sesungguhnva, pada abad ke 4 bayak spiritualitas
orang-orang Kristen mengikuti motif sekaratnyadunia, baik untuk iman dalam
kematian sesungguhnya atau melalui praktik membiara. Ketika Gereja memperoleh
simpati di Romawi, praktik membiara memperoleh momentumnya.
Sejak abad ke-3 sejumlah orang
penting Kristen meninggalkan dunia, dan berpendapat bahwa kesejahteraan Gereja
lebih berbahaya ketimbang pembamtaian yang pernah dilakukan dulu. Apa yang
dikenal sebagai gerakan monastik mengorganisasikan keinginan untuk meninggalkan
dunia ini. Pada pertengahan abad keempat tidak hanya mereka yang hidup membiara
yang memilih hidup di tempat-tempat sepi untuk mencari Tuhan tetapi juga memilih
berkumpul dalam komunitas pria dan wanita yang semakin meningkat, terikat pada orang
yang lebih tua yang dipuja untuk
mengarahkan perkembangan spiritual mereka.
Zaman kebesaran Dewan Gereja dimulai
pada pertemuan para uskup di Nicaea
pada tahun 325 untuk mendiskusikan pemahaman ortodok tentang sifat alami Yesus.
Arianisme, pandangan bahwa Yesus hanyalah manusia yang luar biasa dan bukannya
Putra Allah yang lahir,
merupakan klenik besar pertama yang ditolak oleh para uskup. Sejak masa-masa
awal (di dalam era Peijanjian Baru sendiri) ada dokirin yang kontroversial,
tetapi dari masa Nicaea
kontrovesi seperti ini memperoleh respon yang lebih formal. Orang-orang yang
tidak sepakat cenderung terus mendorong pandangan mereka (kelompok Arya tidak
begitu berhasil selama berabad-abad setelah Nicaea ), dan seluruh sejarah ortodoksi dan paham
klenik dirumitkan oleh faktor-faktor politik, yang sebagian datang dari luar
Gereja serdiri (sebagai contohnya, keinginan para Kaisar).
Jatuhnya Roma
pada tahun 430 adalah kejutan besar bagi Semua anggota kekaisaran. Dan saat itu
nasib Kristen Barat terletak pada beragam usaba untuk mengakomodasi kebudayaan
suku-suku penyembah berbala di Eropa. Kristen Timur lebth baik mempertahankan
kedaulatan mereka (sampai dengan munculnya lslampada abad ke-7), tetapi Timur
dan Barat tumbuh terpisah. Alasan utamanya adalah rnasalah bahasa : Timur
berbicara bahasa Yunani sedangkan Barat berbahasa Latin. Pada tahun 1034 dua bagian
Kristen ini menjadi antagonistik dan masing-masing mendeklarasikan bahwa yang
lain adalah kelompok yang memisahkan diri.
Bizantium, sering
dinamakan sebagai kebudayaan Kristen Timur, dicirikan oleh simbiosis apa yang
sekarang kita namakan “gereja” dan “negara.” Kaisar mengklaim kendali terhadap
urusan gereja, atas nama status Kristennya sebagai pemimpin yang ditunjuk oleh
Tuhan. Yurisdiksi Administrasi besar pada awal berdirinya Gereja adalah Roma,
Konstantinopel, Yerusalem, Antioka, dan Alexandria .
Jelas sekali, empat di antaranya berada di Timur. Akan tetapi, Roma mengklaim
status khusus (sebagai pusat Kekaisaran pada Zaman Yesus dan para rasul, dan
sebagai gereja yang didirikan oleb Petrus dan Paulus). Kepausan (pemerintahan
oleh para uskup di Roma adalah kekuatan paling efektif di Eropa selama periode
setelah penyerbuan bangsa barbar dan dimulai dengan pemerintahan Paus Gregory I
(590-604) di mana apa yang kita namakan abad pertengahan mulai memperoleh
bentuknya.
Di Barat kejayaan
periode abad pertengahan mencakup perkembangan teologi yang dikenal sebagai
skolastisme dan munculnya sejumlah orde keagamaan yang penting. Para Paus sangat
berhasil mempertahankan kebebasan Gereja dari pengaruh penguasa sekuler, dan
para misionanis melengkapi Kristenisasi terhadap para pemuja berha1a. Era dewan
menghubungkan para ahli teologi tenkenal yang kemudian dikenal sebagai “Bapa
Gereja.” Yang paling besar di antara mereka (Augustine di Barat. Origen dan
Gregory Nazianzen di Timur) mengembangkan artikulasi penuh pertama tentang iman
Kristen, seringkali dengan menulis komentar yang sangat panjang tentang Kitab
Suci. Kaum Skolastik memperkenalkan logika baru yang tersedia melalui terjemahan
teks-teks klasik Yunani dalam bahasa Arab (khususnya buah pikiran Anistoteles).
Ketika para Bapak doktrinal, dan penulisan bertemakan mistik, kaum skolastik
menginginkan hal yang lebih kokoh, mengaplikasikan filsafat sehingga iman dapat
memperoleh pemahan yang lebih baik. Sesungguhnya, dengan mengembangkan gagasan
Augustine, kelompok Skolastik akhirnya mendefinisikan teologi sebagai iman yang
mencari pemahaman.
Setelah era abad pertengahan,
sebuah akhir yang menyaksikan banyak korupsi kepausan dan banyak ketidak
teraturan di antara para biarawan gereja, datanglah abad-abad yang dipenuhi
dengan kebingungan besar. Wabah yang menyebar Eropa, pada abad keempat belas
dan kelima belas, memunculkan depresi yang hebat, sedangkan korupsi dalam
gereja menyebabkan munculnya keinginan untuk mengadakan reformasi. Munculnya
penerus yang penting Seperti John Wycliffe di Inggris dan John Hus di Bohemia,
Desiderius Erasmus, Martin Luthet, Ulrich Zwingli dan para reformis lainnya
membuat abad ke-16 menjadi periode yang penuh dengan kreativitas dan
pergolakan. Pada akhirnya apa yang kemudian dikenal sebagai Reformasi Protestan
memecah kelompok Kristen Barat. Pada pertengahan abad keenam belas, ketika
Katolik Roma mengelompok kembali ke dalam Dewan Trent, garis peperangan yang
telah ditarik mengakibatkan perang keagaman yang luar biasa dan antogorisme
antara Protestan dan Katolik terus berlanjut sampai dengan abad kedua puluh.
BAB III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Pada tahun 600 S.M. suku Medes telah
menjadi penguasa Persia .
Sekitar tahun 550 S.M. bangsa Persia
yang dipimpin oleh Cyrus II menggulingkan kerajaan Medes dan membentuk dinasti
mereka sendiri (Kerajaan Achaemenid/Acheminiyah). Penaklukan Persia
oleh Alexander Agung sama sekali bukan
pertanda tamatnya Kekaisaran Persia .
Lebih dari sepuluh tahun setelah kematian Alexander di tahun 323 S.M., salah
seorang panglima bernama Seleucus mendirikan sebuah dinasti yang memerintah
Persia dari tahun 155 S.M. dia berhasil menguasai Suriah, Mesopotamia, dan
Iran, dengan demikian dia mendirikan Kekaisaran Seleucid. Setelah itu, bangsa
Parthian memenangkan kendali atas Persia . Pemerintahan mereka
bertahan hingga tahun 224 M. Bangsa Parthian membangun kerajaan yang besar
melewati Asia Kecil Timur dan Asia Barat Daya. Setelah jatuhnya bangsa
Parthian, dan lebih dari 550 tahun di bawah kekuasaan bangsa asing, orang
Persia kembali memerintah Persia, dan dinasti Sassanid (Sasanian) yang juga
mengaku keturunan dari Archaeminid, ini bertahan selama lebih dari 400 tahun.
Dalam kurun wakitu itu, seni budaya Iran
tumbuh subur, jalan-jalan, irigasi dan bangunan berkembang pesat, akan tapi
perang antara bangsa Persia
dan bangsa Romawi terus berlanjut mewarnai sebagian besar masa pemerintahan
rezim Sassanid.
Asal-usul orang-orang Yahudi dimulai
dengan pemanggilan Abraham. Lima
kitab pertama Injil orang Yahudi, dikenal sebagai Taurat (Hukum, Panduan,
Ajaran Suci) atau Pantateuch, adalah yang paling suci. Di bawah pimpinan Daud , Israel
berubah dari konfederasi suku-suku bangsa yang bebas menjadi sebuah kerajaan
yang bersatu. Di bawah pimpinan putra Daud, Salomo (Sulaiman), Israel
mengalami masa-masa keemasan singkat dalam segala bidang.
DAFTAR
PUSTAKA
Toynbee, Arnold. Sejarah
Umat Manusia. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar. 2004.
_____________. Problem
Peradaban : Penelusuran Jejak Kebudayaan Arab, Islam, dan Timur. Jogjakarta : Belukar.
2004.
Marshall G.S. Hodgson. Iman dan Sejarah dalam Peradaban Dunia. Terj. Dr. Mulyadhi Kartanegara.
Jakarta :
Paramadina. 1999.
Marshall G.S. Hodgson. Peradaban Khalifah Agung. Terj. Dr. Mulyadhi Kartanegara. Jakarta
: Paramadina. 2002.
Heid, Colbert C. Middle
East Patterns : Places, Peoples, and Politics. Sanfransisco : Westvie.
1989.
Roaf, Michael. Culture
Atlas of Mesopotamia and The Ancient Near East.
New York :
Oxfrod Ltd. 1990.
Strange. G. The land
of Eastern Caliphate : Mesopotamia , Persia ,
and Central Asia from the Moslem conquest to
the time of timur. London
: Frank Cass. 1966
Meulen, W.J.v.d. Kebudayaan-kebudayaan
kuno di sekitar Laut Tengah I. Yogyakarta
: IKIP Sanata Dharma. 1978.
Meulen, W.J.v.d. Kebudayaan-kebudayaan
kuno di sekitar Laut Tengah II. Yogyakarta
: IKIP Sanata Dharma. 1978.
Meulen, W.J.v.d. Kebudayaan-kebudayaan
kuno di sekitar Laut Tengah III. Yogyakarta
: IKIP Sanata Dharma. 1978.
Leeuwen, Arend Th. Van. Agama Kristen dalam sejarah dunia. Terj Frits M. Kirihio. Jakarta : BPK Gunung
Mulia. 1987.
Amstrong, Karen. Sejarah
Tuhan : Kisah Pencarian Tuhan yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi, Kristen
dan Islam selama 4.000 tahun. Bandung
: Mizan. 1993.
Heuken, Adolf .S.J. Ensiklopedia
Gereja: Jilid V. Jakarta : Yayasan Cipta Loka Caraka. 1995.
No comments:
Post a Comment