Sejak awal abad ke-20 ilmu
sejarah sedang mengalami krisis. Para ahli sejarah merasa tidak puas dengan
kemampuan ilmu sejarah untuk menjelaskan berbagai hal yang menyangkut
masyarakat modern. Sebaliknya, mereka menyaksikan, bahwa ilmu-ilmu sosial yang
juga mempelajari manusia, justru bsnyak berhasil menjelaskan hal-hal yang
seharusnya bisa dijelaskan oleh ilmu sejarah. Salah satu masalah besar yang
seharusnya bisa dijelaskan oleh ilmu sejarah adalah perubahan dari masyarakat
tradisional ke masyarakat modern akibat industrialisasi, dan akibat-akibatnya.
Muncullah perkembangan baru
dalam penulisan sejarah, yaitu sejarah yang deskriptif analitis. Penulisan
sejarah deskriptif analitis ini berusaha menguraikan kausalitas, faktor-faktor
kondisional dan determinan-determinan dari suatu peristiwa sejarah. Di dalam
sejarah analitis dipergunakan metode kritis dan menggunakan konsep-konsep serta
teori-teori ilmu pengetahuan sebagai alat interpretasi terhadap fenomena
sejarah. Dengan menggunakan analisis sejarah, diharapkan dapat mengungkap
fenomena sejarah mendekati realitasnya. Penggunaan konsep, teori dan hipotesis
untuk menganalisis sejarah inilah yang disebut pendekatan multidimensional.
Salah satu konsep pendekatan sejarah yang multidimensional itu ialah penggunaan
konsep dan teori ilmu sosial, khususnya pendekatan struktural.
A.
Lahirnya Aliran Struktural
Perancis menempati kedudukan
yang khusus dalam spektrum perkembangan ilmu sejarah di universitas-universitas
dewasa ini. Bukan hanya karena sumbangan sejarawannya terhadap pembaharuan
dalam penulisan sejarah sejak pasca PD II, melainkan juga karena eksperimen
metodologisnya dari sejarawan profesional Perancis bisa dinikmati oleh para
sarjana di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia.
Aliran struktural
lahir di Perancis pada tahun 1929 yang dipelopori oleh Lucian Febvre, Marc
Bloch dan Fernand Braudel dengan majalah ilmiahnya Annales D’histoire
Economique et Sociale atau yang dikenal sebagai Annales. Kelompok ini kemudian
juga dikenal sebagai kelompok Annales. Mereka menekankan sejarah berskala besar
yang berlandaskan geografi dan ekonomi. Lucian Febvre berfikir adanya kekuatan
masyarakat yang begitu besar, dan mencoba menjelaskan peranan masyarakat dalam
negara Perancis. Masyarakat sebagai kekuatan sejarah, yang dipelajari adalah
masyarakat dalam kurun waktu yang panjang. Makro masyarakat dan juga makro
waktunya, menjelaskan pada mentality. Mentality adalah sikap dan pikiran
masyarakat, pikiran orang dalam suatu kesatuan kelompok masyarakat. Kelompok
Annales ini melandaskan metodologinya pada sosiologi dari Durkheim.
Penggunaan konsep
sosiologis sebagai ilmu bantu dalam menganalisis sejarah mempunyai arti yang
penting. Di dalam konsep sosiologi terdapat konsep struktur yang dapat
digunakan pula dalam proses analisis sejarah. Analisis sejarah yang mengunakan
pendekatan struktural inilah yang disebut sejarah struktural. Dalam arti luas
sejarah struktural adalah penulisan sejarah yang analisisnya terhadap fenomena
sejarah menggunakan pendekatan struktural. Suatu masyarakat pendukung sejarah
memiliki berbagai struktur di dalamnya. Struktur ini ada di setiap aspek
kehidupan manusia, seperti struktur ekonomi, struktur politik, struktur sosial,
struktur birokrasi dan sebagainya. Oleb karena itu pendekatan struktural dalam
penulisan sejarah akan lebih dapat menghasilkan gambaran yang lebih kuat
sebagai suatu sejarah yang sesungguhnya ada, atau sebagai pertimbangan yang
masuk akal terhadap kisah sejarah.
Marc Bloch lebih
ke struktur sosial. Dalam bukunya The Feodal Society atau masyarakat feodal,
Marc Bloch menjelaskan asal mula sistem feodal di Eropa adalah masuknya bangsa
Barbar ke Eropa. Masyarakat Barbar lebih mengagungkan perang sehingga hubungan
dengan pengikutnya adalah hubungan yang patron client. Penduduk setempat/Eropa disuruh
bertani untuk kepentingan feodal dan mereka sendiri. Petani bertugas untuk
bertani saja, secara pribadi punya ketaatan mutlak dan sebagai imbalannya
adalah adanya janinan keselamatan. Sejak 1958 dengan terbitnya majalah
Comparative Study on Society and History lengkaplah sudah pengaruh aliran
Annales terutama di Amerika,
Marc Bloch
digantikan oleh Fernand Broudel (1902-1985). Broudel membuat disertasi tentang The Mediteranean and the Mediteranian
World in the Age of Philip II, 2 vol diterbitkan pada tahun 1949 dan direvisi
1966. Menurutnya perbedaan budaya tidak menentukan apa-apa, sehingga Laut
Tengah menjadi daerah terkaya pada saat itu. Laut Tengah sebagai pusat
keaktifan kegiatan perdagangan dunia. Broudel melihat Mediterania dari kacamata
struktur ekonominya.
B.
Beberapa Tokoh dan Allran
Struktural.
1. Lucien Febyre.
Lucien Febvre
sebagai pelopor madzab Aunales dan awal sudah bisa memperkirakan sangat
menentang pemakaian pendekatan psikoanalisa terhadap sejarah. Masalahnya bagi
madzab ini sasaran studi sejarah bukanlah manusia perseorangan tetapi
masyarakat. Lucien Febvre dalam bukunya A New History, terbit tahun 1973,
membantah “manusia”, sebagai sasaran perhatian sejarah.
2. Marc Bloch
Marc Bloch dalam tulisannya French
Rural History : An Essay on Its Basic Chracteristics, bukan semata-mata sejarah
para petani, tetapi juga masyarakat desa dalam arti sosial-ekonomi. Tradisi
tulisan sejarah semacam ini, yang menjadikan masyarakat secara keseluruhan
sebagai bahan garapan, hanyalah salah satu macam saja dari sejarah sosial.
Karya lainnya dari Marc Bloch adalah
The Feodal Society. Bloch mencoba menerangkan asal mula lahirnya sistem feodal
di Eropa. Dimulai dari periode masuknya bangsa Barbar ke Eropa. Penduduk Eropa
disuruh bertani untuk memenuhi kebutuhan feodal dan dirinya sendiri.
3. Fernand Braudel (1902-1985).
Fernand Braudel dianggap sebagai
sejarawan paling terkemuka abad ke-20 karena karya “masterpieee”nya tentang The
Mediteranean and the Mediteranean World In the Age of Philip II. Karya ini
diterbitkan pertama tahun 1949 dan direvisi tahun 1966, serta kemudian
diterjemahkan ke dalam edisi Inggris tahun 1972-1973. Titik perhatian dari
karya Braudel ini sebetulnya bukanlah terutama tentang Raja Spanyol Philip II
atau kawasan Laut Tengah itu sendiri, melainkan pada upayanya untuk
mengambangkan tesisnya tentang perubahan sosial dan irama waktu yang
mengitarinya. Gagasan sentral Braudel ialah bahwa irama perubahan kesejarahan
berlangsung dengan kecepatan waktu yang berbeda-beda dalam tiga macam
perspektif irama waktu dan masing-masing dibahas dalam satu bagian tersendiri
dalam bukunya. Ketiga kategori waktu itu adalah :
a. Geohistory
b. Histoire Conjuncturale
c. Histoire evenementielle
Braudel membuktikan
dirinya sebagai sejarawan brilian yang dikagumi saat bukunya yang lebih baru
diterbitkan. Bukunya yang berjudul Civilisation materielle economie et
capitalisme Xve-XVIIIe, yang diterjemahkan ke dalam tiga jilid edisi Inggris.
Kerangka analisis
Braudel telah menjadi inspirasi bagi ahli ilmu-ilmu sosial, termasuk sejarawan
dalam mengembangkan perdekatan yang lebih baru di dunia, termasuk di Asia
misalnya oleh K.N. Chauduri, Trade and Civilization in the Indian Ocean (1985)
juga Janed L. Abu-Lughod, Before European Hegemony The World System 1250-1350
(1989). Di Asia Tenggara seperti yang dilakukan oleh Anthony Reid, Asia
Tenggara Kurun Niaga 1450-1680, dan tentang sejarah Indonesia oleh Denys
Lombard dalam bukunya Nusa Jawa Silang Budaya. Puncak prestasi Annales ada di
tangan Braudel yang membuat aliran ini semakin terkenal di dunia, sehingga
pengikutnya dikenal juga sebagai Ia Monde Bradellien.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad Adaby
Darban, “Pendekatan Struktural dalam
Penulisan Sejarah”, Majalah Isroria, No. 4, Tahun 1987.
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, Yogyakarta :
Tiara Wacana, 1994.
Leirissa, R.Z., Strukturisme dalam Ilmu Sejarah, Jakarta : Universitas Indonesia , 1999.
Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu
Sosial dalam Metodologi Sejarah, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1993.
No comments:
Post a Comment