Thursday, July 14, 2016

Penulisan Sejarah Masa Kolonial

Bagi para sejarawan Indonesia, pengetahuan tentang bahasa Belanda dan sumber-sumber Belanda mutlak diperlukan. Hampir semua dokumen resmi dan sebagian besar memoar pribadi serta gambaran mengenai negeri ini, yang muncul selama lima puluh tahun terakhir, tertulis dalam bahasa tersebut. Namun dilihat sepintas lalu, sebagian besar sumber-sumber Belanda mungkin tampak tidak penting kaitannya dengan sejarah Indonesia. Laporan-laporan resmi Belanda pasti melukiskan kehidupan serta tindakan orang Belanda, dan bukan orang Indonesia. Laporan itu ditulis dengan sudut pandang Eropa, bukan Asia.

Semua itu merupakan keberatan yang meyakinkan, namun jawabannya dapat ditemukan. Pertama-tama, seluruh sumber Belanda saja, yang bersifat naskah dalam tulisan tangan maupun cetakan harus ditekankan artinya. Berjilid-jilid buku bersampul kulit dari berita-berita VOC (Vereenigde Oost-indische Compagnie) yang dijajarkan dalam almari arsip negara di Den Haag saja sudah berjumlah lebih dari dua belas ribu buah. Berita-berita dari pengganti kompeni, yaitu pemerintah Hindia-Belanda sebagian dari antaranya sudah berjilid, sebagian lainnya masih dalam berkas-berkasnya yang asli sepuluh kali lebih banyak dari jumlah itu. Kedua, para pegawai Belanda di Indonesia sejak masa yang paling awal, mempunyai banyak kepentingan dan tanggung jawab di luar kegiatan-kegiatan perdagangan dan tata usaha sehari-hari. Pada abad ke-17, ketika ketidaktahuan Eropa tentang Asia, para pegawai VOC harus menyiapkan laporan-laporan yang teliti mengenai keadaan di Indonesia, bagi para tuannya di Belanda dengan sedikit gambaran tentang keadaan Indonesia, sehingga keputusan yang diambil di Belanda mempunyai dasar yang lebih kokoh daripada dugaan semata.
Kemudian, ketika pemerintah Hindia Belanda memerintah di seluruh Indonesia, para pegawainya diharuskan memberikan laporan tentang seluruh negeri dan setiap rincian tentang hukum dan kebiasaan setempat yang menarik perhatiannya. Sekali lagi, tujuannya adalah agar kebijakan pemerintah dapat disesuaikan dengan tuntutan tampat dan waktu. Umumnya tugas itu dilaksanakan secara lebih cakap oleh para pegawai Belanda di timur daripada para pegawai kolonial mana pun.
A. PENULISAN SEJARAH MASA KOLONIAL HINDIA BELANDA
Penulisan sejarah Hindia Belanda yang tertua dapat disebut pada buku-buku harian kapal yang pada zaman keemasan dicetak dalam jumlah yang besar dan banyak dibaca. Kini buku-buku tersebut diterbitkan kembali dengan lengkap oleh Van Linschoten Vereeniging. Suatu kisah umum yang pertama tentang kegiatan-kegiatan VOC pada masa permulaan terdapat dalam buku Begin ende voortganck van de vereenigde Nederlandsche Geoctroyeerde Oost-Indische Compagnie. Walaupun pelajar-pelajar ke Hindia (Oostinjevaarders) tidak datang untuk belajar melainkan untuk berdagang, sebagian besar dari mereka tidak bisa menghindarkan diri dari mencatat beberapa keterangan tentang berbagai hal yang aneh yang mereka lihat dan dengar. Sangatlah menarik perhatian betapa ekstensifnya surat-surat resmi kompeni dan penuh dengan keterangan-keterangan etnografis dan historis. Tetapi sayang sekali dokumen ini kebanyakan berada dalam arsip. Hanya beberapa dokumen saja yang dikeluarkan dalam zaman Campagnie itu juga seperti buku Van Goen tentang pulau Jawa. Buku yang pertama dalam jenisnya ini justru menceritakan pegawai kompeni yang sejati, penuh perhatian pada masyarakat pribumi yang menakjubkan.
B. SEJARAWAN MASA KOLONIAL
1. Valentjin (1666-1727)
Suatu ikhtisar yang besar mengenai segala sesuatu yang dikenal tentang kompeni dan kepulauan ini pada permulaan abad ke 18 adalah “Oud en Nieuw Oost Indien” karangan de F. Valentjin. Ensiklopedia Hindia Belanda dari masa Campagnie ini adalah suatu karya yang sangat dalam 8 jilid buku, dan dihias dengan gambar-gambar yang tidak menarik. Sebenarnya karya itu merupakan suatu kompilasi yang mengagumkan dari pengumumaan, dokumen-dokumen pribadi dan fragmen-fragmen yang dicuri dari karya orang lain yang dikumpulkan oleh sesorang yang mengenal Hindia-Belanda dengan baik.
Valentijn kiranya sangat senang dengan suasana Hindia, dia sendiri juga tidak lepas dari kesalahan. Dia menaruh hati pada kebesaran Campagnie dan pertumbuhan gereja Hindia akan tetapi ia juga mengkritik sejarah Hindia tentang orang-orang tertentu. Dalam karyanya tentang sejarah Maluku ia berdiam bertahun-tahun untuk menulis karya tersebut. Dari banyak peninggalan Jawa kuno yang tercatat dalam babad, interpretasi pertama dan tertua adalah miliki Valentijn.
2. Van Dam
Karyanya lebih resmi dan kurang pribadi sifatnya daripada karya Valentijn. Akan tetapi karya ini kurang berarti karena Van Dam melihatnya melalui kacamata Campagnie dan Hindia yang hanya dikenalnya dari surat-surat dan buku-buku. Van Dam menulis dari Belanda. Anehnya pada masa itu buku Van Dam dirahasiakan. Baru sekarang buku itu diterbitkan dalam Rijks Geschiedkundige Publicatien oleh Dr. F. W. Stapel. Inilah titik puncak dalam penulisan sejarah Compagnie.
3. Thomas Stamford Raffles (1781-1826)
Raffles melihat Hindia dari segi yang lain sama sekali. Dalam buku karyanya yaitu History of Java, dia banyak banyak menggunakan sumber-sumber pribumi yang dibuka oleh temannya Panembahan dari Sumenep.
4. J. Hageman (1817-1872)
Hageman merupakan seoarang pencari, pengumpul, pemeriksa, dan seorang yang berpengetahuan luas yang sangat bersemangat dan tidak kenal lelah dan juga karena kurangnya pendidikan, bekerja sangat tidak kritis dan karena itu memberikan banyak kesempatan untuk dikritik. Dia adalah orang Belanda pertamayang telah berusaha menulis sejarah nasional pulau Jawa.
5. De Jonge (1828-1879)
De Jonge sendiri sejak tahun 1854 bekerja pada Arsip Kerajaan. Mulai tahun 1862 ia menerbitkan suatu seri dokumen dalam 10 jilid yang dilengkapi dengan pengantar-pengantar historis.

No comments:

Post a Comment