A.
Keluarga.
Hans Luther pindah dari Mohra ke
Eisleben, Thuringian Saxony. Di tempat inilah Margareth melahirkan Martin
Luther pada 10 Nopember 1483. Oleh Hans, ayahnya, di pagi yang dinigin dan bias
jadi hujan, Luther dibawa ke gereja St. Peter untuk dibaptis. Hans adalah
seorang petani yang jenuh dengan tugasnya, karena hidupnya tidak banyak berubah
kecuali makin bertambah rawan. Tiada berapa lama Hans pindah ke Mansfeld dan
bekerja di tambang perunggu. Secara bertahap hidupnya makin bertambah makmur
hingga bisa menyewa beberapa pendiangan serta berhasil menjadi councillor pada
1491.
B.
Pendidikan.
Pada masa kecilnya, Luther hidup
dalam suasana penuh disiplin serta relatif suram. Kemudian dia bersekolah di
sekolah Latin Mansfield (1492) serta sempat belajar selama setahun di Magdeburg
(1497) yang dikelola Brethen of the Common Life, suatu organisasi yang sangat
menekankan pentingnya studi Bibel dan pendidikan. Sempat pula Luther belajar di
sekolah St. George di Eisenanch. Pada Spring 1501 Luther mengikuti matriculasi di
Universitas Erfurt ,
salah satu universitas yang tertua serta terpandang. Pendidikan ini telah
memberi bekal Luther untuk menguasai logika, etika, matematika, metafisika,
beberapa karya sastra, serta beberapa karya Aristoteles sebagaimana yang
diinterpretasikan ahli filsafat ternama dan abad XIV, William of Ockham.
Selama studi ini Luther senang sekali
berbicara cukup lama, tapi tetap menawan, hingga tepat bila memperoleh gelar
‘the philosopher’. Dia dikenal pula gemar meniup suling, serta pandai
berdendang, bernyanyi. Pada 1502 dia memperoleh B.A. dalam bidang seni, dan
berhasil meraih M.A. pada 1505 serta menduduki urutan ke 2 dan 17 kandidat yang
berhasil.
C.
Rahib.
Ayahnya yang relatif mampu,
bergembira sekali serta membelikan berbagai buku yang dibutuhkan ketika Luther
mulai belajar hukum. Kegembiraan ayahnya ini erat berkaitan dengan masa depan
Luther yang relatif terjamin bila dia berhasil menyelesaikan studi hukumnya.
Andaikan Luther lulus dalam studi hukum, kelak mudah baginya menduduki berbagai
jabatan tinggi di gereja, dan lebih-lebih lagi di bidang pemerintahan yang
memungkinkan seseorang cepat memperoleh kedudukan kunci. Hanya saja kegembiraan
Hans Luther nampaknya berusia pendek.
Tiba-tiba Luther merubah rencananya,
dan bercita-cita menjadi rahib serta memasuki ordo Agustinian di Erfurt. Dia
menjual semua buku yang telah dimiliki dan hanya menyisakan karya Virgil dan
Plautus, dan pada 17 Juli 1505 Luther secara mantap memasuki biara. Alasan
perubahan rencana tersebut nampaknya kurang jelas. Dalam Table Talk Luther
menyatakan bahwa pada 2 Juli 1505 dalam perjalanan pulang dan mengunjungi orang
tuanya, dekat dusun Stotternheim Luther diserang topan yang dahsyat.
D.
Reaksi Hans Luther
Sekalipun ayah Luther, Hans Luther,
dikenal relatif taat mengamalkan ajaran nasrani, tapi ia terpengaruh pula
suasana sekelilingnya. Berkat propaganda efisien yang dilancarkan para pengikut
Huss serta perbuatan tercela sebagian para pejabat gereja, telah membuat
ayahnya, benci atau setidaknya kurang bersahabat dengan mereka yang berkaitan
derigan gereja. Mudah dimengerti bila ayahnya saat menentang keras dan berusaha
sekuat tenaga menggagalkan rencana Luther untuk menjadi rahib.
E.
Agustinian dan Nomalis.
Ordo Agustinian pada saat itu setidaknya
memiliki lebih dari 2000 cabang. Mudah dimengerti bila Luther harus taat
melaksanakan peraturan yang cukup ketat. Di bawah mentor Johann van Staupit,
Luther berhasil menjadi rahib pada bulan September 1506, serta baru menjadi
pastor pada April 1507. Nampak sekali Luther berbakat sebagai seorang pastor
teladan. Dia dikenal sangat taat, sederhana dan tekun sekali belajar.
Benar-benar dia pasrah tanpa banyak membantah.
Secara baik Luther menguasai tulisan
Gabriel Biel, wafat 1495, yang dikenal sebagai seorang nominalis Tubingen .
Suatu saat Hans serta teman-temannya mengunjunginya, dan Luther memberikan
khutbah sejalan dengan karya Biel .
F.
Studi Teologi.
Sebagai seorang yang relatif
berbobot, Luther memperoleh kesempatan melanjutkan studi teologinya. Pada 1508
dia belajar di Universitas Witternberg (berdiri 1502) dengan sebagian dosen
pengajarnya adalah mereka yang menganut paham nominalis, yang mencoba
memperkecil paham rasionalis dalam scholastik. Scholastik merupakan aliran
teologi abad X yang mencoba memadukan wahyu dengan rasio. Gereja of All Saints
erat berkaitan dengan universitas Witternberg, dan keduanya banyak memperoleh
bantuan dari Frederick III the Wise (1463-1525). Pada Maret 1509 Luther
berhasil meraih B.A. dalam studi bibel, dan kembalj belajar di Erfurt untuk mendapatkan
gelar M.A.nya.
G.
Guru, Teman, dan Pelindung.
Johann Von Staupitz, yang merupakan
vicar general ordo Agustinian di Jerman, merupakan orang yang banyak turut
mempengaruhi Luther, baik sebagai guru, sebagai teman, maupun sebagai
pelindungnya.
Nampaknya Staupitz seorang yang cukup terlatih sebagai seorang Thomis (Realis),
serta dipengaruhi tradisi ordo Agustiniannya. Usahanya untuk menerapkan
disiplin secara utuh telah menimbulkan berbagai tantangan. Luther merupakan
salah seorang dari dua pastor yang dikirim Staupitz ke Roma, agar mereka yang
termasuk para penentang segera memperoleh tindakan.
H.
Krisis Awal.
Perjalanan ini mungkin terpanjang
selama hidup Luther. Kesungguhan serta kesederhanaan Luther selama ini agak
tergoncang melihat kehidupan para pastor di Roma, yang hidup penuh dengan
serba-serbi kemewahan duniawi. Dapat dipastikan permohonan tersebut tak memperoleh
tanggapan, Luther kembali pulang ke Jerman dengan penuh kekecewaan serta
menjadi pendukurig setia Staupitz. Staupitz yang mendorong Luther agar
melanjutkan studi dalam teologi serta memantapkan karier pendidikannya sebagai
dosen. Pada 19 Oktober 1512 Luther memperoleh gelar Doktor dalam teologi, yang
sangat penting baginya dalam melanjutkan karir berikutnya di universitas.
Akhirnya Luther menggantikan Staupitz sebagai profesor dalam teologi Bibel.
I.
Humanis ALKITAB.
Kemudian Luther memperoleh kesempatan
memberikan kuliah mengenai Psalms (1513-15), Romans (1515-16), Galatians (1516-17),
dan Hebrews (1517-18), semua ini menunjukkan makin kaya dan matangnya pemikiran
Luther. Mungkin erat berkaitan dengan bahan kuliah yang disajikan Luther, serta
berbagai penerbitan hasil karyanya, serta terutama sekali penerbitan terjemahan
Perjanjian Baru maupun Perjanjian Lama ke dalam bahasa Jerman menyebabkan
Luther memperoleh sebutan Biblical Humanist[4].
J.
Karier Berkembang.
Sejak 1511 Luther telah mulai
berkhutbah di biaranya, kemudian pada 1514 dia mulai berkhutbah di gereja
parish. Nampaknya dia termasuk salah seorang pengkhutbah yang baik, serta mampu
menyajikan Bibel agar dapat dilaksanakan dalam amal sehari-hari. Dalam ordonya
dia menjadi prior, dan pada bulan April 1515 Luther diangkat menjadi vicar
distrik, yang membawahi 11 biara lainnya, dengan demiklan dia telah cukup
terlatih rnenghadapi berbagai kebutuhan pengikut dan ordonya.
Dengan bantuan koleganya yang lebih
senior Karlstadt, dan rekannya yang Iebih muda, Philip Melanchthon, Luther
mengenalkan program baru di universitas Wittenberg .
Secara bertahap Luther berharap akan dapat menggeser Aristoteles dan scholastik
dengan humanisme bibel, yang menekankan pentingnya langsung menekuni Bibel,
dengan menggunakan bahasa Yunani, Yahudi, dan Latin yang telah diperbaharui.
Sayang program yang mulai dikenalkan pada Pebruari 1517 tidak memperoleh
tanggapan, sehingga kandas seakan tanpa bekas.
No comments:
Post a Comment