Monday, July 18, 2016

Biografi Singkat Martin Luther

A.      Keluarga.
Hans Luther pindah dari Mohra ke Eisleben, Thuringian Saxony. Di tempat inilah Margareth melahirkan Martin Luther pada 10 Nopember 1483. Oleh Hans, ayahnya, di pagi yang dinigin dan bias jadi hujan, Luther dibawa ke gereja St. Peter untuk dibaptis. Hans adalah seorang petani yang jenuh dengan tugasnya, karena hidupnya tidak banyak berubah kecuali makin bertambah rawan. Tiada berapa lama Hans pindah ke Mansfeld dan bekerja di tambang perunggu. Secara bertahap hidupnya makin bertambah makmur hingga bisa menyewa beberapa pendiangan serta berhasil menjadi councillor pada 1491.
B.       Pendidikan.
Pada masa kecilnya, Luther hidup dalam suasana penuh disiplin serta relatif suram. Kemudian dia bersekolah di sekolah Latin Mansfield (1492) serta sempat belajar selama setahun di Magdeburg (1497) yang dikelola Brethen of the Common Life, suatu organisasi yang sangat menekankan pentingnya studi Bibel dan pendidikan. Sempat pula Luther belajar di sekolah St. George di Eisenanch. Pada Spring 1501 Luther mengikuti matriculasi di Universitas Erfurt, salah satu universitas yang tertua serta terpandang. Pendidikan ini telah memberi bekal Luther untuk menguasai logika, etika, matematika, metafisika, beberapa karya sastra, serta beberapa karya Aristoteles sebagaimana yang diinterpretasikan ahli filsafat ternama dan abad XIV, William of Ockham.
Selama studi ini Luther senang sekali berbicara cukup lama, tapi tetap menawan, hingga tepat bila memperoleh gelar ‘the philosopher’. Dia dikenal pula gemar meniup suling, serta pandai berdendang, bernyanyi. Pada 1502 dia memperoleh B.A. dalam bidang seni, dan berhasil meraih M.A. pada 1505 serta menduduki urutan ke 2 dan 17 kandidat yang berhasil.
C.       Rahib.
Ayahnya yang relatif mampu, bergembira sekali serta membelikan berbagai buku yang dibutuhkan ketika Luther mulai belajar hukum. Kegembiraan ayahnya ini erat berkaitan dengan masa depan Luther yang relatif terjamin bila dia berhasil menyelesaikan studi hukumnya. Andaikan Luther lulus dalam studi hukum, kelak mudah baginya menduduki berbagai jabatan tinggi di gereja, dan lebih-lebih lagi di bidang pemerintahan yang memungkinkan seseorang cepat memperoleh kedudukan kunci. Hanya saja kegembiraan Hans Luther nampaknya berusia pendek.
Tiba-tiba Luther merubah rencananya, dan bercita-cita menjadi rahib serta memasuki ordo Agustinian di Erfurt. Dia menjual semua buku yang telah dimiliki dan hanya menyisakan karya Virgil dan Plautus, dan pada 17 Juli 1505 Luther secara mantap memasuki biara. Alasan perubahan rencana tersebut nampaknya kurang jelas. Dalam Table Talk Luther menyatakan bahwa pada 2 Juli 1505 dalam perjalanan pulang dan mengunjungi orang tuanya, dekat dusun Stotternheim Luther diserang topan yang dahsyat.
D.      Reaksi Hans Luther
Sekalipun ayah Luther, Hans Luther, dikenal relatif taat mengamalkan ajaran nasrani, tapi ia terpengaruh pula suasana sekelilingnya. Berkat propaganda efisien yang dilancarkan para pengikut Huss serta perbuatan tercela sebagian para pejabat gereja, telah membuat ayahnya, benci atau setidaknya kurang bersahabat dengan mereka yang berkaitan derigan gereja. Mudah dimengerti bila ayahnya saat menentang keras dan berusaha sekuat tenaga menggagalkan rencana Luther untuk menjadi rahib.
E.       Agustinian dan Nomalis.
Ordo Agustinian pada saat itu setidaknya memiliki lebih dari 2000 cabang. Mudah dimengerti bila Luther harus taat melaksanakan peraturan yang cukup ketat. Di bawah mentor Johann van Staupit, Luther berhasil menjadi rahib pada bulan September 1506, serta baru menjadi pastor pada April 1507. Nampak sekali Luther berbakat sebagai seorang pastor teladan. Dia dikenal sangat taat, sederhana dan tekun sekali belajar. Benar-benar dia pasrah tanpa banyak membantah.
Secara baik Luther menguasai tulisan Gabriel Biel, wafat 1495, yang dikenal sebagai seorang nominalis Tubingen. Suatu saat Hans serta teman-temannya mengunjunginya, dan Luther memberikan khutbah sejalan dengan karya Biel.
F.        Studi Teologi.
Sebagai seorang yang relatif berbobot, Luther memperoleh kesempatan melanjutkan studi teologinya. Pada 1508 dia belajar di Universitas Witternberg (berdiri 1502) dengan sebagian dosen pengajarnya adalah mereka yang menganut paham nominalis, yang mencoba memperkecil paham rasionalis dalam scholastik. Scholastik merupakan aliran teologi abad X yang mencoba memadukan wahyu dengan rasio. Gereja of All Saints erat berkaitan dengan universitas Witternberg, dan keduanya banyak memperoleh bantuan dari Frederick III the Wise (1463-1525). Pada Maret 1509 Luther berhasil meraih B.A. dalam studi bibel, dan kembalj belajar di Erfurt untuk mendapatkan gelar M.A.nya.
G.      Guru, Teman, dan Pelindung.
Johann Von Staupitz, yang merupakan vicar general ordo Agustinian di Jerman, merupakan orang yang banyak turut mempengaruhi Luther, baik sebagai guru, sebagai teman, maupun sebagai pelindungnya. Nampaknya Staupitz seorang yang cukup terlatih sebagai seorang Thomis (Realis), serta dipengaruhi tradisi ordo Agustiniannya. Usahanya untuk menerapkan disiplin secara utuh telah menimbulkan berbagai tantangan. Luther merupakan salah seorang dari dua pastor yang dikirim Staupitz ke Roma, agar mereka yang termasuk para penentang segera memperoleh tindakan.
H.      Krisis Awal.
Perjalanan ini mungkin terpanjang selama hidup Luther. Kesungguhan serta kesederhanaan Luther selama ini agak tergoncang melihat kehidupan para pastor di Roma, yang hidup penuh dengan serba-serbi kemewahan duniawi. Dapat dipastikan permohonan tersebut tak memperoleh tanggapan, Luther kembali pulang ke Jerman dengan penuh kekecewaan serta menjadi pendukurig setia Staupitz. Staupitz yang mendorong Luther agar melanjutkan studi dalam teologi serta memantapkan karier pendidikannya sebagai dosen. Pada 19 Oktober 1512 Luther memperoleh gelar Doktor dalam teologi, yang sangat penting baginya dalam melanjutkan karir berikutnya di universitas. Akhirnya Luther menggantikan Staupitz sebagai profesor dalam teologi Bibel.
I.         Humanis ALKITAB.
Kemudian Luther memperoleh kesempatan memberikan kuliah mengenai Psalms (1513-15), Romans (1515-16), Galatians (1516-17), dan Hebrews (1517-18), semua ini menunjukkan makin kaya dan matangnya pemikiran Luther. Mungkin erat berkaitan dengan bahan kuliah yang disajikan Luther, serta berbagai penerbitan hasil karyanya, serta terutama sekali penerbitan terjemahan Perjanjian Baru maupun Perjanjian Lama ke dalam bahasa Jerman menyebabkan Luther memperoleh sebutan Biblical Humanist[4].

J.         Karier Berkembang.
Sejak 1511 Luther telah mulai berkhutbah di biaranya, kemudian pada 1514 dia mulai berkhutbah di gereja parish. Nampaknya dia termasuk salah seorang pengkhutbah yang baik, serta mampu menyajikan Bibel agar dapat dilaksanakan dalam amal sehari-hari. Dalam ordonya dia menjadi prior, dan pada bulan April 1515 Luther diangkat menjadi vicar distrik, yang membawahi 11 biara lainnya, dengan demiklan dia telah cukup terlatih rnenghadapi berbagai kebutuhan pengikut dan ordonya.
Dengan bantuan koleganya yang lebih senior Karlstadt, dan rekannya yang Iebih muda, Philip Melanchthon, Luther mengenalkan program baru di universitas Wittenberg. Secara bertahap Luther berharap akan dapat menggeser Aristoteles dan scholastik dengan humanisme bibel, yang menekankan pentingnya langsung menekuni Bibel, dengan menggunakan bahasa Yunani, Yahudi, dan Latin yang telah diperbaharui. Sayang program yang mulai dikenalkan pada Pebruari 1517 tidak memperoleh tanggapan, sehingga kandas seakan tanpa bekas.

No comments:

Post a Comment