Friday, December 2, 2016

Filsafat analitik dan persoalan-persoalan tentang pengetahuan.

Filsafat analitik disini diasumsikan tentang bagaimana menempatkan bahasa atau linguistik pada tataran ilmu filsafat. Jadi dapat dinyatakan bahwa filsafat analitik berhubungan erat dengan bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang menjadi modal seseorang dalam berkomunikasi. Dalam tulisan singkat ini kelompok kami akan menciba sedikit untuk memaparkan filsafat analitik dalam konteksnya sebagai ilmu bahasa.

                Dalam beberapa darsawarsa ini ada beberapa filsafat yang menaruh perhatian besar terhadap filsafat, khususnya terhadap masalah-masalah linguistic atau bahasa. Para fisosof tersebut antara lain Ludwig Wittgenstein dan A. J. Ayer. Kedua filosof ini mempunyai pengaruh yang besar dank arena mereka mempunyai pengaruh yang besar dan mereka telah menyajikan filsafat mereka secara sistematik dan juga karena mereka member gambaran tentang peralihan pandangan yang terjadi pada tahun-tahun terakhir ini.
Ludwig Wittgenstein (1889-1951), dilahirkan di Wina, belajar di Austria dan Cambrige University Inggris. Ia menghasilkan dua sistem pemikiran yang orisinal yaitu :
·         Tractatus, suatu karangan pendek yang diterbitkan pada tahun 1922. Tractatus ini merupakan uraian tentang kondisi dimana bahasa mempunyai arti serta dapat memiliki kebenaran. Kalimat yang berarti adalah gambaran tentang keadaan, suatu proposisi adalah gambaran tentang realitas. Akan tetapi dalam tiap-tiap gambaran harus ada hubungan satu dengan yang lain, antara gambaran dan keadaan yang dilukiskan.
·         Philosophical Investiggations, yang diterbitkan pada tahun 1953. Dalam karangan keduanya ini lebih menitikberatkan pada permainan bahasa serta problema linguistik.
Afred Jules Ayer (1910), sempat belajar di University of Vienna untuk mempelajari logical positivism setelah kembali ke Oxford sebagai dosen. Ia menerbitkan buku Language Truth and Logic (1936). Buku itu sangat besar pengaruhnya karena karangan Ayer ini membahas sekitaran masalah-masalah logika, arti keadaan mental, ide tentang person dan sebagainya.
Pada dasarnya persoalan bahasa dan filsafat mencakup beberapa hal. Berikut akan mulai dijelaskan secara singkat korelasi antara keduanya :
·         Terdapat banyak filosof kontemporer yang melihat penyelidikan tentang arti serta prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan bahasa sebagai problema pokok dari filsfat.
·         Kemampuan untuk memakai bahasa membedakan manusia dari binatang. Bahasa merupakan kendaraan untuk pengetahuan dan kemerdekaan.
·         Peradaban maju dengan memakai bahasa tertulis. Bahasa memberikan sarana untuk mengalihkan pengetahuan dari masa lalu ke masa yang akan datang.
·         Bahasa mempunyai bermacam-macam fungsi, yaitu kognitif, ekspresif, evokasit, imperative dan seremonial.
·         Walaupun kebanyakan orang menganggap bahwa bahasa sedang merefleksikan dunia kita, bahasa juga mempengaruhi pengamanan kita.
·         Banyak filosof yang beranggapan bahwa problema manusia disebabkan oleh kesulitan komunikasi dan kesulitan komunikasi itu disebabkan oleh kekaburan bentuk dan penggunaan bahasa.
Filsafat analitik dan soal-soal pengetahuan meliputi beberapa hal, yakni :
·         Ludwig Wittgenstein, seorang filosof analitik tidak percaya terhadap bahasa sehari-hari dan mengusulkan bahasa buatan yang ideal seperti logika simbolis. Ia berpendapat bahwa bahasa buatan akan lebih memberikan kejelasan dan ketepatan.
·         A. J. Ayer menggabungkan antara analisa filosofis dengan logical positivism. Bagi Ayer suatu pernyataan hanya akan berarti jika bersifat analitik atau dapat diverifikasikan secara empiris. Filsafat harus membatasi diri kepada penjelasan dan analisa. Ia mengekspresikan definisi. Pernyataan-pernyataan meafisika, teologi dan etika tidak mempunyai arti dan tidak member pengetahuan.

·         Filosof-filosof analitik mengganggap bahwa tugas filsafat adalah analisa logis terhadap bahasa, khususnya bahasa sains.

No comments:

Post a Comment